Sedang Membaca
Kisah Sufi Unik (21): Ahmad bin Khadrawaih Sedekah kepada Pencuri
Mukhammad Lutfi
Penulis Kolom

Alumnus Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kisah Sufi Unik (21): Ahmad bin Khadrawaih Sedekah kepada Pencuri

Ahmad bin Khadrawaih, memiliki kuniyah Abu Ahmad, dalam Thabaqat al-Auliya dibaca “Hidrawaih”, salah satu ulama besar Khurasan di zamannya. Hidup sezaman dengan Abu Turab al-Nakhsyabi, dan Hatim al-‘Asham. Al-Sulami menginformasikan bahwa Ahmad bin Khadrawaih pernah bertemu dengan Abu Yazid al-Bastami. 

Menurut catatan Fariduddin al-Atthar, Ahmad bin Khadrawaih memiliki seribuan murid yang bisa terbang dan berjalan di atas air, wallahu a’lam. Ahmad bin Khadrawaih meninggal di tahun 240 Hijriyah. 

Ahmad bin Khadrawaih dikenal dengan sufi yang gemar sekali sedekah. Dikisahkan Ahmad bin Khadrawaih pernah meminjam uang seratus ribu dirham untuk disedekahkan. Melihat jumlah yang begitu besar, orang yang meminjami Ahmad bin Khadrawaih lalu bertanya.

“Bukankah anda ini orang yang zuhud terhadap dunia? Untuk apa uang sebesar itu?” tanya orang yang meminjami Ahmad bin Khadrawaih.

“Akan kubelikan makanan lalu kusedekahkan kepada orang-orang mukmin, dan aku tidak akan meminta pahala/imbalan dari Allah,” jawab Ahmad bin Khadrawaih.

“Kenapa bisa begitu,” tanya orang yang meminjami lagi.

“Karena dunia ini tak ada harganya bagi Allah, maka tak pantas bagiku meminta pahala untuk sesuatu yang tak berharga bagi-Nya, sedangkan Dia (Allah) Maha Kuasa atas dunia dan segala isinya,” jelas Ahmad bin Khadrawaih kepada orang yang meminjami uang.

Baca juga:  Rabi’ah al-Adawiyah: Wanita Sufi Setenang Malam

Pada kisah yang lain Ahmad bin Khadrawaih juga pernah bersedekah pada pencuri. Alkisah, di suatu malam ada pencuri yang masuk ke rumah Ahmad bin Khadrawaih, pencuri itu menggeledah rumah Ahmad bin Khadrawaih, namun tidak menemukan apapun. Putus asa karena tak menemukan apapun, pencuri itu akhirnya memutuskan untuk pergi, namun sial, langkahnya ketahuan oleh Ahmad bin Khadrawaih.

“Wahai anak muda, ambillah ember, lalu wudhu lah di sumur dan lantas salatlah! Bermalamlah di sini, nanti kalau aku dapat rizki akan kusedekahkan kepadamu, agar kau tidak keluar membawa sesuatu yang haram,” perintah Ahmad bin Khadrawaih kepada pencuri itu.

Malu karena sudah tertangkap basah ingin mencuri, akhirnya pemuda itu menuruti semua perintah Ahmad bin Khadrawaih. Niat mencurinya pun batal, dia malah ditawari menginap dan dijanjikan sedekah. Akhirnya pemuda itu menginap di rumah Ahmad bin Khadrawaih. Tetiba keesokan harinya ada seseorang yang memberi uang seratus dinar kepada Ahmad bin Khadrawaih. Pemuda itu melihat sendiri ada orang yang memberi uang kepada Ahmad bin Khadrawaih.

“Ambillah uang ini, anggap saja ini imbalan untuk salatmu semalam,” ucap Ahmad bin Khadrawaih sambil menyodorkan uang kepada pemuda yang batal mencuri itu.

Pemuda itu kagum akan perlakuan Ahmad bin Khadrawaih kepadanya, seluruh tubuhnya bergetar, dan lalu menangis sejadi-jadinya, dan lalu berkata, “Selama ini aku telah tersesat, namun kali ini aku akan bertaubat.”

Baca juga:  Potret Perjuangan Ulama (1): Rihlah dan Lelah

“Allah begitu baik, aku salat satu malam saja sudah dimuliakan seperti ini,” imbuh pemuda yang batal mencuri itu.

Pemuda itu akhirnya taubat karena perlakuan Ahmad bin Khadrawaih kepada dirinya. Berikut uantaian kata hikmah dari Ahmad bin Khadrawaih;

حَقِيْقَةُ المـَـــــــعْرِفَةِ هِيَ المــــَحَبَّةُ بِالقَلْبِ وَالذِّكْرُ باللِّسَانِ وَقَطْعُ الهِمَّةِ عَنْ كُلِّ شَيْئٍ سِوَاهُ

“Haqiiqatul ma’rifat hiya al-mahabbah bi-l-qolbi, wa al-zikru bi-l-lisaan, wa qath’u-l-himmati an kulli syai’in siwaahu.”  

“Hakikat makrifat ialah: hati yang selalu dinaungi cinta, lisan yang men-dawam-kan zikir, dan memutus harapan kepada selain Allah.” Wallahu a’lam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top