Muhammad Aswar
Penulis Kolom

Penulis lepas. Mukim di Yogyakarta.

Kota Islam yang Terlupakan (10): Kumbi Saleh, Tanah Emas dan Harmonisasi Agama

Whatsapp Image 2020 05 15 At 1.57.08 Am

Kekayaan, bagaimana pun, tetap menjadi penilaian penting menentukan kesejahteraan, bahkan pendidikan dan agama suatu negara. Entah kekayaan yang masih tersimpan di perut bumi atau telah menjadi nominal di pasar, bank dan bursa saham.

Dan begitulah Afrika mengenang kebangkitan dan kemundurannya, benua yang perutnya menyimpan begitu banyak logam-logam mulia. Logam-logam itu mengundang para penjelajah dan penjajah, semenjak orang-orang mengenal logam sebagai benda berharga. Dan kita tahu, lewat perdagangan dan penjajahanlah pertukaran peradaban berlangsung begitu masif.

Bagaimana pun kita memandang Afrika hari ini, kekerasan, kematian, kelaparan, adalah riwayat lain dari benua yang telah berubah jadi miskin setelah abad penjajahan. Dan sebelum itu, mereka adalah orang-orang dengan tingkat kesejahteraan, bahkan pengamalan agama yang begitu luhur. Ya, kesejahteraan, juga kekayaan, terkadang memang sangat berpengaruh pada kesalehan.

Kita bisa mengenang negara mana saja di Afrika, namun kekaisaran Ghana bisa dikata adalah kekaisaran yang pertama-tama menjadi denyut ekonomi bagi hampir seluruh daratan Afrika, memperdagangkan emas dan garam. Bersamaan dengan itu, Ghana mempertemukan berbagai agama dengan damai.

Pada 6 Maret 1957, Ghana dideklarasikan sebagai negara merdeka. Namun siapa pun tahu, Ghana yang baru berdiri itu bukanlah kekaisaran Ghana yang dikenang-kenang dalam sejarah. Bahkan etnis pun berbeda. Kekaisaran Ghana berjarak sekitar 400 mil ke barat daya Ghana modern.

Ghana di masa dahulu kini terletak di Senegal bagian utara dan Mauritania bagian selatan. Satu-satunya yang sama adalah baik Ghana modern dan Ghana yang lampau, telah terhapus dalam peta sejarah merupakan lumbung emas.

Baca juga:  Ilmuwan Muslim Cum Musisi (4): Menurut Ibnu Sina, Musik adalah Jalan Utama untuk Kesehatan

Kekaisaran Ghana salah satu dari dua kekaisaran tertua di Afrika. Dibangun sejak abad ke-4 M dan tiba-tiba luluh lantah dari permukaan bumi pada abad ke-14. Bagi orang-orang lokal, sering disebut Wagadu. Dan menjadi kekuatan penting pada abad ke-8. Dijalankan oleh orang-orang Mande yang berbahasa Soninke, luas wilayah kekaisarannya sekitar 100.000 kilometer persegi: dari sungai Senegal di barat ke sungai Niger di timur dan selatan; di sebelah utara kekaisaran membentang sampai gurun Sahara.

Kumbi Saleh menjadi ibukota kekaisaran, sebuah kota yang menghubungkan gurun Sahara dengan laut daerah barat. Di samping itu, kekaisaran juga mengontrol kota penting Audoghas yang merupakan ujung selatan rute perdagangan trans-Sahara. Rute ini telah ada sebelum kedatangan Kristen, dan semakin berkembang ketika orang-orang Islam mulai memasuki kota ini di tahun 750 M.

Para pelancong Islam menyebut kota ini bilad al-zahab, tanah emas. Selain mendirikan lokasi-lokasi tambang tersendiri yang dikerjakan oleh orang-orang Mandingo, kekaisaran Ghana memanfaatkan lokasinya yang sangat strategis dalam rute perdaganan tran-Sahara. Mereka mendatangkan emas dari Wangara lalu dijual ke orang-orang dari utara. Mereka membeli garam dari orang utara dan menjualnya ke orang-orang selatan. Dan terlebih lagi, sang raja selalu mengambil pajak bagi orang-orang yang melintasi wilayah kekuasaannya.

