Sedang Membaca
Perbedaan Khalaqa, Fathara dan Ja’ala
M Afifudin Dimyathi
Penulis Kolom

Alumnus Al-Azhar University Cairo Mesir jurusan Tafsir dan Ilmu al-Qur’an, lulusan terbajk se-Asia di pascasarjana Khartoum International Institute for Arabic Language di kota Khartoum Sudan tahun 2004 dengan predikat Cum Laude. Pada tahun 2007 lulus di Neelain University jurusan Tarbiyah Konsentrasi Kurikulum dan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Kini sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang. pada tahun yang sama beliau meneruskan pendidikan S3 di al Neelain University jurusan Tarbiyah Konsentrasi Kurikulum dan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab dan selesai tahun 2007.

Perbedaan Khalaqa, Fathara dan Ja’ala

Dalam terjemahan Alquran, kata khalaqa, fathara dan ja-‘ala biasanya dimaknai dengan kata yang sama yakni menciptakan atau menjadikan. Padahal setiap kata di dalam Alquran memiliki perbedaan. Lalu apa perbedaan tiga kata tersebut?

Berikut uraiannya. Pertama, kata Khalaqa. Kata ini bermakna menciptakan sesuatu (yang belum ada sebelumnya) dari sesuatu (yang sebelumnya ada) menjadi sesuatu baru yang belum pernah ada sebelumnya. Misalnya ditunjukkan di dalam QS. Ali Imran ayat 49:

ۖ أَنِّىٓ أَخْلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيْـَٔةِ ٱلطَّيْرِ

“… yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung.”

Contohnya lagi di dalam surat al-Alaq ayat 2.

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”

Manusia sebelumnya tidak ada kemudian Allah menciptakan sehingga manusia menjadi ada. Dan, ciptaan baru tersebut dibuat dari sesuatu yang sudah ada sebagaimana manusia yang diciptakan dari segumpal darah. Demikian makna kata khalaqa yang ada di dalam Alquran.

Kedua, kata Fathara. bermakna menciptakan sesuatu dari tidak ada, atau menciptakan pertama kali. Ini bisa dilihat dalam surah Fathir ayat 1:

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi.”

Langit dan bumi diciptakaan oleh Allah untuk pertama kali. Keduanya diciptakan bukan berasal dari benda lain yang didesain untuk membentuk langit dan bumi melainkan benar-benar ada pertama kali di alam semesta.

Baca juga:  NU dan Tradisi Otokritik: KH M. Hasyim Asy'ari Saja Dikritik

Ketiga, Ja-‘ala bermakna mengubah kejadian sesuatu yang sudah ada ke kejadian lain, seperti dalam surah Yasin ayat 80:

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًا

“… yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau.”

Dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa kayu diubah kejadiannya menjadi api.

atau dalam surah Yunus ayat 5:

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلشَّمْسَ ضِيَآءً وَٱلْقَمَرَ نُورًا

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya.”

matahari dijadikan bersinar, dan bulan dijadikan bercahaya. Wallahu A’lam. (RM)

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
3
Ingin Tahu
5
Senang
5
Terhibur
2
Terinspirasi
5
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top