Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (156): KH. Mugeni Hasar

Kh. Mugeni Hasar

(L. 11 Desember 1951)

KH. Mugeni Hasar atau biasa disapa dengan panggilan akrab Guru Mugeni ini dilahirkan di Barabai tanggal 11 Desember 1951. Namun demikian sejak menyelesaikan kuliah program doktoral di Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin, beliau banyak terlibat dalam beberapa kegiatan pendidikan dan dakwah di kota Banjarmasin.

Beliau dikenal luas oleh masyarakat di ibu kota provinsi Kalimantan Selatan dan sekitarnya ini, terutama warga besar di jalan Pahlawan gang IAIN (samping MAN 1 Banjarmasin) dan kawasan Kampung Gedang. Di kawasan ini beliau sangat dihormati, dituakan dan betul-betul menjadi “Kamus Berjalan” dalam berbagai masalah kegamaan. Popularitas beliau mulai dikenal warga karena berhasil mengkader beberapa anak muda yang dulunya jauh dari agama menjadi dekat kepada agama. Mereka didekati secara persuasif, sehingga menjadi kelompok yang selalu siap untuk diminta masyarakat dalam berbagai kegiatan keagamaan, antara lain menyembahyangkan jenazah, maulid Habsyi maupun beberapa kegiatan sosial keagamaan lainya.

Tak hanya itu, berkat kedekatan beliau dan memiliki kemampuan khusus dalam mendekati serta menggandeng para remaja, akhirnya tidak sedikit yang dapat diselamatkan. Ada yang dulunya anak nakal, putus sekolah, pemabuk, dan pelaku kenakalan lainnya di masyarakat—alhamdulillah–dapat disadarkan sehingga menjadi remaja yang baik. Mereka terus didekati, dibina, dan selalu diarahkan secara khusus melalui pengajian, majelis taklim maupun bimbingan-bimbingan lainnya serta konsultasi pribadi.

Tokoh ini merupakan sosok ulama yang giat dalam menuntut ilmu. Meskipun bukan berasal dari keluarga, namun berkat kegigihannya akhirnya sampai juga mengantongi ijazah S.2 pada Pascasarjana IAIN Antasari. Beliau memasuki program studi Filsafat Islam, dengan konsentrasi Ilmu Tasawuf. Dengan judul tesis “Pemikiran Tasawuf Syeikh Abdurrahman Siddiq (Telaah Atas Kitab Ama; Ma’rifah)”, dengan pembimbing Prof. Dr. H. Asmaran, AS, MA dan Dr. H. Hadariansyah, AB, MA.

Baca juga:  Menimbang Tiga Prinsip Ekonomi Al-Ghazali (1): Membaca Paradigma Ekonomi Islam

Sebelum bertugas sebagai dosen atau tenaga edukatif tetap (PNS) KH. Mugeni Hasar lama mengabdikan diri membagikan ilmu pengetahuan yang dimiliki, khususnya bahasa Arab. Beliau lama bekerja ditempatkan di Lembaga Bahasa IAIN Antasari, kemudian berubah menjadi Pusat Pelayanan Bahasa (PPB) IAIN Antasari. Beliau dekat dengan para mahasiswa dan selalu tampil sederhana serta tidak terlalu menjaga jarak dengan mereka, sehingga selalu disukai. Apalagi K.H. Mugeni Hasar bukan tipe pengajar yang formal, mudah diajak ngobrol, dan berdiskusi.

KH. Mugeni Hasar berpenampilan sangat sederhana, dan malah dapat dikatakan tawaddhu’, beliau dalam kesehariannya terbiasa mengucapkan salam kepada siapa saja yang ditemui, apalagi saat berpapasan di jalan. Beliau selalu berusaha yang pertama dalam memberi salam, baik terhadap yang muda apalagi terhadap yang lebih tua dari beliau. Sangat akrab dan ramah dalam bergaul, sehingga mudah diajak bicara, apalagi menyangkut masalah agama. Tidak sedikit anak muda yang senang sekali berdiskusi atau bermudzakarah dengan beliau mereka karena selalu dihargai.

