Selain sebagai amalan yang paling agung, zikrullah bahkan merupakan inti atau ruh semua aktivitas. Setiap aktivitas yang di dalamnya tidak ada zikrullah adalah sia-sia dan tidak mempunyai nilai apa-pun di mata Allâh SWT Dalam sebuah hadis yang diriwayat oleh Imam al-Nasa’i, Nabi SAW menyebut aktivitas semacam ini sebagai permainan belaka:
فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: كُلُّ شَيْءٍ لَيْسَ فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ فَهُوَ لَهْوٌ وَلَعْبٌ
Segala sesuatu yang tidak bertolak dari zikrullah adalah permainan, (al-Sunan al-Kubra, Juz 5, Halaman: 302).
Satu faktor yang menyebabkan dzikrullah menduduki posisi tertinggi dalam keseluruhan aktivitas seorang mukmin yaitu terkait erat dengan keberadaanya sebagai pengusir iblis atau setan dari dalam diri manusia. Tidak dipungkiri bahwa makhluk terkutuk ini selalu menempel di dalam diri manusia sejak manusia itu lahir ke dunia. Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلَّا وَالشَّيْطَانُ يَمَسُّهُ حِينَ يُولَدُ فَيَسْتَهِلُ صَارِخًا مِنْ مَسِّ الشَّيْطَانِ إِيَّاهُ إِلَّا مَرْيَمَ وَابْنَهَا ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ { وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ) صحيح البخاري- طوق النجاة ، 6: 34)
Tidaklah seorang anak-pun dilahirkan kecuali dia pasti disentuh oleh syetan, (Shahih al-Bukhari-Thuq al-Najah, Juz 6, halaman: 34).
8325 – إِنَّ لِلْوَسْوَاسِ خُطَمًا كَخُطَمِ الطَّائِرِ فَإِذَا غَفَلَ ابْنُ آدَمَ وَضَعَ ذَلِكَ الْمِنْقَارَ فِى أُذُنِ الْقَلْبِ يُوَسْوِسُ فإن ابنُ آدم ذكرَ اللهَ نَكَصَ وَخَنَسَ فَلِذَلِكَ سُمِيَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَاسُ، (ابن شاهين فى الترغيب فى الذكر عن أنس وهو ضعيف)جامع الأحاديث ،ج 9، 239)
Dalam bahasa Ibn Abbas yang dikutip oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak dan Imam al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman Hadis tersebut diungkapkan dengan kata-kata:“Tidaklah seorang manusia yang terlahir ke dunia kecuali al-waswas bertengger di hatinya; jika ia melakukan zikrullah, setan itu menahan diri; tetapi jika ia lalai, setan itu bergerilnya membisikkan godaan-godaan” (Jami Hadis, juz 9, halaman: 239).
يا رسول الله. فقال: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنْ ابْنِ آدَمَ (3) مَجْرَى الدَّمِ، وَإِنِّيْ خَشِيْتُ أَنْ يَقْذَفَ فِيْ قُلُوْبِكُمَا شَيْئًا، أَوْ قَالَ: شرًا” (4(وَقَالَ الْحَافِظُ أَبُوْ يَعْلَى الْمُوْصِلِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ بَحْرٍ، حَدَّثَنَا عَدِي بْنُ أَبِيْ عَمَارَةِ، حَدَّثَنَا زيادًا (5) النّميري، عن أنس بن مالك قال: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الشَّيْطَانَ وَاضِعُ خُطَمِهِ (6) عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ، فَإِنْ ذَكَرَ (7) خَنَسَ، وَإِنْ نَسِيَ (8) اِلْتَقَمَ قَلْبَهُ، فَذَلِكَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَّاسُ.
Ibn Abbas menjelaskan, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibn Abi Syaibah dalam Mushannafnya dan dikutip juga oleh Imam Ibn Katsir dan Imam al-Thabari dalam kitab tafsir mereka, bahwa yang dimaksud al-waswas adalah setan, kemudian ia berkata: “Setan itu mendekam di kalbu anak Adam; jika ia lupa dan lalai, setan itu membisikkan godaan-godaan, dan jika ia berdzikir kepada Allâh, setan itu menahan diri”. (Mushannaf Ibn Syaibah, juz 7, halaman: 135, Tafsir Ibn Katsir, juz 4, halaman: 539, Tafsir al-Thabari, juz 30, halaman: 355).
Jadi, tidak diragukan lagi bahwa musuh bebuyutan manusia adalah iblis, sang iblis tidak pernah berhenti menggoda manusia bahkan sejak manusia pertama Adam diciptakan dan makhluk-makhluk durhaka ini tidak mungkin dapat dihalau kecuali dengan senjata yang disebut zikrullah. Hal ini ditegaskan langsung oleh Nabi SAW melalui sabda beliau dalam riwayat Imam Ibn Hibban, Tirmidzi, dan Abu Ya‘la:
كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يَحْرَزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللهِ
Seseorang tidak akan bisa melindungi diri-nya dari setan kecuali hanya dengan zikrullah, (Shahih Ibn Hibban, Juz 14, halaman: 125, Sunan al-Tirmidzi, Juz 5, halaman: 148, Musnad Abi Ya’la, juz 3, halaman: 140).