Kholili Kholil
Penulis Kolom

Alumni Pesantren Lirboyo-Kediri. Saat ini mengajar di Pesantren Cangaan Pasuruan, Jawa Timur.

Harun Ar-Rasyid Mengakhirkan Salat Asar

Suatu hari Raja Harun ar-Rasyid mengakhirkan salat Asar. Hal ini didengar oleh hakim ternama pada waktu itu, yakni Hakim Abu Yusuf yang juga murid utama Imam Abu Hanifah. Akhirnya Hakim Abu Yusuf pergi bertamu ke istana Raja Harun.

“Bagaimana kabar Anda, wahai Raja,” ujar Abu Yusuf.

“Baik, wahai Aba Yusuf. Ada keperluan apa engkau datang kemari?” Raja Harun menjawab.

“Aku datang kemari untuk menanyakan beberapa hal.”

“Silakan. Dengan senang hati, wahai Hakim yang semoga dirahmati Allah.”

Abu Yusuf pun bertanya, “Jika engkau pergi ke padang pasir dan engkau kehausan, maka berapa uang yang akan rela kau beri demi segelas air?”

“Aku akan memberi separuh kerajaanku.”

“Oke, lalu jika kau tersedak saat minum, berapa ongkos yang akan kau bayar untuk dokter yang akan mengobatimu?”

“Separuh kerajaanku yang lain,” Harun menjawab dengan sedikit cemas atas pertanyaan selanjutnya.

“Lalu,” Hakim Abu Yusuf meninggikan suara, “Kenapa engkau mengakhirkan salat Asar, wahai Raja, padahal Allah telah memberimu air gratis dan dokter yang akan dengan senang hati mengobatimu jika tersedak?”

Kecemasan Raja Harun menjadi nyata. Lidahnya kelu tak sanggup menjawab. (Sumber: Anisul Mu’minin karya Shafuk Al-Mukhtar)

Baca juga:  Kisah dan Hikmah Keislaman Para Sahabat Rasul (2): Hindun binti Utbah, Musuh Rasul yang Berbalik Menjadi Pejuang Islam
Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top