Sedang Membaca
Ahlam Mustaghanami, di antara Cinta dan Revolusi

Dosen di UNU Jakarta. Selain itu, menulis buku dan menerjemah

Ahlam Mustaghanami, di antara Cinta dan Revolusi

Ahlam Mustaghanami, di antara Cinta dan Revolusi

Dzakirah al-Jasad; Cinta, Revolusi, dan Potret Getir Aljazair

Di antara ketiga novel Mustaghanami, Dzakirah al-Jasad adalah yang paling banyak menuai perhatian jagat susastra Arab. Novel tersebut menyabet tiga penghargaan sastra bergengsi di Arab, yaitu Nour Award, Naguib Mahfouz Medal, dan Malik Haddad Medal. Pada 2005, Dzâkirah al-Jasad mengalami cetakan untuk ke-21 kalinya, dengan angka penjualan yang lebih dari 140.000 eksemplar.

Dzakirah al-Jasad dihadiahkan untuk mendiang ayahnya, Muhammad al-Syarif, juga untuk bapak sastrawan Aljazair Malik Haddad—yang dijulukinya sebagai Martir Bahasa Arab (Syahid al-Lughah al-‘Arabiyyah). Lewat Dzakirah al-Jasad, Mustaghanami hendak mengetengahkan potret masyarakat Aljazair pasca kolonial.

Novel tersebut tidak sekadar memberikan fakta mengenai kerusakan negara dan karakter masyarakat Aljazair akibat penjajahan Prancis, tetapi juga masalah Aljazair yang sebenarnya; semacam gejala kegamangan dalam segala lini kehidupan; aspek sosial, budaya, tradisi, bahasa; semua hal yang menyangkut identitas.

Kesemua cerita tersebut dinarasikan melalui tokoh bernama Khaled, lelaki muda yang berasal dari kota pesisir Constantine dan terlibat peristiwa revolusi Aljazair. Khaled bergabung bersama kelompok gerakan kemerdekaan pimpinan Si Thahir. Dengan sangat dramatis, Mustaghanami mendedahkan intrik dan pernik revolusi Aljazair, sehingga getar revolusi yang terjadi lima puluh tahun silam seakan terasa demikian kuat dalam Dzakirah al-Jasad.

Mustaghanami membalut semua cerita di atas dengan romantika cinta yang berliku-liku. Khaled mempunyai kekasih bernama Hayat. Ia digambarkan sebagai sosok perempuan Aljazair yang memegang teguh identitasnya sebagai seorang Arab, tanpa harus gagap oleh arus kemodernan Perancis yang datang ke negerinya dengan sangat deras. Kisah cinta Khaled dan Hayat dipaparkan oleh Mustaghanami dengan melankolis, dan diungkapkan dengan teramat puitis.

Baca juga:  “Nabi Muhammad Bercukur”: Sebuah Tembang Kerinduan dari Nusantara

Maka Dzakirah al-Jasad adalah rangkaian cerita cinta yang dramatis, kisah revolusi yang menggetarkan, dengan latar kota pesisir Constantine yang eksotik, juga potret negeri Aljazair yang terbelah getir.

Katalog Buku Alif.ID
Halaman: 1 2 3 4
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top