Sedang Membaca
Perjumpaan dan Dialog Agama
Musdah Mulia
Penulis Kolom

Ketua Yayasan Indonesian Conference on Religions for Peace

Perjumpaan dan Dialog Agama

Perjumpaan dan Dialog Agama

Agak mengherankan juga awalnya membaca berbagai ketentuan, testimoni dan pengalaman terkait pelecehan tersebut. Mengingat para peserta terdiri dari para pemuka agama dan orang-orang yang bekerja di lingkungan gereja. Namun, pengalaman mengajarkan saya bahwa terkait kejahatan seksual, semua orang harus dicurigai. Tidak ada orang yang bisa dijamin bersih dari godaan. Bahkan, dalam sejumlah kasus pelecehan seksual, pelakunya justru orang-orang terdekat dengan korban. Mereka adalah orang yang seharusnya memberikan proteksi, tapi malah melakukan kejahatan seksual yang menimbulkan trauma seumur hidup bagi korban. Ibarat pepatah, pagar makan tanaman.

Pengalaman saya selama ini berjumpa dengan berbagai penganut agama dan kepercayaan ternyata mendidik saya menjadi lebih mampu memberikan respek dan apresiasi kepada sesama manusia, apa pun agama dan kepercayaan mereka, bahkan terhadap mereka yang mengaku ateis dan agnostik sekali pun. Sebab, pada akhirnya saya menyadari hanya Tuhan Sang Pencipta yang berhak menentukan siapa di antara hamba-Nya yang selamat dan benar. Sebagai manusia kita hanya dituntut untuk mengimplementasikan keyakinan dan keimanan kita dalam perilaku dan karya nyata sehari-hari. Dalam istilah Islam disebut akhlak karimah. Cerminan keberagamaan seseorang adalah akhlaknya terhadap Tuhan Sang Pencipta, akhlak terhadap sesama manusia, akhlak terhadap makhluk lainnya, termasuk terhadap lingkungan.

Baca juga:  Alissa Wahid Bertemu Gusdurian Purbalingga

Saya selalu merasakan bahwa perjumpaan dengan para penganut agama dan kepercayaan yang berbeda atau juga dengan mereka yang mengaku tidak beragama sekali pun justru mendorong saya untuk kembali membaca lebih kritis lagi dan merenungi ajaran Islam yang selama ini saya anut. Penelaahan dan kontemplasi yang terjadi kemudian malah semakin menguatkan keimanan dan mempertebal spiritualitas dalam diri saya untuk menjadi penganut Islam yang cinta damai dan lebih berorientasi kemanusiaan. Sebab, pada ujungnya saya berkesimpulan, agama diturunkan demi untuk kemashlahatan dan kesejahteraan semua manusia. Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat terhadap sesama.

Tentu saja dalam beragama, semua penganut agama dituntut melakukan berbagai kewajiban sesuai syariat masing-masing. Dalam Islam, minimal mengimplementasikan Rukun Islam dan Rukun Iman dengan sebaik dan seoptimal mungkin sesuai kemampuan masing-masing. Dan berharap setelah berupaya mengimplementasikan ajaran tersebut akan terbentuk akhlak karimah yang intinya adalah empati kemanusiaan.

Bagi saya, berjumpa dan membangun dialog dengan beragam penganut agama adalah penting untuk menghindarkan prejudice dan kesalahpahaman terhadap agama lain dan mencegah timbulnya sikap intoleransi, phobia, arogan dan merendahkan mereka yg berbeda. Sikap demikian sering berujung pada konflik dan perseteruan yg merusak perdamaian.

Menyimak berbagai topik yg diangkat dan didiskusikan dalam konferensi ini, saya berkesimpulan, musuh atau problem semua agama adalah satu yakni ketidakadilan. Ketidakadilan muncul dalam beragam wajah, seperti kemiskinan, pengangguran, korupsi, nepotisme, ketimpangan sosial, diskriminasi yang berbasis apa pun termasuk gender, etnisitas, disabilitas, agama dan kepercayaan serta pilihan politik. Ketidakadilan juga muncul dalam wujud eksploitasi, termasuk eksploitasi terhadap alam yang membawa bencana kekeringan, kerusakan lingkungan, longsor, badai, banjir bandang dan sebagainya. Ketidakadilan paling nyata terpotret dalam bentuk ketimpagan sosial, system politik yang tiranik dan despotik serta berbagai bentuk perbudakan manusia.

Baca juga:  Mengenal Iluminasi Naskah Nusantara bersama Perpusnas dan Manassa

Tidak terlalu berlebihan jika saya mendesak perlunya kerjasama konkret antar penganut agama dalam mengatasi problem kemanusiaan yang menjadi musuh bersama semua agama. Hanya dengan berjejaring dengan sesama, kita menjadi solid dan berdaya untuk bersatu membangun kesejahteraan, harmoni dan perdamaian, semoga!

Katalog Buku Alif.ID
Halaman: 1 2
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top