Sedang Membaca
Prabowo Datang ke Ciganjur, Berlutut dan Menangis di Depan Gus Dur
Hamzah Sahal
Penulis Kolom

Founder Alif.ID. Menulis dua buku humor; Humor Ngaji Kaum Santri (2004) dan Ulama Bercanda Santri Tertawa (2020), dan buku lainnya

Prabowo Datang ke Ciganjur, Berlutut dan Menangis di Depan Gus Dur

Tanggal 13-14 Mei 1998, Jakarta membara. Kerusuhan terjadi banyak tempat, penjarahan mudah ditemui pusat-pusat ekonomi, bahkan terjadi kerusuhana rasial yang mengerikan. Di hari berikutnya atau 15 Mei,  Letjen Prabowo Subianto mendatangi kediaman Gus Dur di Ciganjur, pukul dua dini hari dengan pengawalan sejumlah kendaraan militer. Apa yang terjadi?

Greg Barton dalam buku Biografi Gus Dur menceritakan Prabowo masuk ke ruang pribadi Gus Dur ditemani pengawal pribadinya. Gus Dur saat itu masih dalam pemulihan karena serangan struk, sedang tidur.

“Prabowo berlutut di kaki ranjang dan mulai mengurut-urut kaki Gus Dur,” tulis Barton. Gus Dur bangun dan terkejut mendapati Prabowo sedang memijatnya. Bayangkan seorang, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat memijit Gus Dur. Prabowo mendapatkan jabatan itu  tanggal 20 Maret 1998, atau belum genap tiga bulan. Jabatan yang sama ini pernah juga diduduki mertuanya itu.

“Memang, setelah terjadinya kekerasan tanggal 13-14, orang tak dapat disalahkan bila merasa takut dan campur terkejut didatangi oleh Prabowo pada jam sepagi itu,” lanjutnya.

Baca juga:

Prabowo datang ke Ciganjur karena merasa terpepet dan menjadi korban fitnah. Presiden Soeharto yang masih ada di Kairo juga mengirim isyarat jelas bahwa dirinya tidak senang dengan sikap Prabowo.

Baca juga:  Bagi-Bagi Tugas ala Gus Dur dan Gus Im

Prabowo menangis di kamar Gus Dur. Dia mencurahkan perasaannya. Tentu saja menantu Soeharto ini ingin mendapat simpati Gus Dur.

“Lihatlah apa yang terjadi dengan ibu kota kita ini. Apa gerangan yang sedang terjadi, Gus? Apa yang sedang terjadi pada kita semua?” Demikian disampaikan Prabowo. Kalimat Prabowo ini saya kutip langsung dari buku. Saya berpikir, Prabowo memang jago berkata-kata dan memang sepertinya terlatih. Bagaimana tidak, dalam situasi yang emosional seperti itu dan di waktu yang orang sedang nyenyak tidur, kalimatnya begitu tegas, jelas, rapi, dan mudah dipahami.

Namun, saya mendapatkan kesan dari apa yang ditulis Barton bahwa Prabowo tidak mendapatkan apa-apa sepulang dari Ciganjur. Gus Dur, entah karena sedang sakit, karena masih ngantuk, atau karena tidak suka Prabowo, tidak berkata banyak. Buku tersebut hanya mengutip satu kalimat singkat Gus Dur.

Kalimat apa yang disampaikan Gus Dur untuk Prabowo yang tergopoh-gopoh datang ke Ciganjur pukul dua dini hari dengan pengawalan kendaraan militer?

“Begitulah kalau orang tidak bisa menahan diri,” kata Gus Dur.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top