“Raja mengenakan perhiasan layaknya seorang wanita. Kalung dan gelang emas, beserta mahkota emas dan kain terbaik yang disulam umat manusia. Kediamannya dikelilingi sepuluh patung kuda dari emas. Bahkan rambut-rambut pada pelayan kerajaan juga dihiasi emas. Kediaman sang raja dijaga oleh anjing-anjing pilihan, di leher mereka dipasangkan emas dan perak dengan manik-manik yang berkilauan,” tulis Abu Abdullah al-Bakri dalam Kitab al-Masalik wa al-Mamalik.

Emas dan garam adalah komoditas utama perdagangan di Kumbi Saleh, bersama dengan kain, tembaga dan tembikar. Bagi pedagang Muslim, kota itu bak surga dengan ribuan budak yang bisa dibeli dan dibawa ke mana saja. Karena agama tidak memperbolehkan setiap Muslim menjadikan budak Muslim lain, maka orang-orang dahulu membeli budak di pasar Afrika yang kebanyakan belum memeluk Islam.

Baca juga:  Membaca Kembali Pemikiran Si Kumis dari Pakistan

Bersama-sama Membangun Peradaban

Kekaisaran Ghana menjadi pengecualian dalam sejarah kota-kota dagang Islam. Sekuat dan seintens apa pun perdagangan mereka berlangsung, Ghana tetap tidak berpindah menjadi Islam. Mereka tetap mempertahankan suatu keyakinan kepada dewa.

Meski begitu, Kumbi Saleh dijadikan raja Ghana sebagai wilayah yang hibrid yang memungkinkan siapa saja untuk tinggal dan menetap. Orang-orang Islam yang memiliki kecakapan bisnis dan ilmu pengetahuan dipekerjakan oleh raja. Mereka menciptakan sistem pembukuan pajak yang efisien dan menjalankan administrasi kerajaan, juga membangun kota dengan arsitektur khas Maghrib.

Dalam catatan al-Bakri, Kumbi Saleh dibagi menjadi dua kota. Kota pertama dihuni oleh orang-orang Islam, wilayahnya cukup luas dengan 12 masjid. Kota itu memiliki sistem irigasi yang modern untuk memasok air minum dan untuk tanaman.

Sekitar sepuluh kilometer dari kota yang didiami orang Islam berdiri kota raja yang dikenal dengan sebutan al-Ghaba. Bentangan kedua kota ini berdiri rumah-rumah penduduk yang terbuat dari batu dan kayu akasia. Kompleks kerajaan ditutupi tembok. Tidak jauh dari kediaman raja, bediri sebuah masjid. Bersebelahan dengan masjid adalah rumah-rumah yang diperuntukkan bagi petinggi agama yang dianut kerajaan.

Apa yang Diwariskan Kumbi Saleh?

Kota ini bersama kekaisaran Ghana hancur dan tak berbekas setelah diserang oleh kekaisaran Mali Sundiata pada awal abad ke-13.

Baca juga:  Pesantren dan Bangunan Bersejarahnya

Namun sebelum itu, Ghana memang telah mulai ditinggalkan seiring penemuan tambang emas baru di Bure (sekarang berada di wilayah Guinea) dan rute-rute perdagangan mulai beralih lebih ke timur. Sebelumnya telah diserang oleh kekaisaran Almoravid yang Muslim di utara, bersamaan dengan kekeringan yang melanda dalam waktu lama.

Kumbi Saleh kini tidak menyisakan apa pun. Namun kota ini menjadi tempat tinggal komunitas muslim bagi Afrika yang berkulit hitam pertama kali, sebelum menyebar ke wilayah timur dan selatan ke Timbuktu dan Djenne.

Di kota ini, Islam bukan sekadar bagaimana seseorang beralih memeluk agama. Islam lebih luas adalah tatanan sosial yang menciptakan kekuatan besar peradaban. Kumbi Saleh dan kekaisaran Ghana hanyalah permulaan, yang akan berkembang begitu pesar beberapa dasawarsa setelahnya.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top