Sedang Membaca
Ustaz: Sundul, Sindir, dan Sentil
M. Ishom el-Saha
Penulis Kolom

Dosen di Unusia, Jakarta. Menyelesaikan Alquran di Pesantren Krapyak Jogjakarta dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Ustaz: Sundul, Sindir, dan Sentil

Ustaz sindir ustadz sedang jadi trending topik pemberitaan hari ini. Sindir adalah satu dari tiga jenis kata yang memiliki pengertian menggeser atau menjatuhkan sesuatu agar dapat menang tipis dari lawan kompetitor.

Kebetulan semuanya berawal huruf S hanya saja dibunyikan secara berbeda, yaitu: Sundul, Sindir dan Sentil.

Pertama, sundul atau menjulukkan sesuatu ke atas dalam satu gerakan ringan agar dapat menggeser benda di atasnya. Seperti pemain bola yang bermaksud mendahului dan merebut kesempatan lawan memainkan bola dengan cara menyundul.

Kedua, sindir atau mengemukakan sesuatu ke permukaan secara samar atau tidak terang-terangan agar orang lain memperhatikan. Sindir adakalanya memuji dan ada kalanya menjelekkan, dengan maksud agar orang yang menyindir mendapatkan “keuntungan”.

Ketiga, sentil atau menggerakkan jemari tangan sesaat ke arah sasaran agar berpindah tempat dan haluan. Seperti seseorang menyentil lalat yang nemplok di baju dan celananya.

Baik sundul, sindir, dan sentil pada dasarnya merupakan aktivitas ringan bagi pelakunya. Oleh sebab itu seringkali pelaku sundul, sindir, dan sentil tak menyadari dampak perbuatannya. Bahkan sundul, sindir, dan sentil sering mereka jadikan sebagai bahan ledekan, guyonan, dan candaan.

Sebaliknya sundul, sindir dan sentil berpengaruh besar bagi sasaran maupun obyeknya. Rasa kecewa, jengkel, dan gondok berkecamuk menjadi satu, sehingga ingin dibalaskan kepada orang yang terlebih dulu menyundul, menyindir, dan menyentil dirinya itu.

Baca juga:  Fariez Alniezar Menggugat Bahasa Kekuasaan

Sundul, sindir, dan sentil merupakan bentuk ketidaklugasan dan ketidak terus terangan. Banyak orang menggunakan cara-cara semacam itu karena anggapan bahwa terus terang itu terasa tak mengenakkan. Tapi banyak yang tak menyadari bahwa sundul, sindir, dan sentil sesungguhnya lebih tidak mengenakkan.

Allah Swt berfirman: “Wahai orang yang beriman janganlah suatu kaum merendahkan kaum lainnya. Bisa jadi mereka lebih baik dari mereka (yang menyundul, menyindir, menyentil)… (QS. Al-Hujurat: 11).

Apalagi ustaz menyindir ustadz!?
Ooooo.. lah ini tulisan nyindir juga kan!!?

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top