Sedang Membaca
Khutbah Jumat: Keistimewaan dan Rahasia Bulan Muharram
Noor Sholeh
Penulis Kolom

Penulis pernah mengajar di SMKN 2 Jepara, dan mengabdi di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kabupaten Jepara. Pernah juga diamanahi menjadi Ketua MWC NU Kota Jepara. Kolom Khutbah Jumat adalah kumpulan naskah-naskah yang pernah disampaikan oleh almarhum dalam mimbar Jumat. Naskah itu kini diketik ulang supaya bermanfaat dan menjadi amal jariyah yang terus mengalir. Lahu-alfaatihah..

Khutbah Jumat: Keistimewaan dan Rahasia Bulan Muharram

Hadirin Sidang Jumat yang Berbahagia..

Hari ini kita telah memasuki tahun baru hijriyah atau bulan Muharram. Bulan ini adalah bulan yang mulia dalam pandangan Allah Swt, sebab pada bulan ini Allah Swt menciptakan Bumi, Arsy, Kursiyyi, Qolam, dan Lauhul Mahfudz.

Dan di bulan Muharram ini pula, Allah Swt memberikan pertolongan yang besar kepada para nabi dan rasul-rasul yang dicintainya, antara lain: selamatnya Nabiyullah Nuh As dari banjir taufan, keluarnya Nabiyullah Yunus As dari perut ikan, terselamatkannya Nabiyullah Ibrahim dari apinya Raja Namrud, terselematkannya Nabiyullah Musa As dari kejaran Fir’aun dan pembantu-pembantunya, serta terlepasnya Rasulullah Muhammad Saw dari rencana jahat orang-orang kafir Quraisy itu semua terjadi pada bulan Muharram.

Oleh karena itu, di bulan Muharram inilah, kita-kita ini sebaiknya kalau tidak ada uzur, berpuasalah pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Sebab kanjeng Rasul Muhammad Saw bersabda:

هَذَا يَوْمٌ بِمَا شُوْرَاءُ وَلَمْ يَكْتُبْ عَلَيْكُمْ صِيَامُهُ

“Hari ini adalah hari Asyuro’, dan tidak diwajibkan atas kamu berpuasa

وَاَنَا صَائِمٌ

Sedang aku berpuasa

فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ

Maka barang siapa mau (berpuasa) hendaknya berpuasa

وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ (رواه البخرى)

Barang siapa yang tidak mau (berpuasa), boleh berbuka (tidak puasa)”.

Untuk membedakan kita dengan umat yang lain, sebaiknya tidak hanya pada tanggal 10 Muharram, namun juga pada hari yang ke-9 Muharram, sebagaimana sabda Rasul Saw:

Baca juga:  Peletakan Batu Pertama Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo Perkuat Hubungan RI-UEA

لَئِنْ بَقَيْتُ اِلىَ قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعُ (رواه المسلم)

“Jika tahun depan aku masih hidup, niscaya aku akan berpuasa pada hari ke 9 Muharram”.

Hadirin Sidang Jumat yang Berbahagia

Tentang pahala puasa Asyuro’, Rasulullah Saw pernah ditanya oleh sahabatnya:

سُئِلَ عَنْ صِيَامِ عَاشُوْرَاءَ

Maka beliau menjawab: فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ اْلمَاضِيَةِ (رواه المسلم)

“Puasa Asyuro dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu.

Dengan gambaran hadis tersebut marilah kaum muslimin, apabila kita diberi umur panjang dan tidak ada uzur syar’i dapatlah kita manfaatkan besuk pada tanggal 9 dan 10 Muharram untuk bisa melaksanakan puasa tasu’a dan asyuro.

Semoga Allah dapat menghapus dosa-dosa kita selama satu tahun lamanya, dan kita diberi umur panjang, jauh dari bala’, banyak rezeki yang halal dan barokah, serta mendapat ridho Allah Swt, Amien Allahhumma Aamin..

Hadirin Sidang Jumat yang berbahagia

Dengan datangnya tahun baru hijriyah ini berarti umur kita bertambah satu tahun, itu artinya kesempatan hidup kita itu berkurang satu tahun dan pintu kuburan semakin dekat dengan kita. Kalau sudah dekat apa yang harus panjenengan persiapkan untuk menghadap Allah Swt?

Pesan saya kepada panjenengan semua:

“Mari kita jangan sampai terjebak dan silau dengan kehidupan duniawi, sebab kehidupan duniawi itu tiada lain adalah kesenangan yang memperdayakan, seperti dolanan.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Ali Imron ayat 185

Baca juga:  Apa yang Dikisahkan Soekarno tentang Masjid Indonesia?

وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Dengan kefahaman ini, seharusnya kita-kita ini tidak bermalas-malasan apabila ada panggilan sholat untuk berjamaah, tidak eman untuk berinfak, menyantuni anak yatim-piatu, fakir-miskin, berbuat baik kepada tetangga dan teman dekat, ringan tangan dalam berjuang melalui pendidikan, menyejahterakan lingkungan, dan laku-laku apa saja yang tidak bertentangan dengan syari’at agama Islam.

Janganlah kita salah laku, salah tujuan, salah kaprah dalam beramal, salah alamat dalam permintaan, ini yang harus diwaspadai oleh umat Islam, terutama dalam satu Syuro atau satu Muharram, seperti memanfaatkan mencari pesugihan, penglarisan, dan hajat-hajat lain yang bertentangan dengan syariat Islam.

Untuk itu, mari kaum muslimin, kita waspada kepada bentuk-bentuk ritual yang dapat menyebabkan kemusyrikan, karena perbuatan musyrik itu sangat lembut sekali, diumpamakan semut hitam yang berjalan di atas batu berwarna hitam, sangat samar dan menipu. Oleh sebab itu, mari kita berhati-hati dengan masalah tauhid, hanya kepada Allah lah kita menyembah dan meminta pertolongan.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Selain Allah itu lemah, tidak berdaya, selain Allah tidak ada apa-apanya dan selain Allah akan hancur dan binasa. Hanya Allah sajalah yang dapat memberi kekayaan, penglarisan, pesugihan.

Baca juga:  Nabi yang "Leyeh-Leyeh" di Masjid

Semoga diri kita, keluarga kita, dan umat islam dapat diselamatkan Allah dari tipu daya setan dan hawa nafsu. Dan kita semua dapat diselamatkan Allah dari fitnah dunia dan akhirat serta terhindar dari siksa api neraka. Amien Allahhumma Amien..

Masjid At-Taqwa, 16-11-2012

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
2
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
3
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top