M Afifudin Dimyathi
Penulis Kolom

Alumnus Al-Azhar University Cairo Mesir jurusan Tafsir dan Ilmu al-Qur’an, lulusan terbajk se-Asia di pascasarjana Khartoum International Institute for Arabic Language di kota Khartoum Sudan tahun 2004 dengan predikat Cum Laude. Pada tahun 2007 lulus di Neelain University jurusan Tarbiyah Konsentrasi Kurikulum dan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Kini sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang. pada tahun yang sama beliau meneruskan pendidikan S3 di al Neelain University jurusan Tarbiyah Konsentrasi Kurikulum dan Metodologi Pengajaran Bahasa Arab dan selesai tahun 2007.

Cara Sufi Menilai Orang Lain

Seorang Guru Sufi ditanya tentang dua keadaan manusia.

Pertama manusia yang rajin sekali ibadahnya, namun sombong, angkuh dan selalu merasa suci.

Kedua manusia yang sangat jarang ibadah, namun akhlaknya begitu mulia, rendah hati, santun, lembut dan cinta dengan sesama.

 

“Mana yang lebih baik ya, Syekh?”

Lalu Sang Guru Sufi menjawab, “Keduanya baik. Boleh jadi suatu saat si ahli ibadah yang sombong menemukan kesadaran tentang akhlaknya yang buruk dan dia bertaubat lalu ia akan menjadi pribadi yang baik lahir dan batinnya. Dan yang kedua bisa jadi sebab kebaikan hatinya, Allah akan menurunkan hidayah lalu ia menjadi ahli ibadah yang juga memiliki kebaikan lahir dan batin.”

Kemudian orang tersebut bertanya lagi, “Lalu siapa yang tidak baik kalau begitu?”

Sang Guru Sufi menjawab, “Yang tidak baik adalah kita, orang ketiga yang selalu mampu menilai orang lain, namun lalai dari menilai diri sendiri.” (RM)

Baca juga:  Sufi Perempuan: Kurdiyah dari Bashrah
Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
1
Senang
0
Terhibur
1
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top