Sedang Membaca
Gus Baha: Orang yang Membaca Al-Qur’an Sampai Khatam itu Seperti Seorang Pedagang
Muhammad Reja Najib
Penulis Kolom

Santri Bekasi yang kebetulan sedang merampungkan S2 di Jami'ah Hassan II Ain Chock Casablanca, Morocco. Berdomisili di kota Casablanca.

Gus Baha: Orang yang Membaca Al-Qur’an Sampai Khatam itu Seperti Seorang Pedagang

KH. Bahauddin Nursalim, beliau akrab dipanggil Gus Baha. Pasti tak asing lagi ketika kita mendengar nama beliau di berbagai laman sosial media. Muda, berwibawa dan sangat sederhana dalam penampilannya. Kemeja putih dengan gaya peci yang agak ditarik ke belakang menunjukkan karakteristik khas dari beliau. Ketika sudah berbicara ilmiah, rasanya saya tak mampu mengingatkan dalam memori yang terbatas ini, tapi harus segera dituangkan melalui catatan.

Beberapa menit yang lalu saya sangat penasaran dengan metode para ulama, masyayikh dan kyai kita semuanya dalam menghafal Al-Qur’an. Sekilas ketika saya berusaha mendengarkan video di laman youtube. Memang beberapa video sudah saya lihat, tapi kok dirasa masih belum puas ya?

Ternyata saya berhenti disalah satu video yang berdurasi hampir 38 menit, dengan banner yang terpampang tepat di posisi belakang Gus Baha berbicara dengan bertuliskan “ Khataman Al-Qur’an Hafizhah se-Jawa “. Tepatnya acara ini diselenggarakan di kota Semarang. Gus Baha tentu tidak sendirian dalam acara ini, ada Gus Yasin putera Almarhum Syaikhona Maimoen Zubair dan beberapa dosen yang hadir.

Memasuki durasi ke menit 34 sampai akhir video, Gus Baha segera membacakan salah satu kitab yang menjadi rujukan lajnah pentashih mushaf Al-Qur’an dihadapan para hafidzhah dengan judul  ” غيث النفع للعلامة الصفاقصي على شرح الشاطبي “. Beliau menyampaikan bahwa kitab ini menjadi pusat referensi dunia khususnya dalam Fann Ilmu Qiraat. Ketika Gus Baha mulai membaca isi kandungan kitab ini, berhenti pada sabda Nabi Muhammad SAW :

Baca juga:  Tafsir Surah At-Takatsur (Bagian 1)

أيّ العمل أحبّ إلى الله؟ ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الحال المرتحل ، وروي مسنداً ومفسّراً عن ابن عباس ، أن رجلاً قال : أي عمل أفضل يا رسول الله؟ ، قال : عليك بحال المرتحل : قال رجل : وما حال المرتحل؟ ، قال صاحب القرآن كلما حلّ ارتحل.

Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, wahai Rasulullah, amalan apa yang sangat disenangi oleh Allah Swt? Rasulullah saw menjawab : seseorang ketika khatam/selesai dalam amal tersebut, kemudian pergi lagi. Maksudnya adalah seseorang yang membaca Al-Qur’an sampai khatam, lalu dia hendak berjalan lagi atau memulainya dari awal “.

Beliau menganalogikan contoh dalam nash yang terdapat pada kitab ini secara sederhana :

“Orang yang membaca Al-Qur’an sampai khatam itu seperti seorang pedagang, ketika sudah selesai berdagang, pasti dalam benaknya langsung terbesit ingin segera memulainya kembali di tempat ia berdagang. Artinya pekerjaannya terus menerus tanpa putus “.

Pada awalanya saya tak paham dengan contoh ini, apa maksud dari ungkapan di atas? Rasa penasaran pun timbul dalam benak saya. Sebenarnya Gus Baha memberikan contoh yang sangat gamblang dari dawuh Nabi Muhammad saw tadi, cuma terkadang memori saya saja yang kadang kurang sampai.

Baca juga:  Tafsir Surat Al-Maidah Ayat 44: Tidak Menjalankan Hukum Allah Otomatis Kafir, Benarkah?

Gus Baha perlahan menjelaskan apa maksud dari ungkapan tadi, bahwa: “ sebaik-baiknya amal (perbuatan) adalah orang yang senantiasa bersahabat dengan Al-Qur’an, artinya kalo orang sudah membaca Al-Qur’an sampai khatam, diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Naas, kemudian langsung disambung dengan membaca Al-Fatihah lagi sampai akhir ayat وأولئك هم المفلحون “. Kemudian berdo’a dan diteruskan bacaannya. Sungguh ini adalah salah satu perbuatan yang dilakukan Baginda Rasulullah saw.

Kesimpulannya, bahwa seseorang yang bersahabat dengan Al-Qur’an, dan mereka yang mendawamkan bacaan Qur’an dan mengkhatamkannya, menghafal dan mengulang-ulang (nderes),  janganlah sekali-kali kita semua berbangga diri dengan amal perbuatan kita. Karena disana sudah ada 40.000 malaikat yang mendo’akan orang-orang yang memelihara Al-Qur’an dalam hatinya. Itu semua akan menjadi saksi dan syafa’at kelak bagi yang mengerjakan amal kebaikan tersebut syafa’at di hari akhir nanti (yaum al-qiyamah).

Berdo’alah selalu kepada Allah Swt. Berharap kasih sayang-Nya, ampunan-Nya, dan ridho-Nya. Karena kita manusia tak luput dari kesalahan dan dosa dari lisan, kurang mentadabburi ketika membaca kitab-Mu ya rabb. Maka dari itu mari bersahabatlah dengan Al-Qur’an.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
3
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top