Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (139): Drs. H. Zainal Arifin Zamzam, MA

Drs. H. Zainal Arifin Zamzam, Ma

(L. 20 Mei 1942)

Karirnya dimulai sebagai guru agama pada Sekolah Dasar Negeri Sukmaraga Patmaraga Candi Agung Amuntai tahun 1962. Sebelum itu, dia sudah menjadi guru di Normal Islam, PGA, SMAI Rasyidiyah Khalidiyah tahun 1961-1969. Sebuah perjalanan dari seorang anak banua kelahiran Amuntai, 20 Mei 1942 selama lebih kurang 8 tahun di bidang pendidikan. Setelah itu, Zainal Arifin Zamzam memperoleh kesempatan mengikuti program tugas belajar di Islamic University of Medina (1969-1974). Sepulang dari Madinah, ia tak lagi menjadi guru di Amuntai melainkan menjadi guru Aliyah pada lembaga pendidikan Darul Ma’arif di Jakarta (1975-1989).  Arifin juga pernah menjadi dosen tidak tetap pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen tetap pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Ma’arif Jakarta. Inilah lika-liku kehidupan belajar mengajar yang dilakoni salah seorang putera dari KH. Zamzam dan Hj. Purnama.

Zainal Arifin tamat Sekolah rakyat pada tahun 1955 di Amuntai, pendidikan di Normal Islam diselesaikannya pada tahun 1961. Sesudah itu dia masuk Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari sampai tingkat Bakaloreat tahun 1965. Antara tahun 1969-1974 Arifin mengikuti program tugas belajar pada Islamic University of Medina dengan memperoleh Licence (Lc). Sementara program Doktoral pada IAIN Syarif Hidayatullah berhasil diselesaikan pada tahun 1982. Menyusul program magister pada lembaga pendidikan tinggi yang sama berhasil diselesaikannya pada tahun 1992. Kemuadian suami Hj. Masfah puteri KH. Jamaluddin itu, melanjutkan program doktor (S.3).

Baca juga:  Ulama Banjar (75): KH. Mansyur Bin H.Hasan

Prinsip hidupnya adalah hidup bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Arifin telah membuat karya tulis, antara lain Mistik Islam dan Peranannya dalam Revolusi Indonesia (risalah Bakaloreat Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Amuntai tahun 1965), Al-Da’wat al Islamiyah fi Indonesia (risalah S.1 pada Fakultas Ushuluddin dan Dakwah pada Islamic University of Medina tahun 1974), Metode Dakwah di Kalangan Masyarakat terasing Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan, merupakan skripsi pada IAIN Syarif Hidayatullah tahun 1982.

Karya Ilmiah dalam bentuk buku antara lain berjudul, Sunnah Menghadapi Tantangan Pengingkarnya (terjemah bersama Ma’ruf Misbah, Penerbit Bumiresta Jakarta tahun 1994), Nikmat Kesehatan dalam Ibadah Islam (terjemah bersama Ma’ruf Misbah, Penerbit Bumiresta Jakarta tahun 1994), Dahriah (Artikel dalam Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru van Hoeve tahun 1994), Dajjal (Artikel dalam Ensiklopedi Islam, Penerbit PT Ichtiar Baru van Hoeve Jakarta tahun 1994), Kemelencengan Akidah Syi’ah (terjemah, tidak diterbitkan), Perbandingan antara Aliran, Kekuasaan Mutlak dan Keadilah Tuhan (Penerbit PT. Pustaka Antara Jakarta tahun 1996).

Selain itu masih ada lagi karya ilmiah yang lainnya, yaitu yang berjudul Nadhir Syah (Artikel dalam Ensiklopedi Islam), Abdul Qadir Jailani (Artikel dalam Ensiklopedi Islam), Darul Hikmah (Artikel dalam Ensiklopedi Islam) yang diterbitkan oleh penerbit PT. Ichtiar Baru van Hoeve.

Baca juga:  Ulama Banjar (27): KH. Gazali

Keberhasilan membuat karya tulis tersebut, tentu saja ditopang keilmuan yang dimilikinya, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah pengalaman yang didapatkan dalam berorganisasi. Mulai tahun 1962 dia menjadi ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Ushuluddin Amuntai. Tahun 1963 menjadi Sekretaris Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Amuntai. Begitu pula selama ia menjadi Sekretaris Majelis Ilmu Pengetahuan (MIP) Persatuan Pelajar Indonesia-Madinah tahun 1972, H. Zainal Arifin juga aktif sebagai Pengurus Himpunan Qari-Qariah Kalimantan Selatan tahun 1986-1988 dan sebagai anggota Pengurus Badan Musyawarah Ulama Umat Islam (BAMUIS) Pusat tahun 1993. Sejak tahun 1993 hingga kini ia menjadi anggota presidium Forum Komunikasi dan Konsultasi Penyelenggara Pendidikan Islam Tingkat Pusat hingga sekarang.

Beberapa pengalaman lainnya lagi yang dimiliki H. Zainal Arifin adalah sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Lajnah Bathsul Masail Diniyah Nahdatul Ulama periode 1994-1999. Disamping itu H.Zainal Arifin tercatat sebagai pendiri dan Pengurus Forum Studi Islam (FSI) Granada, Pengurus Thariqat Mu’htabarah NU Jakarta serta Pengurus Kerukunan Warga Kalimantan Selatan (KWKS) se Jabotabek.

Drs. H. Zainal Arifin, MA. Yang tinggal di jalan Fatmawati No.45 Cipete Jakarta Selatan telah dikaruniai enam putera/puteri masing-masing bernama H. Ahmad Syauqi Madani, S.Kom., Fathi, S.Th.I, Fahmi, Muhammad Subhi, Qathrin Nada, Anwar Rosyadi.

Baca juga:  Ulama yang Mulai Serius Belajar di Usia Tua (2): Imam Hasan bin Ziyad

Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top