Sedang Membaca
Pertalian Bahasa Arab dan Persia
Afifah Ahmad
Penulis Kolom

Afifah Ahmad: Penyuka traveling, penulis buku "The Road to Persia" dan anggota Gusdurian Teheran.

Pertalian Bahasa Arab dan Persia

Ketika saya beberapa kali memosting tugas karangan anak saya dalam bahasa Persia, ada teman-teman yang berkomentar: “Wah anaknya pinter bahasa Arab, ya Mbak”. Sedangkan, yang tahu anak saya belajar dengan pengantar bahasa Persia, lain lagi komennya: “Oh..itu bahasa Persia! Kok sama dengan Arab gundul ya?”

Bahkan, ada juga yang cukup jeli mengamati: “Apakah bahasa Persia mendapat pengaruh dari bahasa Arab?” Pertanyaan terakhir membuat saya tergelitik untuk menulis artikel ini.

Secara sepintas, penulisan bahasa Arab dan Persia memang seolah sama, tetapi jika diamati lebih lanjut, ada beberapa tambahan huruf yang tidak ada dalam bahasa Arab, seperti پ، چ، ژ، گ. Kalau diperhatikan, malah lebih dekat dengan penulisan Arab Pegon dalam tradisi pesantren Jawa, sedangkan dalam tradisi budaya Malaysia disebut Khat Jawi.

Para peneliti seperti SQ. Fatimi, dalam Islam Comes to Malaysia menyebut Khat Jawi bukan dinisbatkan kepada pulau Jawa tapi kepada Jawani Kurdi, penyusun khat ini yang datang dari wilayah barat Iran ke Pasai sekitar abad kesepuluh Masehi.

Pengucapan bahasa Persia juga jauh berbeda dengan bahasa Arab. Jika Anda seorang yang fasih berbahasa Arab, Anda akan tetap kesulitan mengeja papan reklame di jalan-jalan Tehran, apalagi jika mencoba berkomunikasi dengan masyarakat lokal Iran. Karena pada dasarnya, bahasa Arab dan Persia memang dua bahasa yang barasal dari akar yang berbeda.

Baca juga:  Ketika Abu Hatim al-Sijistani Dituduh Menistakan Agama

Tetapi, jika meminjam disiplin comparative literature, rasanya tidak ada sebuah bahasa yang berdiri sendiri tanpa mendapat pengaruh dari bahasa-bahasa lainnya. Apalagi, bagi bangsa Arab dan Persia yang sejak dulu memang memiliki kedekatan secara geografis maupun idiologis.

Baru setelah kedatangan Imperialis, dua bangsa ini seolah diposisikan saling berhadapan sampai sekarang. Untungnya, dalam ruang budaya, selalu ada irisan yang terus bisa digali, salah satunya adalah bahasa.

Berbeda dengan anggapan sebagian orang yang menyebutkan hanya bahasa Arab yang memiliki pengaruh terhadap bahasa Persia.

Kenyataannya, pengaruh ini bersifat dua arah. Jurji Zaydan atau Georgie Zeidan, sastrawan asal Libanon, menelusuri pengaruh bahasa Persia dalam kesustraan Arab klasik. Beberapa kalimat bahasa Arab diyakini diserap dari bahasa Persia. Seperti kata: بستان، نرجس، قیروان، قهرمان، تاج . Penyerapan ini, dipengaruhi oleh penerjamahan beberapa karya sastra Persia semisal Shahname Ferdowsi, divan-e Hafez, Golestan-e Sadi, Rostam va Esfandiyar dan sebagainya. Emam Shostari, bahkan menyebutkan, ada sekitar 3000 kata Persia yang terserap dalam bahasa Arab.

Lalu bagaimana pengaruh bahasa Arab terhadap Persia? Tentu sangat jelas sekali. Bersamaan dengan masuknya Islam ke tanah Persia, bahasa Arab pelan-pelan merembas ke dalam berbagai literatur Persia.

Puncaknya adalah masa keemasan Islam sampai akhir abad pertengahan. Banyak para intelektual muslim Persia melanjutkan studi ke kota Baghdad yang saat itu menjadi kiblat pengetahuan. Salah satu yang cukup dikenal, pakar bahasa Arab bernama Sibawaih asal Shiraz yang banyak berjasa dalam menyusun tata bahasa Arab.

Baca juga:  Berkata Kotor dan Menyakitkan Menurut Al-Qur'an

Dalam kesusatraan Persia, ada banyak buku kumpulan syair Persia klasik yang mendapat pengaruh kuat bahasa Arab seperti: Golestan Saadi, Matsnawi dan Divan-e Shams Rumi, Divan-e Hafez dan sebagainya. Meskipun karya-karya di atas berbahasa asli Persia, tetapi banyak disisipi teks bahasa Arab. Tidak mudah memahami isi teks tersebut tanpa mengerti bahasa Arab.

Temuan Ali Ceraghi, secara lebih detail menggambarkan sesuatu yang menarik. Pada sepuluh puisi pertama Divan Hafez, yang kurang lebih terdiri dari 78 bait, terdapat 322 kata bahasa Arab. Begitu juga pada sepuluh puisi di buku Divan-e Shams Rumi, yang berisi 119 bait, terdapat 421 kata bahasa Arab. Pada 100 baris pertama buku Golestan Saadi, terdapat 372 kata bahasa Arab. Bahkan, menurut Taufik Subhani, Ferdowsi yang dikenal cukup ketat mengawal bahasa Persia saja, dalam bukunya Shahname menggunakan 706 kata bahasa Arab tanpa pengulangan.

Farideh Razi, dalam kamus Bahasa Arab-Persia modern mencatat, setidaknya ada sekitar 7000 kata-kata bahasa Arab yang teserap ke dalam bahasa Persia. Menariknya, pada pengunaan keseharian pun, ada kalimat yang seluruhnya merupakan susunan bahasa arab. Biasanya digunakan untuk peringatan di papan pengumuman.

استعمال دخانیات اکیدا ممنوع
(Dilarang keras merokok)
ورود افراد متفرقه مطلقا ممنوع
(Pihak yang tidak berkepentingan dilarang masuk)

Meskipun bangsa Persia sangat membanggakan bahasa mereka sendiri. Tetapi, faktanya, sejak di jenjang Sekolah Menengah Pertama hingga bangku kuliah, bahasa Arab menjadi pelajaran wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa. Apalagi bagi mereka yang akan mengambil studi humaniora. Meskipun, sasarannya lebih kepada memahami teks, bukan percakapan. Jadi Anda jangan kaget, Jika bertanya pada anak muda di Tehran dengan bahasa Arab, mereka hanya menjawab “La” “La”.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top