Sedang Membaca
Tumbuhan dalam Alquran

Peneliti di Research Center for Biology, Indonesian Institute of Scienties

Tumbuhan dalam Alquran

Mohammad Iqtedar Husain Farooqi dalam Plant of the Qur’an membahas ayat-ayat dalam Alquran yang menyebut tumbuhan. Ada 33 ayat yang menyebut tumbuhan dan bagian dari tumbuhan, seperti daun, buah, sayuran dan sistem pertanian.

Hossain et al (2016) dalam artikel yang berjudul “A Secondary Research on Medicinal Plants Mentioned in the Holy Qur’an”. Journal of Medicinal Plants, Volume 15, No. 59, pp 81-97 mengatakan bahwa teridentifikasi terdapat 46 surah  dan 121 ayat yang menyebut tumbuhan.

Dari total surat ada 18 surah dan 74 ayat yang dikelurkan dari pembahasan karena nama-nama tanaman tertentu tidak disebutkan dan/atau tanaman tidak tersedia di bumi.

Akhirnya, diperoleh 28 surah dan 47 ayat yang menyebutkan nama tanaman tertentu yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Menurutnya, temuannya total ada 27 spesies tanaman obat yang dimiliki oleh 22 genera dari 18 keluarga kerajaan tumbuhan.

Baca juga:

Alquran dalam menyebut tumbuhan dari tumbuhan yang tinggi menjulang sampai dengan tumbuhan yang rendah. Tumbuhan yang liar dan tumbuhan budidaya. Tumbuhan yang menghasilkan buah yang lezat dan tumbuhan tidak menghasilkan buah.

Bahkan, selama ini jika kita memahami kata “manna” dalam Alquran (surah Al-Baqoroh ayat 57, surah Al-A’raf ayat 160, dan surah Thaha ayat 80) sebagai salah satu makanan syurga. Farooqi mengidentifikasi bahwa manna adalah “Alhagi mourorum Medic” dari keluarga Leguminosae dan/atau Tamarix mannifera dari keluarga “Tamaricaceae”. Sedangkan “Salwa” diartikan dengan “burung puyuh”.

Baca juga:  Binatang dalam Alquran

“Manna” dalam bahasa Arab dideskripsikan sebagai embun madu ditemukan/diendapkan pada sela-sela pohon-pohon tertentu dan dikumpulkan pagi-pagi. Memang sangat jarang yang berani menunjuk dengan jelas “manna” ini sebagai tumbuhan apa, walaupun dalam kehidupan sehari-hari juga sering disebut. Ada indikasi bahwa “manna” disebut dengan “Turanjabin”.

Salah seorang ilmuwan muslim, Al-Biruni (973 M-1050 M) mengkaitkan bahwa Turanjabin adalah produk dari tanaman yang dikenal sebagai “al-Haj” dalam bahasa Arab-yang dinyatakan sebagai Manna yang disebut Alquran. Menurut Al-Biruni, di tumbuhan ini hidup beberapa serangga kecil yang turut berperan dalam memproduksi Manna. Kata Turanjabin itu sendiri adalah bentuk arabisasi dari kata persia “tar-angbin”. Tar berarti segar dan angbin berarti madu.

Dari identisikasi penamaan yang digunakan oleh masyarakat Arab dan tumbuhan-tumbuhan yang ada dan pernah ada di Gunung Sinai, maka secara biologi dapat diidentifikasi bahwa yang dimaksud oleh Alquran sebagai “manna” adalah Tamarix mannifera dan Alhagi maourorum.

Selain “manna” tumbuhan yang disebut dalam Alquran dan biasa dimanfaatkan sebagai jamu, bumbu dapur dan minuman oleh masyarakat Indonesia adalah Jahe. Tumbuhan ini dalam bahasa latin dikenal dengan nama Zingiber officinale, sedangkan dalam Alquran disebut dengan Zanjabil.

Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah zanjabil (Jahe).(Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.( Q.S. Al- Insan : 17 – 18 ).

Baca juga:  Surah Al-Ikhlas dan Keutamaannya

Sampai saat ini belum ada kesepakatan dan masih dalam perdebatan di antara para ilmuwan taksonomi mengenai origin atau asal mula tumbuhan itu berasal secara evolusi. Tetapi yang jelas tumbuhan ini tersebar luas, termasuk di Indonesia. Jahe atau Zingiber officinale merupakan family dari Zingeberaceae, family tumbuhan ini memiliki 50an marga dengan 1500 jenis. Dari jumlah tersebut, 500an jenis ada di Indonesia.

Bagi masyarakat Indonesia, tumbuhan ini sangat merakyat. Oleh masyarakat Indonesia, tumbuhan ini digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional, pewarna alami, ornamental, sumber serap atau pati, minuman, kosmetik dan ritual tradisional.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
4
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (1)

Komentari

Scroll To Top