Sedang Membaca
Ketika Rasulullah Menerima Berita Hoax
Rizal Mubit
Penulis Kolom

Guru Ngaji di Kampung. Pengajar di Universitas Kiai Abdullah Faqih Manyar Gresik, Jawa Timur. Alumni Pusat Studi Qur'an Ciputat dan Pascasarjana IAIN Tulungagung prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir. Menulis sejumlah buku bertema keislaman. Peneliti Farabi Institute.

Ketika Rasulullah Menerima Berita Hoax

Berita hoax adalah masalah serius. Siapapun bisa menerima berita bohong. Apalagi di era informasi yang ada di masing-masing jari-jari orang. Tanpa pengetahuan yang memadai, orang bisa mudah percaya pada setiap informasi yang diterimanya.

Rasulullah saw pun pernah menerima berita hoax. Beruntungnya, Allah selalu memberi tahu kebenaran kepada Kanjeng Nabi. Berbeda sekali dengan orang sekarang yang tidak memiliki pengingat. Atau ada yang mengingatkan namun malah menyalahkan orang yang mengingatkan. Bagaimana kronologi berita bohong yang diterima Rasulullah dan bagaimana sikap beliau?

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia menuturkan: Rasulullah. mengutus al-Walid ibnu Uqbah ibnu Abi Mu’ayth kepada Bani Mushthaliq untuk mengambil zakat dari mereka. Mendengar berita itu, mereka bersukaria. Mereka keluar untuk menyambut utusan Rasulullah saw. tersebut. Namun, ketika al-Walid diberi tahu bahwa mereka keluar untuk menemuinya, ia kembali menemui Rasulullah saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, Bani Mushthaliq tidak mau mengeluarkan zakat.” Mendengar hal itu, Rasulullah saw. sangat marah.

Ketika beliau berbicara pada dirinya sendiri untuk memerangi mereka, tiba-tiba datanglah utusan dari Bani Musthaliq. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, kami diberi tahu bahwa utusanmu kembali di tengah jalan. Kami sangat khawatir, jangan-jangan ia kembali gara-gara mendapatkan surat darimu, karena engkau marah kepada kami. Kami berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan murka Rasul-Nya

Baca juga:  Hikmah atawa Nasehat Imam Syafi'i

Di saat yang sama, Rasulullah telah mengirim pasukan kepada mereka, dan hendak menyerang mereka. Sebelum menyerang,  Allah Swt. menurunkan ayat yang menjelaskan duduk persoalan sebenarnya. Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Sungguh betapa berbahaya berita bohong. Siapapun bisa menerima. Yang paling berbahaya adalah apabila berita tersebut diterima oleh publik figur yang memiliki pengikut. Dampak buruknya bisa besar dan merusak ketenteraman di dalam masyarakat. Jika saja Kanjeng Nabi tidak diberi tahu Allah, nasib Bani Mustaliq pasti akan hancur lebur. Mereka akan diperangi oleh pasukan sahabat.

Maka dari itu, apapun informasi yang kita terima hendaknya diklarifikasi dulu agar tahu kebenaran yang sebenarnya. Bukan mudah percaya begitu saja. Sebab ada banyak orang fasik jahat yang mengharapkan kehancuran orang lain dengan cara berbohong dan memfitnah. Apalagi jika sudah bersinggungan dengan politik.

Kisah di atas bisa dilihat di dalam Kitab al-Sunan al-Kubra bab: Qismah al-ghanimah fi radd al-Harb, Kitab al-Musnad karya Imam Ahmad ibnu Hanbal, Majma’ al-Zawa’id karya al-Haytsami. Al-Harits ibnu Dhirar al-Khuzai berkata, “Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Thabrani. Para perawi dalam riwayat Ahmad tergolong tsiqah.”

Baca juga:  Bersedih dengan Riang Gembira

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top