Sedang Membaca
Pameran Lukisan Mughal di Tengah Bom Afganistan
Avatar
Penulis Kolom

Jurnalis senior, desainer. Tinggal di Depok

Pameran Lukisan Mughal di Tengah Bom Afganistan

Kecamuk perang selama 4 tahun menjadi memporak-porandakan Afganistan. Tetapi sebuah pameran peninggalan dinasti Mughal menjadi pengingat bahwa Afganistan sudah pernah mengalami kejayaan dalam seni Islam dan toleransi beragama.

Eksebisi yang memamerkan sekitar 60 lukisan peninggalan Mughal yang langka dipajang di taman Babur, tempat sultan Mughal pertama dikubur diatara rerimbunan bunga mawar dan delima.   Bagi sejarawan, ahli seni Islam dan penggagas eksebisi, Michael Barry, menyebutkan bahwa acara ini merupakan puncak dari janji yang dibuatnya untuk dirinya sendiri saat bekerja di Kabul selama beberapa dekade terakhir.

“Ketika saya berdiri di taman ini, hancur di bawah mortir dan roket pada 1990-an (perang saudara), saya bersumpah kepada diri sendiri bahwa suatu hari saya akan membawa kembali kemegahannya,” kata Barry seperti dilansir AFP.

Menurutnya apmeran ini  adalah cara untuk memulihkan kebanggaan budaya yang sah dari sebuah negara yang telah banyak kehilangan. Disamping itu untuk menunjukkan apa yang bisa diciptakan oleh nenek moyangnya dan apa yang masih bisa mereka berikan kepada dunia.

Lukisan reproduksi miniatur yang diperbesar. Ada sebuah lukisan yang sangat detil dengan ukuran sebuah buku catatan sekolah yang dibuat di Kabul selama abad ke-16 juga ikut dipamerkan.

Untuk memungkinkan warga Afghanistan biasa melihat karya-karya berharga dan menghargai kekayaan warisan seni negara mereka, Institut Studi Afganistan Amerika memerintahkan memperbesar dan mereproduksinya dengan resolusi tinggi.

Baca juga:  Menyongsong Jalan Pulang: Mengenang Jeihan

“Museum khayalan ini mengembalikan di Kabul tentang apa yang membuatnya menjadi megah,” kata Barry.

Pada pertengahan abad ke-16, beberapa pelukis dari kota barat Herat, di mana lukisan miniatur telah berkembang di bawah kerajaan Timurid, diundang ke Kabul oleh putra Kaisar Babur, Humayun.

“Lukisan-lukisan yang dibuat di Kabul melahirkan seni Mughal di India, kata Barry. Babur adalah salah satu kebun Mughal terakhir dan telah digambarkan oleh UNESCO sebagai “contoh luar biasa dari lanskap budaya.” Bangungan  dirancang oleh Kaisar Babur sebelum ia menaklukkan India utara dan akhirnya menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.

Barry berharap pameran ini akan mengingatkan warga Afghanistan bahwa negara mereka pernah membanggakan.

“Kekayaan luar biasa kemewahan luar biasa, seni yang sangat halus dan … kebijakan toleransi beragama tidak seperti yang lain di dunia.”

Toleransi ini diungkapkan dalam proklamasi “Perdamaian Universal” oleh kaisar Mughal ketiga, yang sangat menentang diskriminasi.

“Para jenderal dan menteri Hindu melayani kaisar dengan pangkat setara dengan Muslim, baik Sunni dan Syiah,” kata Barry.

“Sang kaisar sangat tertarik dengan agama sehingga dia juga mengundang para Yesuit Portugis dari Goa ke pengadilan.” Pameran ini juga menunjukkan hubungan antara dinasti Mughal dan Eropa Barry mengatakan dia berharap pameran itu akan mengirim pesan positif kepada warga biasa Afghanistan.

Baca juga:  Puisi Perdamaian dari Adonis

“Simbol seni ini adalah isyarat yang bagus untuk orang-orang Afgan hari ini tentang peran yang dimainkan oleh sebuah kerajaan yang dikenal karena keragamannya, toleransi beragama dan filosofi yang mendalam.”

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Scroll To Top