Sedang Membaca
Sekamar dengan Pasien Covid-19 yang Hamil
Laeliya Almuhsin
Penulis Kolom

Penulis lepas. Alumni Jurusan Biologi UGM. Tinggal di Depok, Jawa Barat

Sekamar dengan Pasien Covid-19 yang Hamil

Fb Img 1601775336764

Teman sekamar pertama, pulang. Hanya dua malam bersamanya. Malamnya, aku tidur sendiri. Sudah tak menggigil, hanya dingin masih meliputi. Masih kliyengan, sakit kepala tak separah sebelumnya, badan masih berasa tak enak. Mudah lelah, maunya tiduran. Cuci baju dalam saja, bisa megap-megap. Badan masih diinfus.

Kini ada kawan baru sekamar, perempuan 29 tahun sedang hamil 36 minggu. Dia awalnya ke RS mau tranfusi karena HB darah rendah. Saat cek darah, hasil tes rapidnya reaktif. Lalu tes Swab. Sehari berikutnya sudah keluar, hasilnya positif Covid-19. Awalnya dia tidak ada gejala berarti yang dirasakan langsung.

Sebelumnya dia sudah tiga malam di ruangan sendiri. Malam keempat pindah kamar bersamaku. Hari kelima diisolasi dia mulai berasa pusing. Sudah sekian hari pendarahan bagian pencernaan. Namun, dia tidak merasakan sakit.

Dari penjelasan tenaga kesehatan, Covid-19 ini berpengaruh terhadap sistem pencernaannnya. Dia memang punya mag. Kemungkinan organ dalamnya berdarah. Pupnya berwarna hitam pekat dan lengket.

Awalnya dia direkomendasi untuk segera melahirkan caesar. Namun, setelah evaluasi seluruh kondisinya, akan ditunda dulu. Suaminya baru tes Swab. Masih menunggu hasilnya.

Teman sakamarku ini khawatir suaminya positif Covid-19 juga. Kalau sama-sama dirawat, dia khawatir siapa yang akan membantu mengurus keperluannya saat melahirkan. Anaknya satu dititipkan ke orangtuanya. Orangtuanya tidak memungkinkan untuk bolak balik rumah sakit antar keperluan.

Baca juga:  Corona: Praktik Keagamaan dan Praktik Sekuler

Tapi mbak ini cukup tenang. Dia yang berulangkali menenangkan suaminya. Sepertinya suami lebih cemas. Sepanjang jalan katanya suaminya nangis terus. Dia juga kadang nangis. Dia takut mau memberitahu teman-temannya atau teman-teman suaminya untuk minta bantuan. Suaminya seorang polisi.

Perawat meyakinkan dia tak perlu khawatir stigma negatif. Sudah banyak anggota polisi yang terpapar Covid-19. Penyakit ini bisa menular siapa saja. Tak perlu malu memberitahu teman-temannya.

Jumat, 25 September 2020.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top