Interpretasi Religi Lirik Lagu Pamer Bojo

Screenshot 20210512 122458 Word

Lagu kerap menjadi teman manusia dalam keseharian. Mayoritas orang merasakan, hidup tanpa musik itu serasa hampa atau sunyi.

Lagu dapat mengaduk perasaan para pendengarnya. Lagu dengan lirik sedih akan membuat seseorang menangis,  dan lagu dengan irama bergairah akan membuat seseorang bersemangat. Lagu mampu menghipnotis perasaan manusia.

Lirik lagu boleh jadi merupakan pengalaman para penulis lagu, juga ekspresi rasa mereka. Dalam mengekspresikan pengalamannya, pencipta lagu mengolah kata-kata agar memiliki daya tarik dan kekhasan.

Satu di antara para pencipta lagu yang khas adalah almarhum Didi Kempot.  Lagu-lagu yang ia ciptaan pada tahun 90-an meledak lagi pada 2016 dan terus bertahan hingga ia meninggal dunia.

Penyuka campursari generasi lawas tentu tidak asing lagi dengan Didi Kempot.  Namun anak-anak muda masa kini baru tahu pada lima tahun terakhir.  Maka itu Didi Kempot disebut-sebut sebagai “the biggest comeback of the year” pada 2016.

Saya mau menyoroti lagu Pamer Bojo ciptaan Didi Kempot yang membekas dalam benak para pendengarnya. Para pengamen sering menyanyikannya. Penyanyi Tiara Andini, Isyana Sarasvati, dan Nella Kharisma pun melantunkannya.

Saya mencerna lirik lagu itu. Bagaimana jika lirik lagu tersebut bukan hanya suara hati seseorang pada pasangan hidup, namun juga suara Tuhan? Bolehlah.

Baca juga:  Dangdut dan Lagu Arab: Fenomena Syiiran dan Latar Musik di Media Sosial

Koyo ngene rasane wong nandang kangen

Seperti ini rasanya memendam rindu. Tuhan merindukan umatnya agar mau bertemu karena terlalu sibuknya manusia dengan dunianya sendiri.

Rino wengi atiku rasane peteng

Setiap malam hatiku rasanya gelap. Kegelapan merupakan hal yang paling menyedihkan dan tidak ada harapan.

Tansah kelingan kepingin nyawang

Selalu teringat dan ingin melihat. Sejauh ini hubungan manusia dengan Tuhan bahkan disaat manusia (dulu) suka dan berjuang dan selalu berdoa sekarang Tuhan hanya bisa mengingat dan sangat ingin memandang wajah manusia kembali.

Sedelo wae uwis emoh tenan

Sebentar saja sudah tidak mau. Terlalu sibuknya manusia sehingga hanya menyempatkan sebentar saja sudah tidak mau untuk bertemu dengan Tuhan.

Cidro janji tegane kowe ngapusi

Janjimu selalu diingkari. Ketika manusia membutuhkan Tuhan akan selalu berjanji dan akan selalu kembali bahkan ingin memperdalam hubungannya dengan Tuhan namun ketika sudah mendapat kebutuhannya, semua itu hanya kebohongan belaka dan manusia tega melakukan itu kepada Tuhan.

Nganti seprene suwene aku ngenteni

Sampai selama ini aku menunggu. Waktu telah berlalu dan Tuhan selalu menunggu kembalinya manusia untuk bertemu dengan-Nya

Nangis batinku nggrantes uripku

Baca juga:  Sutardji Calzoum Bachri, Presiden Penyair Abadi

Menangis batinku menyedihkan hidup ini. Tuhan bersedih jika manusia tidak ingin bertemu dengan-Nya lagi

Teles kebes netes eluh neng dadaku

Basah kuyup menetes air mata di dada.  Air mata jatuh menetes tanda kerinduan Tuhan kepada manusia.

Dudu klambi anyar sing neng njero lemariku

Bukan baju baru yang didalam lemariku. Bukan kehidupan baru yang diberikan oleh Tuhan atau maksudnya menyerahkan hidup kita kembali ke jalan Tuhan.

Nanging bojo anyar sing mbok pamerke neng aku

Tapi pasangan baru yang diperlihatkan kepadaku. Pasangan merupakan hal yang dicintai, bukan mengenai manusia melainkan manusia sudah mencintai keduniaan ini. Manusia memamerkan kekayaannya yang dicintai kepada Tuhan sehingga mereka lupa akan penyertaan Tuhan.

Dudu wangi mawar sing tak sawang neng mripatku

Bukan bau wangi mawar yang dilihat mataku. Bukan bau harum yang dilihat Tuhan.

Nanging kowe lali nglarani wong koyo aku

Tapi kamu lupa membuat sakit aku. Seringkali manusia melupakan Tuhan bahkan melukai hatinya dengan mengejar nafsu dunia.

Nengopo seneng aku yen mung gawe laraku

Mengapa kesukaanmu membuat sakit hatiku. Kejadian ini tidak hanya terjadi satu kali melainkan sering sehingga membuat hati Tuhan sakit

Baca juga:  Sajak Perspektif Al-Ghazali (3): Antara Lagu Melankolis dan Euforia

Pamer bojo anyar neng ngarepku

Melihatkan pasangan baru dihadapanku. Memperlihatkan berhala yang baru kepada Tuhan bahkan yang manusia sembah. Pasangan bisa berarti hal-hal duniawi.

Lirik lagu tersebut membekas dalam kehidupan saya ketika menjauh dengan Tuhan. Terlalu sering kita meninggalkan Tuhan dan lebih memilih untuk mengejar nafsu dunia hingga kita sembah dan kita cintai.

Namun hal itu malahan membuat kita lupa akan pemyertaan Tuhan dan meninggalkan Tuhan bahkan bertemu untuk sebenetar saja sudah tidak mau. Ini interpretasi saya sendiri,  ketika mendengarkan lagu itu.  Dasarnya saya juga belum punya istri.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
2
Terinspirasi
4
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top