Sedang Membaca
Mengapa Imam Salat di Kampung Suka Baca Surah al-Kafirun?
M. Ishom el-Saha
Penulis Kolom

Dosen di Unusia, Jakarta. Menyelesaikan Alquran di Pesantren Krapyak Jogjakarta dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Mengapa Imam Salat di Kampung Suka Baca Surah al-Kafirun?

Para imam di masjid-masjid kampung umumnya punya surat andalan sewaktu memimpin salat berjamaah: Magrib. Untuk rakaat pertama bacaannya surah al-Kafirun dan rakaat kedua bacaannya surah al-Ikhlas.

Kebiasaan membaca surah andalan ini ternyata bukan karena mereka tidak punya hapalan surat lain. Bahkan tak sedikit mereka yang hafal Alquran, tapi yang mereka baca hanya surat-surat itu. Kenapa mereka membaca dua surah itu?

Ada dua jawaban. Pertama, mengamalkan hadis Rasulullah: “Jika salah satu di antara kalian menjadi imam maka hendaknya meringankan bacaan dan gerakan karena dalam jamaahnya ada anak kecil, orang tua, orang yang memiliki keperluan. Namun jika salat sendirian maka lakukan sekuasa kalian” (Mutafaq alaihi). Membaca surah al-Kafirun dan al-Ikhlas bertujuan meringankan bacaan salat berjamaah.

Kedua, untuk merekonstruksi iman dan Islam. Seseorang ketika membaca surah al-Kafirun hakekatnya sedang melakukan evaluasi diri, bukan melaknat orang lain yang tak seakidah. Dari evaluasi diri ini diharapkan sifat-sifat tertutup, congkak, ingkar, dan lain-lain. yang menunjukkan sifat kufur (ingkar) dapat diperbaiki secara bertahap. Cara memperbaikinya dengan cara mengingatkan diri melalui bacaan surah al-Ikhlas.

Bacaan surah al-Kafirun dan surah al-Ikhlas dapat diibaratkan seperti pembaruan sistem aplikasi seorang muslim. Imam spesialis bacaan surah al-Kafirun dan surah al-Ikhlas berperan sebagai aplikator yang bekerja memperbaiki perangkat khusus orang Islam yang tak berfungsi maksimal.

Baca juga:

Baca juga:  Kita Semua (Jangan-jangan) Kafir Juga

Apa perangkat khusus orang Islam itu?

“Islam” yang disebut dalam Alquran sebanyak delapan kali dalam arti agama identik dengan komunitas khusus. Yakni komunitas muslim yang memiliki perangkat dan sistem khusus pula yang dibangun lewat jejaring “salam” yang berarti penghormatan dan keselamatan.

Untuk membuktikan hal itu, perhatikan ayat-ayat berikut ini: Q.S. Yunus: 9-10, salam adalah penghormatan buat orang-orang yang saleh;

Alquran surah al-Ahzab ayat 56: salam merupakan bentuk penghormatan ummat kepada nabi yang dijunjungnya. Alquran surah an-Nuur ayat 61: salam adalah penghormatan antara seseorang kepada sahabatnya. Alquran surah an-Nuur ayat 27: salam merupakan penghormatan kepada tuan rumahnya. Dalam Alquran surah as-Shaffat: salam diulang beberapa kali sebagai penghormatan kepada para rasul.

Dengan demikian, perangkat Islam adalah model jejaring yang menginduksikan rasa hormat dan menyebarluarkan keselamatan kepada umat manusia.

Imam di masjid-masjid kampung spesialis bacaan surah al-Kafirun ketika membaca qul ya ayyuhal kafirun bukanlah bertujuan menyinggung non-muslim. Toh yang berjamaah semuanya orang Islam. Tetapi surah al-Kafirun selalu dibaca tiap rakaat pertama sekedar untuk mengingatkan; apa di antara yang salat sudah tertanam rasa hormat-menghormati?

Jika belum, imam di masjid kampung itu mengingatkan dengan bacaan surah al-Ikhlas, agar semua menyadari bahwa hidup tidak boleh egois. Manusia tidak bisa hidup sendiri sebab manusia bukan Tuhan.

Sebagai umat beragama manusia harus hormat kepada Tuhannya dan para rasul perantara-Nya. Sebagai makhluk sosial manusia harus saling menghormati antar sesama umat manusia.

Imam di mesjid kampung itu telah menggugah kesadaran kaumnya agar semua yang mengaku muslim dapat menjadi pribadi yang salim. Yaitu pribadi yang selalu melakukan penghematan kepada Tuhan dan siapa saja agar terajut rasa aman, nyaman, dan sentosa sesuai ajaran Islam rahmatan lil alamin.

Baca juga:  Gus Dur Kanak-Kanak Tumbuh dengan Buku

Imam masjid di kampung berperan laksana orangtua yang mengajarkan kepada anak-anaknya: Ayooo Nak! Saliiim… (Salami orang-orang yang ditemui). Bukankah kita juga begitu ngajari anak-anak sewaktu ketemu orang? Kamu lupa ya….?!!!

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
2
Senang
2
Terhibur
2
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top