Sebelum mengabdi di IAIN Antasari KH. Mugeni Hasar, sambil menyelesaikan kuliah, sempat menjadi guru honor di PGA Nahdlatul Ulama Kelayan Banjarmasin, bahkan hingga lembaga pendidikan Islam itu berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Siti Mariam Banjarmasin. Di sekolah ini beliau memegang mata pelajaran bahasa Arab, Akidah Akhlak dan Ushul Fikih.

Baca juga:  Kiai Sahal Mahfudh (4): Dari Pesantren untuk Indonesia dan Dunia Islam

Cukup lama KH. Mugeni Hasar mengajar di PGNU/MA Siti Mariam tersebut, sehingga banyak sekali andilnya dalam memajukan sekolah tersebut. Meskipun saat itu beliau masih muda, namun oleh siswa-siswi atau pelajar maupun guru-guru yang ada di situ (termasuk guru senior), KH. Mugeni Hasar dituakan, beliau sangat dihormati dan dimuliakan. Meski begitu beliau tetap tampil biasa, bergaul dengan baik dengan siapa saja. Jika mengajar siswa-siswi, tidak jarang sampai waktu istiharat selesai, beliau baru berhenti. Itu dikarenakan para pelajar memang menyenangi beliau.

Di masyarakat pun aktivitas dakwah dan pendidikan beliau sangat padat, khususnya memberikan ceramah agama. KH. Mugeni Hasar sering diundang ke mana-mana, bahkan tidak jarang beliau sendiri yang mendatangi pengajian atau majelis taklimnya. Dan beliau lakukan itu bukan dengan mengendarai sepeda motor, melainkan cuma naik sepeda biasa (sepeda onta).

Beliau juga diberi kelebihan oleh Allah bisa mengobati orang yang sakit melalui doa-doa, terutama sekali bagi orang yang diganggu makhluk halus. Banyak orang yang datang ke rumah beliau, baik pagi, siang atau malam hari guna meminta pertolongan, berkonsultasi, meminta masukan maupun sekadar bersilaturrahim. Tiap hari tidak pernah kosong, selalu saja ada tamu yang dating, malah kadang-kadang ada orang yang tidak beragama Islam untuk meminta saran, masukan dan sebagainya.

Meskipun sebagai pegawai negeri atau dosen IAIN Antasari, KH. Mugeni Hasar membangun lembaga pendidikan Islam yang diberi nama Safinatun Najah. Di lembaga pendidikan ini menyelenggarakan TK/TPA Alquran, Sekolah Dasar Islam Terpadu serta Majelis Taklim yang dipusatkan di kediaman beliau. Mulanya pengajian di ruang rumah dan halaman, namun karena jemaah kian bertambah jumlahnya, maka beliau pun membangun tempat khusus dengan menjadikan ruimah berlantai dua. Di lantar dua inilah pengajian digelar, sehingga jemaah dapat mengikuti dengan tenang dan nyaman.

Baca juga:  Menelaah Para Tokoh Muslim dari Kaum Difabel

Pengajian yang beliau asuh dan beliau sendiri yang mengisinya, dihadiri oleh masyarakat sekitar dan yang datang dari berbagai tempat di kawasan kota Banjarmasin. Ada jemaah khusus kaum ibu (perempuan), ada jemaah khusus kaum bapak (laki-laki), ada jemaah yang bersifat campuran dan malah ada jemaah yang khusus para remaja.

Lembaga pendidikan yang dibangun KH. Mugeni Hasar kian lama semakin bertambah maju, murid atau siswanya makin bertambah banyak. Dan sepeninggal beliau, masih dapat berkembang yang dikelola oleh isteri beliau sendiri. Dalam hal ini terutama sekali Sekolah Dasar Islam Terpadu dan Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu.

Di IAIN Antasari hampir seluruh civitas akademika mengenal beliau dengan baik, untuk ini apakah di kalangan karyawan, dosen maupun para pimpinan. Dalam berceramah atau menyampaikan khutbah, beliau sering kali mengemukakan masalah pembinaan akhlak yang dikaitkan dengan kemajuan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ceramah-ceramah beliau selalu menarik karena bisa menghubungkan dengan peristiwa-peristiwa yang aktual, atau monumental.

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top