Sedang Membaca
Sajian Khusus: Semesta Muhammad Iqbal
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Sajian Khusus: Semesta Muhammad Iqbal

Whatsapp Image 2020 08 18 At 11.38.50 Pm

Tak terasa, tanggal 19 Agustus 2020 ini sudah memasuki Sajian Khusus edisi yang ke-29. Ternyata sudah ada ratusan tulisan yang kami hidangkan untuk pembaca Alif (terkhusus di Sajian Khusus).

Asiknya di Sajian Khusus Alif.id adalah temanya beragam dan ditulis oleh penulis yang sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Entah itu sebagai seniman tingkat dewa, pemikir kelas kakap, maupun humoris level sidratul muntaha. Mulai dari tema yang serius sampai yang bikin ketawa ngakak guling-guling. Minggu kemarin, kami sudah menurunkan tulisan tentang humor pesantren. Jika diulas, tiada habis-habisnya.

Kali ini, kami akan mengunggah tema yang agak serius, yakni tentang pemikiran tokoh, seorang filsuf kelahiran Punjab Barat, India. Namanya tidak asing bagi aktivis Islam maupun penikmat kajian pemikiran Islam. Namanya selalu menjadi rujukan bagi orang-orang yang menyukai perubahan, karena ia adalah Sang Pendobrak itu sendiri. Ia dilahirkan untuk memberikan pencerahan kepada umat Islam yang masih berfikir—kalau agama Islam itu hanya—hitam-putih, benar-salah, dan surga-neraka.

Beliau adalah Muhammad Iqbal.

Sajian khusus kali ini ditulis oleh seorang yang esai-esainya beberapa kali nongol di media massa (lokal-nasional). Seorang yang sejak tahun 2011 sudah menerbitkan buku. Buku terbarunya berjudul: “Mereguk Mata Air Kearifan” (2020).

Namanya tidak asing di kalangan penulis esai maupun sastra. Karena ia memang menyukai keduanya.

Baca juga:  Belajar Toleransi dari Halalbihalal dan “Dugderan”

Ia dikenal dengan nama Arif Yudistira.

Arif mengenalkan sosok Iqbal mulai dari pemikiran tentang Islam, Politik Islam, hingga Filsafat, yang menurut hemat kami sangat bergizi. Kita akan diajak Arif supaya menjadi orang beragama yang merdeka, yang mampu berfikir kritis dan peka terhadap realitas sosial.

Sangat laik jika Iqbal adalah pilihannya. Hal ihwal apa yang terjadi di India dan Pakistan, tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia, masih banyak orang yang anti filsafat dan menyukai ritus-ritus ibadah yang kering makna. Padahal manusia adalah khalifah atau wakil Tuhan di muka bumi ini. Bagaimana perubahan bisa terjadi kalau cuma mengandalkan doa dan berdiam diri?

Terima kasih Arif, sudah mengulas pemikiran filsuf Islam ini dengan sangat keren, penuh dengan referensi dan rujukan ilmiah.

Terima kasih juga kepada pembaca Alif.id yang selalu setia membaca tulisan, dan membagikan bacaan yang kami hidangkan. Tidak lupa juga kepada desainer andalan kami, Mas Alif, dengan racikan ilustrasinya menjadikan setiap postingan semakin bernyawa.

Perlu diketahui bahwa di bulan Agustus ini, Alif.id sudah memasuki usianya yang ke-3. Usia yang masih belia, butuh dukungan dari pembaca semua, dari waktu ke waktu, sampai Alif berubah menjadi ba’, ta, tsa, jim, kha, kho, dal, dzal, hingga ya’. Artinya, berawal dari Alif, dukungan anda bisa melahirkan banyak hikmah untuk orang-orang di sekitar kita. Terus menerus.

Baca juga:  Kisah Kiai Memed Mendirikan Pesantren di Lokalisasi Saritem (2/3)

Perlu kami sampaikan, Insya Allah kami akan merayakan ultah yang ketiga ini dengan membuat program sayembara menarik yang hadiah utamanya adalah ziarah ke makam Rasulullah Saw. Rencana akan kami launching di tanggal 24 Agustus ini. Seperti apa itu? tunggu tanggal mainnya, ya. Salam.

Selamat membaca!

Redaksi.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
2
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top