Sedang Membaca
Bagaimana Seharusnya Orang Awam Memandang Konflik Palestina-Israel?
Kemas M. Intizham
Penulis Kolom

Lahir di Jambi. Kuliah S1 dan S2 di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sekarang mengajar di Pesantren An-Nur dan UIN Sultan Thaha Jambi.

Bagaimana Seharusnya Orang Awam Memandang Konflik Palestina-Israel?

41502 Polisi Israel Menyerang Warga Palestina Di Masjid Al Aqsa Pada Jumat 852021

Konflik antara Palestina dan Israel kian meruncing. Konflik yang tidak ada habisnya. Konflik yang menyeret semua orang untuk ikut menyorotnya. Media-media tidak pernah luput untuk memberitakannya.

Sebagai bangsa yang besar dan rakyat yang sadar isu-isu aktual, tentu saja masyarakat Indonesia tidak tinggal diam untuk ikut terlibat ke dalam isu ini. Minimal ikut ribut-ribut di media sosial masing-masing. Mendebatkan hal yang sebenarnya tidak diketahui apa yang sedang terjadi.

Seperti biasanya, netizen Indonesia gampang sekali dipecah. Tentu saja menjadi dua kubu. Ada yang membela Palestina, pasti ada juga yang membela Israel. Adil sekali cara kerja netizen kita. Semua harus dibagi sama rata. Tidak boleh berat sebelah. Yang penting ribut.

Lewat peristiwa ini, muncul beragam tulisan yang bercerita tentang konflik ini. Tulisan yang tentu saja punya pengaruh luar biasa bagi pembacanya. Opini-opini yang beragam muncul seketika. Mulai banyak timbul orang-orang yang secara terang-terangan membenarkan serangan Israel kepada rakyat Palestina. Dengan segala macam argumentasi yang mereka bangun. Walhasil, membuat bingung pembaca.

Sebagai orang awam yang sama sekali tidak mengerti persoalan ini, lantas harus bersikap seperti apa? Diam dituduh apatis. Ikut partisipasi komentar, tidak mengerti. Tidak ikut komentar, mana tahan!

Saya tidak punya pengetahuan yang banyak tentang konflik ini. Bacaan saya juga tidak begitu banyak terkait isu Palestina-Israel.  Karena sebagian pengguna media sosial adalah awam seperti saya tentang hal ini, namun hasrat berkomentar begitu tinggi, maka saya tawarkan solusinya: bagaimana awam seperti saya memandang konflik Palestina-Israel. Sedikitnya, saran saya ada tiga hal yang mesti dilakukan oleh awam seperti saya.

Baca juga:  Gelar AICIS 2024, Kemenag Undang Akademisi Bahas Peran Agama dalam Krisis Kemanusiaan Global

Pertama, ikuti saja Gus Ulil Abshar Abdalla

Tinggalkan pendapat yang lain. Anda bisa membaca sikap Gus Ulil tersebut di akun twitter miliknya. Pada hari ini, Rabu 26 Mei, Gus Ulil baru saja menyelesaikan tiga seri tulisan tentang Palestina-Israel di akun Facebook miliknya. Bagi saya, cukuplah orang seperti Gus Ulil menjadi alasan argumentasi saya. Tidak perlu repot-repot membaca tulisan dari orang lain, kecuali yang direkomendasikan oleh Gus Ulil.

Pada konteks-konteks tertentu, kita memang perlu untuk taqlid buta kepada seseorang. Nah, untuk urusan konflik Palestina-Israel, menurut saya, kita harus ikut pendapat orang lain. Tentu saja orang yang punya track record dan kapasitas yang baik untuk berbicara ini. Sebagaimana halnya dalam ibadah, kita harus bermazhab. Bagi saya, mazhab Gus Ulil adalah yang paling jelas.

Hari-hari ini, Gus Ulil memang menyuarakan begitu lugas pandangannya terkait konflik Palestina-Israel. Tentu saja narasi Gus Ulil tersebut juga dibantah oleh orang yang pro terhadap Israel. Dan sekali lagi, ikuti saja Gus Ulil. Tinggalkan narasi yang ada di seberangnya.

Memang mungkin Gus Ulil tidaklah seratus persen tahu tentang segala masalahnya. Tapi setidaknya, Gus Ulil jauh lebih tahu dan punya banyak informasi daripada awam seperti kita. Dan beliau sudah secara tegas menyatakan sikapnya. Daripada mesti repot-repot mencari tahu sendiri, lebih gampang ikut beliau. Gak perlu mikir lagi.

Baca juga:  Anti-semitisme di Indonesia, Mengapa Meningkat? (Bagian 1)

Kedua, tutup diri dari segala narasi yang membela Israel

Ada kalanya, kita memang perlu menutup diri kita dari hal-hal yang sebenarnya sudah jelas poinnya. Tidak perlu menerima alasan lain apa pun yang bisa mengubah atau menggoyahkan sikap kita. Untuk urusan ini, kita harus menutup ruang diskusi. Tidak masalah dibilang konservatif. Orang yang kolot atau apa pun.

Penggiringan opini yang dilakukan beberapa orang dan media untuk membenarkan Israel atau setidaknya mengatakan bahwa Palestina dan Israel sama-sama salah, sangat berbahaya. Banyak orang yang akhirnya ikut terpangaruh. Akhrinya membenarkan Israel. Artinya, membenarkan penjajahan dan perampasan hak-hak orang lain.

Sudah, tutup saja hati Anda untuk Israel. Tutup yang rapat, tanpa ada ruang terbuka. Lagian sebagai orang awam, kita tidak banyak tahu tentang apa yang terjadi di sana. Yang jelas, Palestina sedang dijajah oleh Isreal. Dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

Ketiga, ikuti saja tulisan ini

Seperti judulnya, tulisan ini dibuat untuk orang awam seperti saya. Orang yang tidak mengerti apa-apa tentang konflik Palestina-Israel tersebut. Tetapi bingung mau menentukan sikapnya. Bukan untuk orang-orang yang sudah punya wawasan yang mumpuni untuk menyimpulkan sendiri konflik ini. Maka dari itu, ikuti saja poin-poin yang ada dalam tulisan ini. Insyaallah hidup aman dan tidak membingungkan lagi.

Baca juga:  Tokoh Lintas Agama Desak PBB Lawan Okupasi Israel

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top