Rizal Mubit
Penulis Kolom

Guru Ngaji di Kampung. Pengajar di Universitas Kiai Abdullah Faqih Manyar Gresik, Jawa Timur. Alumni Pusat Studi Qur'an Ciputat dan Pascasarjana IAIN Tulungagung prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Menulis sejumlah buku bertema keislaman. Peneliti Farabi Institute.

Humor Gus Dur: Roti Presiden Dicuri Pegawai Istana

Kisah ini ditulis oleh Priyo Sambadha dalam buku Presiden Gus The Untold Stories. Mas Priyo adalah pegawai negeri yang bertugas di lingkungan istana sejak zaman Pak Harto. Di dalam buku itu, Mas Priyo mengkisahkan bahwa suatu saat dirinya dalam keadaan lapar saat berada di istana untuk menemani Gus Dur yang akan dipotret oleh wartawan asing. Karena khawatir terlambat, dia berangkat sangat pagi sampai belum sarapan. Jarak tempat tinggal dengan kantor tempatnya bekerja sekitar 30 km.

KH. Abdurrahman Wahid yang disiplin ternyata lebih siap dari pada wartawan yang akan memotretnya. Jadwal pemotretan dilakukan pada jam 08:00. Gus Dur sudah siap pada jam 07:30. Sehingga ada waktu kosong yang dimanfaatkan untuk sarapan roti.

Gus Dur meminta pramusaji istana untuk menyiapkan roti. Roti kesukaan Gus Dur adalah roti tawar yang diolesi mentega dan ditaburi gula pasir. Ada dua potong roti yang disuguhkan untuk Gus Dur. Setelah makan sepotong roti, Gus Dur menyeruput teh beberapa kali.

Setelah menghabiskan roti pertama, Gus Dur tak melanjutkan makan roti kedua. Malah Gus Dur sudah melap bibir dengan tisu dan meletakkan sepotong roti agak jauh dari tubuhnya.

Priyo Sambadha yang perutnya lapar merasa roti itu sudah tak dimakan lagi oleh Gus Dur. Dia juga mengira kalau roti itu ditawarkan kepadanya meski Gus Dur tak bilang apa-apa. Karena perut yang sudah lapar, dia mengambilnya lalu dimakan sampai habis.

Baca juga:  Humor: Juha Si Keras Kepala

Beberapa saat kemudian, Gus Dur bertanya, “Mas, rotiku mana?”

Priyo pun kaget kebingungan. Dia langsung lari ke dapur istana yang jaraknya kurang lebih dua puluh meter agar pramusaji menyiapkan roti lagi. Dia sempat ketakutan sebab telah makan roti seorang presiden. Bahkan dia khawatir kalau kesalahan mengambil roti itu bisa menjadikan dirinya terancam dipecat.

Roti diambil dari dapur dan dihidangkan lagi ke hadapan Gus Dur, “Mohon izin Bapak Presiden, ini silakan rotinya…”

Gus Dur makan sepotong rotinya lagi. Priyo sudah tak lagi tertarik untuk makan meskipun masih ada sepotong lagi. Justru dia khawatir akan dimarahi Gus Dur.

Beberapa saat kemudian, Presiden menyampaikan titahnya kepada Mas Priyo. Dia menduga Gus Dur akan memarahinya.

“Mas.” Kata Gus Dur.

“Siap, Bapak Presiden!”

“Sampean mau rotinya lagi?” Nih, saya sudah kenyang.”

Gelodak!

Mas Priyo merasa malu. Dia mengira Gus Dur tak tahu kalau roti tawarnya dihabiskan Mas Priyo.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
3
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top