Sedang Membaca
Perjumpaan dan Dialog Agama
Musdah Mulia
Penulis Kolom

Ketua Yayasan Indonesian Conference on Religions for Peace

Perjumpaan dan Dialog Agama

Perjumpaan dan Dialog Agama

Bahagia rasanya mendapatkan kesempatan menghadiri Konferensi Kristen Asia (CCA) yang kedua di Myanmar karena dengan demikian saya dapat bertemu dan berbincang secara langsung dengan banyak pemuka Kristen dari berbagai negara di Asia. Delegasi Kristen dari Indonesia lebih 20 orang mewakili berbagai organisasi dan sinode. Kristen yang dimaksudkan di sini adalah Kristen Protestan, tidak termasuk Kristen Katholik. Keduanya adalah saudara kembar yang saling melengkapi satu sama lain.

Konferensi berlangsung tanggal 12-17 Oktober 2017 di Yangon, Myanmar dihadiri sekitar 700 peserta dari seluruh Asia. Kegiatan ini sekaligus juga memperingati 60 tahun organisasi CCA yg berdiri tahun 1957. Pada hari ultah tersebut lebih dari 5000 penganut Kristen Myanmar memenuhi tempat acara.

Tema besar konferensi kali ini adalah “Journeying Together: Prophetic Witness to the Truth and Light in Asia.” Tema besar ini dibagi menjadi 6 topik, yaitu isu perubahan iklim, krisis ekologi dan isu-isu terkait air bersih. Topik kedua membahas isu pengungsi, buruh migran, anak jalanan, perdagangan manusia dan perbudakan seksual. Tema ketiga secara spesifik bicara tentang kemiskinan, ketidakdilan sistem, pencucian uang, dan kejahatan digital. Tema keempat fokus pada isu politisasi agama, melawan fundamentalisme dan ekstremisme. Terakhir, khusus membahas isu militerisme, senjata nuklir, perang cyber, konflik teritorial dan perebutan sumber daya alam.

Baca juga:  Diaspora Santri dan Kominfo Kolaborasi Lawan Hoax Covid-19

Konferensi selain mengundang tokoh agama dan pemuka Kristen ternama, mengundang juga pembicara dari wakil agama lain, yakni Budha, Hindu dan Islam. Saya mewakili Islam dan menyampaikan ceramah dengan topik: Relasi Islam dan Kristen di Indonesia dan peranan kedua agama dalam penguatan demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila. Intinya, saya menegaskan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang menghargai semua agama dan kepercayaan dan melindungi hak asasi semua warganya yang menganut beragam agama dan kepercayaan tersebut. Umat Kristen Indonesia turut berjasa dalam perjuangan merebut kemerdekaan dari kolonialisme dan kemudian mengisi kemerdekaan dengan karya nyata yang mendukung penegakan demokrasi dan pemenuhan hak-hak asasi warga negara.

Bangsa Indonesia bukan hanya menganut 6 agama seperti terbaca dalam banyak kebijakan pemerintah, melainkan terdapat lebih dari 20 agama, seperti Tao, Baha’i, Sikh, Yahudi, Kristen Ortodoks. Selain itu juga dijumpai lebih dari 200 agama dan kepercayaan lokal, seperti Sunda Wiwitan, Kaharingan, Parmalin, Tolotang dan sebagainya. Pemerintah dan seluruh unsur masyarakat sipil hendaknya bergandengan tangan membangun toleransi, kerukunan dan perdamaian melalui upaya-upaya pendidikan kebhinnekaan, pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan politik yang mengedepankan nilai-nilai kebajikan dan kemanusiaan.

Hal menarik dalam konferensi ini adalah perwujudan kekristenan dalam banyak wajah dan warna. Senang sekali melihat berbagai bentuk penampilan umat Kristen dari berbagai negara di asia. Sebagai contoh, penampilan fisik umat Kristen Jepang sangat berbeda dengan mereka yang berasal dari India, atau dari negara-negara Asia Tengah. Keragaman muncul akibat pengaruh tradisi lokal, budaya dan adat istiadat serta kebijakan negara dimana komunitas Kristen dan gereja berada. Keragaman itu justru menjadikan keindahan dan daya tarik tersendiri dari ajaran Kristen, khususnya Protestan. Keragaman tidak harus menimbulkan konflik dan perseteruan, melainkan dapat dijadikan semangat untuk hidup bersama dalam damai dan harmoni.

Baca juga:  Menyebar Pesan Damai Melalui Media Digital

Hal yang tidak kalah menariknya dalam konferensi ini adalah adanya peringatan tentang kebijakan mengenai Sexual Harrasment atau Pelecehan Seksual yang ditulis secara mendetail pada bagian terakhir buku panduan peserta konferensi. Sangat menarik karena setiap peserta diingatkan akan bahaya serta sanksi yang akan diterima jika melakukan pelecehan seksual. Terdapat penjelasan yang cukup rinci tentang apa itu definisi pelecehan seksual, bagaimana cara menghindarkan diri dari jebakan pelecehan tersebut serta sanksi yang diterapkan pada semua pelaku pelanggaran. 

Katalog Buku Alif.ID
Halaman: 1 2
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top