Alquran menegaskan, manusia memiliki potensi yang sangat penting terkait upayaupaya humanisasi, liberasi dan transendensi (Q.S. Ali Imran, 5:110). Humanisasi maksudnya manusia berpotensi menjadikan dirinya dan masyarakatnya menjadi lebih manusiawi melalui berbagai kegiatan, seperti pendidikan, pelatihan, kesenian, seminar, workshop dan penelitian. Semua kegiatan dimaksud diarahkan untuk merekayasa individu dan masyarakat menuju kondisi kehidupan yang lebih berkualitas.
Liberasi adalah potensi manusia untuk membebaskan sesama manusia dari ketidakadilan, kungkungan bid’ah, khurafat dan radikalisme. Adapun transendensi terkait potensi manusia meningkatkan kemampuan spiritualnya sehingga selalu terdorong melakukan perbuatan terpuji dan menjauhi perbuatan terkutuk.
Konsep al-khayr (kebaikan universal) dalam sejumlah ayat Alquran merujuk kepada nilai-nilai moral agama yang nota bene juga merupakan nilai-nilai kemanusiaan universal. Nilai-nilai inilah yang menjadi titik temu di atara semua agama dan kepercayaan (Nurcholis Madjid. Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia. 1997: 90-91). Dakwah seharusnya diarahkan untuk menghidupkan nilai-nilai moral agama dalam diri setiap individu dan kelompok yang efeknya adalah peningkatan kualitas spiritual manusia.
Spiritualitas yang kuat akan mendorong manusia berani menegakkan keadilan dengan mengeliminasi semua bentuk diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan, termasuk KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Spiritualitas yang kokoh membimbing manusia tegar melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dalam memajukan sains dan teknologi demi kemashlahatan semua manusia.
Spiritualitas yang matang menuntun manusia melawan semua bentuk korupsi, nepotisme dan perbudakan, mengikis semua bentuk imperialisme dan kolonialisme, termasuk mengikis cara hidup konsumeristik dan hedonistik yang membuat manusia tercerabut jati dirinya. Spiritualitas yang solid mengarahkan manusia mencintai perdamaian dan keharmonisan, menolong sesamanya dari kehancuran peradaban sekaligus menjaga kelestarian alam semesta.
Intinya, dakwah harus mampu meningkatkan kualitas spitual manusia yang tercermin dari perilakunya sehari-hari, baik dalam relasi dengan Tuhan, sesama manusia, maupun dalam relasi dengan lingkungan dan makhluk lainnya di muka bumi. Dakwah harus mampu membuat manusia menjadi lebih manusiawi.