Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Beberapa Tokoh yang Usianya Sudah Lewat 80 Tahun

Kita memiliki tokoh-tokoh kaliber nasional yang memiliki usia di atas 80 tahun dan beberapa orang di antaranya masih aktif melakukan kegiatan bersifat publik. Mereka ada ulama, mantan wakil preisden, mantan ketua organisasi masyarakat, pensiunan tentara, hingga pemikir. Mengapa kami memilih yang usianya di atas 80 tahun?

Karena harapan hidup rata-rata orang Indonesia hanya 75 tahun, lebih rendah dari Singapura misalnya, yang harapan hidup rata-ratanya mencapat 85 tahun. Siapa saja tokoh kita yang masih sehat di atas 80 tahun?

KH. Ali Yafie. Tokoh kita ini pada 1 September nanti berusia 92 tahun, tepanya dilahirkan lahir 1 September 1926, di Donggala, Sulawesi Tengah ini. Ulama pendiam yang menulis “Menggagas Fikih Sosial” ini masih aktif bertemu masyarakat, lewat pengajian tafsir di sebuah masjid Bintaro, Jakarta Selatan, ataupun hanya menerima tamu di rumahnya.

Kiai Ali Yafie pernah aktif di sejumlah organisasi keislaman seperti Nahdlatul Ulama. Di organisasi ini pernah menjadi Pejabat Sementara Rais Am. Ia juga aktif di Pengurus Pusat Majlis Ulama Indonesia, menjadi ketua MUI selama 10 tahun (1990-2000), menggantikan KH Hasan Basri.

Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif. Tokoh kita selanjutnya yang masih aktif di dunia sosial adalah mantan Ketua Umum Muhammadiyah periode 1998-2005. Ahmad Syafii Maarif atau populer dengan panggilan Buya Syafii, lahir pada tanggal 31 Mei 1935 di Sinjunjung, Sumatra Barat.

Baca juga:  Status Facebook Pertama Ayahku

Sampai hari ini, profesor di bidang sejarah aktif menyampaikan pesan-pesan moral baik lewat tulisan, ceramah, hingga mendatangi kantor KPK. Ia gigih berkampanye toleransi dan perdamaian, politik sehat, hingga bersuara lantang pada korupsi. Tidak hanya itu, pria yang tinggal di Jogjakarta ini aktif melakukan perjalanan jauh yang tentu saja tidak terlalu aman untuk kesehatannya. Pernah berdar fotonya KRL, makan di warung sederhana. Orang-orang yang ingin sowan pun mudah sekali, tinggal datang ke masjid di dekat rumahnya, di Nogotirto, Sleman, DIY.  Itulah Buya Syafii, pemberani, tidak mau merepotkan orang lain, dan istikamah di “jalan lurus”, di usianya yang sudah menginjak 84 tahun.

Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno. Tokoh kelahiran 15 November 1935 Surabaya, Jawa Timur ini sangat terkenal semasa Orde Baru, simbol tentara yang citranya ramah, bersih, dan taat beragama. Puncak karirnya duduk sebagai Wakil Presiden keenam, mendampingi Soeharto pada periode 1993-1998.

Jabatannya di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (sekarang TNI) terbilang komplit. Namun, karena itu, jejaknya terlihat dalam banyak tragedi, seperti saat insiden “Tanjung Priok”, ia menjabat sebagai Kodam Jaya. Insiden “Talangsari”, insiden Dili, dan operasi Aceh, terjadi saat Sutrisno menjabat Panglima ABRI (1988-1993), menggantikan L.B. Moerdani. Tri Soetrisno di usianya yang ke-83 masih terlihat bugar saat muncul di acara-acara penting baik politik atau atau sekedar pertemuan purnawirawan TNI.

Baca juga:  Djabir Muda, Aktivis PKI Sekaligus Anggota Muhammadiyah

Prof. Dr. Romo Franz Magnes-Suseno. Pria yang khas dengan rambut putihnya ini lahir di Eckersdorf, Polandia, 26 Mei 1936. Dia yang pada tahun 1977 menjadi WNI ini terkenal sebagai filosof atau pemikir. Sejumlah buku dan karangannya dibaca luas oleh para akademisi, khususnya di bidang filsafat. Salah satu bukunya tentang Karl Marx.

Selaina masih aktif mengajar, mengisi seminar-seminar, Romo Magnes juga terlibat pada gerakan kerukunan umat beragama. Sejak muda dia dekat dengan tokoh-tokoh Islam seperti Gus Dur dan lain-lain. Pada Agustus 2015, Presiden Joko Widodo memberi anugerah dianugerahi Bintang Mahaputra Utama atas ketekunan dan konsistensinya di bidang kebudayaan dan filsafat. Kini, di usianya yang ke-83, mahasisnya di STF Driyarkara, Jakarta, masih menjumpainya mengendarai vespanya, yang warna biru.

Prof. Dr. Ing. H. B. J. Habibie. Lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Menjadi Menteri Riset dan Teknologi selama 20 tahun di era Orde Baru. Ia adalah model manusia “sampurna” saat itu: cerdas, sadar teknologi, sekolah luar negeri, dan ditambah rajin puasa Senin-Kamis. Puncak karirnya menjadi Wakil Presiden RI ke-7, dan tak lama kemudia ia menduduki orang nomor satu negeri ini menggantikan Soeharto yang dilengserkan Mei 1998. Namun sayang, pertanggungjawabannya sebagai Presiden ke-3 ditolak dalam Sidang Umum MPR 1999.

Baca juga:  Sukarno: Dik Gaffar, Ajari Aku Islam..

Kini, Habibie berusia 83 tahun, sempat beberapa kali masuk rumah sakit, termasuk di Jerman. Namun saat kondisi sehat, dia terlihat sangat bugar, bicara masih lancar, lantang, dan murah senyum. Lirikan bola matanya dan mimik wajahnya yang khas bikin orang kangen. Beberapa tahun lalu di usinya yang setua ini, sempat mengikuti proses mengambilan gambar film yang menceritakan kisah hidupnya bersama istri tercinta, Ainun, yang meninggal dunia pada 2010 silam.

Nah, bagaimana? Anda umur berapa saat ini? Masih sehat? Berkegiatan apa? Ingin menutup usia tahun berapa?

Kita tahu, usia adalah takdir. Namun sehat dan bermanfaat adalah ikhtiar bukan? (aa)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top