Sedang Membaca
Hikmah atawa Nasehat Imam Syafi’i

Peminat masalah sosial, tinggal di Yogyakarta

Hikmah atawa Nasehat Imam Syafi’i

Fb Img 1600447527864

Di bawah ini tujuh nasehat dari seorang yang sangat populer sebagai pendiri mazhab dalam fikih: Imam Syafi’i. Selain sebagai yuris Islam, kita mengenal beliau juga seorang sastrawan.

Saya memilih dan menyalin dari
dari buku Imam Syafi’i Bersyair, terjemahan Abdul Wahid Sy. (Hikmah, 2001) atas Diwan Al-Syafi’i Abi Abdillah Muhammad ibn Idris Al-Syafi’i, editor M. Afif Al-Za’by (Dar Al-Jayl, 1974)

JAUHILAH PINTU RAJA

Di mana pun seorang raja berada, janganlah bernaung di pintunya. Apa yang kau inginkan dari seorang raja? Bila sang raja marah, ia akan mengejarmu, dan bila hatinya lega, ia akan merasa bosan kepadamu.

Berlindunglah hanya kepada Allah dan jauhi pintu para raja. Sesungguhnya berdiri di pintu seorang raja merupakan suatu kehinaan.

ILMU MEMBAWA KEMULIAAN

Aku melihat bahwa pemilik ilmu itu akan mulia, meskipun ia dilahirkan di tengah keluarga buta huruf. Ilmu selalu dapat mengangkat derajat pemiliknya sehingga semua orang mulia menghormatinya. Mereka akan mematuhi kata-kata sang pemilik ilmu, dan tanpa ilmu tak akan dikenal halal-haram.

KESUNGGUHAN

Manakala engkau mendengar cerita tentang tongkat milik kakek-kakek menjadi pohon dan berbuah, percayalah!

Manakala engkau mendengar cerita tentang seorang nenek tewas ketika hendak minum kemudian tenggelam di kedalaman sungai, buktikanlah!

Baca juga:  Kapan Kita Harus Berhenti Berdo’a?

Jika kekayaan dapat dicapai melalui berangan-angan, maka akan kautemukan aku bergantung di tengah taburan bintang yang gemerlapan.

Tapi ingatlah! Orang yang diberi derajat mulia, tak mungkin diberi harta melimpah. Karena ilmu dan harta tak mungkin jalan bersama.

KERJAKANLAH SESUATU YANG KAU MAMPU

Jika kulitmu gatal, garuklah dengan kukumu sendiri. Karena itu berarti engkau telah menyelesaikan tugasmu sendiri.

Jika engkau bercita-cita, gapailah cita-citamu itu dengan segenap kemampuanmu.

ORANG-ORANG
BERBUDI LUHUR

Aku hidup di tengah-tengah orang bodoh yang tidak menghargai orang beradab. Mereka menilai bahwa kepala sama dengan ekor. Manusia memang dikumpulkan oleh rasa kebersamaannya. Tetapi di antara mereka ada perbedaan dari segi akal, adab dan harga diri. Seperti halnya emas yang kemilau dibedakan dengan benda lainnya karena warna kuningnya. Jika batang cendana tidak memiliki bau yang harum, maka bagaimana mungkin manusia dapat membedakannya dengan kayu bakar.

MENCINTAI SESEORANG

Semua orang menyenangi wanita, tetapi mereka berkata,”Mencintai wanita adalah awal sebuah derita.” Bukan wanita membuat derita, tetapi mencintai wanita yang tidak mencintaimulah yang akan menciptakan derita bagimu.

AKU TAK PEDULI

Cukuplah Engkau sebagai pelindungku karena padaMu terkandung pelindung hatiku.

Aku tak peduli kapan pun cintaMu tiba. Selamanya tak ada yang menghalangi kedatangan cintaMu kepadaku.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top