Sedang Membaca
Harga Minyak, Istri Pendiri Facebook hingga Virus Corona
Amrullah Hakim
Penulis Kolom

Pekerja Migas/listrik dan penikmat kisah-kisah sufistik, tinggal di Jakarta

Harga Minyak, Istri Pendiri Facebook hingga Virus Corona

1 A Facebook

Kadang menjadi pegawai perusahaan minyak itu agak aneh pikirannya. Betapa tidak, ada pembunuhan Qasem Soleimani atas skenario Amerikanya Donald Trump yang bukan tidak mungkin akan menyulut terjadinya Perang Dunia ke-3, malah senang.

Ini satu contoh kekacauan dan keanehan. Ada perang kok senang. Padahal senangnya ya hanya karena berharap harga minyak naik. Tapi ini mungkin hanya kesan sesaat, yang jika digali lebih dalam, tentunya tidak ada manusia yang ingin manusia lainnya menderita.

Walaupun ternyata juga, dari membaca artikel di alif.id, korban perang dunia pertama itu tidaklah lebih banyak daripada korban “Flu Spanyol” yang melanda negeri Spanyol pada 1918. PD Pertama menewaskan 40 juta jiwa selama empat tahun, “Flu Spanyol” menewaskan 50-100 juta jiwa hanya kurang dari satu tahun.

Pengusaan ilmu oleh manusia makin maju. Virus Corona menewaskan “hanya” 2% dari yang terjangkiti. China juga membuktikan penguasaan teknologi sipil dengan membangun gedung rumah sakit seperti dongeng berdirinya candi Prambanan. Berangsur-angsur virus ini dapat dijinakkan dan dikontrol oleh manusia. Menurut informasi yang saya baca terbaru (Tirto.ID), 304 tewas karena virus itu. Sementara 322 orang dinyatakan sehat dan boleh pulang ke rumah. Dunia tetap menyatakan ini mengerikan. Namun, sekali lagi, dengan kesigapan yang berlipat-lipat, rezim Komunis itu mampu menyelamatkan nyawa banyak orang.

Baca juga:  Mengapa Umat Islam Mundur dan Suka Membangga-banggakan Kejayaan Masa Lalu

Dan China tidak hanya memikirkan keselamatan manusia, tapi juga berpikir sangat serius, bekerja ekstra ekras, agar roda ekonomi tetap bergerak. Terlebih China adalah pusat produksi barang sedunia, dan perusahaan-perusahaan top berada di sana: apple dan tesla misalnya. Dan karena Dengan kekuatan finansial (dunia dagangnya), meneliti virus (dan aneka macam yang menyebabkan peradaban manusia akan mundur) menjadi mungkin.

Saya kira, kegigihan China dalam hal apapun, adalah dalil baru bahwa kita tidak perlu lagi berperang, tak perlu lagi orang mati karena timah panas atau mesiu. Kita yang hidup di dunia butuh kemajuan dalam bidang apapun, demi peradaban dunia, demi dunia yang lebih beradab. Mari, semuanya enggan untuk berperang lagi.

Mari, manusia santai-santai saja. Foto pun sekarang sudah banyak yang beralih ke film, walaupun menjadi tidak instan langsung terlihat hasilnya, namun ternyata mereka lebih menikmati prosesnya.

Di negara-negara maju, acuan kenikmatan hidup ini memakai skala yang disebut “work-life balance index”. Semestinya kita berpotensi memiliki work-life balance index, atau mungkin juga sudah. Salah satu faktor adalah Belanda adalah negara terbaik dalam menerapkan work-life balance ini di 2018.

Indonesia, mungkin perhitungan di skala negara, work-life balance kita akan cukup baik, jika kita mengeluarkan Jakarta dari kumpulan datanya. Coba bayangkan, beragama di Jakarta saja, ruwet minta ampun, dikit-dikit minta dalil, ini bisa jadi parameter dari work-life balance yang tidak baik. Mendidik anak juga kayak repot banget, harus begini begitu. Yang penting si anak mau sekolah dan suka belajar hal lain di luar sekolah, apapun itu: olahraga, seni, bahasa, dan mau sembahyang, tidak bohong, tidak menyakiti, peduli binatang, rajin menyapu, apalagi mau mijitin orang tuanya, ya sudah istimewa.

Baca juga:  Abdurrahman Wahid dan Mahathir Mohammad, Persahabatan dan Manuver Dua Pemimpin Bangsa

Kembali ke harga minyak. Ternyata harga minyak sekarang juga sedang santai-santai saja. Di sekitaran 60$/barrel. Sedikit di bawah.

Penguasaan teknologi di sisi hulu sudah sedemikian baik sehingga projek-projek baru sudah bisa mendapatkan 10% rate of return di asumsi harga minyak $58/barrel.

Transisi ke energi terbarukan dan makin efisiennya cara hidup anak milenial sekarang, membuat permintaan minyak dan gas lebih landai pertumbuhannya.

Jadi hanya dengan analisis “supply – demand” saat ini, tren harga minyak hingga tiga tahun ke depan, akan “santai-santai” saja di 60$/barrel.

Beberapa hal yang diprediksi bisa mengubah tren harga minyak ini adalah:

Pertama, dibukanya embargo minyak Iran, akan membuat harga lebih rendah. Kedua, perang Libya, penurunan produksi minyak sebesar 1 juta barrel. Dan ketiga, kelanjutan perang dagang Amerika-China.

Entah yang ketiga ini kok rumit. Pendiri sekaligus yang punya Facebook ini, istrinya orang China. Iphone pun produksi China. Apalagi ponsel merek China, ya pasti produksi China.

Namun, mungkin sebaiknya dihentikan saja yang rumit-rumit ini, dengan hidup santai-santai saja sambil ngopi.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top