Sedang Membaca
Bantahan Imam Al-Ghazali Terhadap Orang yang Tidak Percaya Akan Adanya Siksa Setelah Kematian
Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Bantahan Imam Al-Ghazali Terhadap Orang yang Tidak Percaya Akan Adanya Siksa Setelah Kematian

Penggali Kubur

Imam Al-Ghazali dalam karya besarnya Ihya’ Ulumuddin (Juz, 5 hlm. 165) mengulas tentang hakikat kematian (bayan al-haqiqatul maut) dalam mengulas hakikat kematian, beliau mengutip anggapan orang-orang yang salah atau keliru dalam memaknai hakikat kematian.

Menurut penuturan Imam Al-Ghazali ada anggapan sebagian golongan yang keliru dalam memaknai hakikat kematian. Sebagian dari mereka mempunyai anggapan bahwa kematian itu adalah ketiadaan, dalam artian, mereka tidak percaya hari kebangkitan dan perkumpulan di padang mahsyar. Menurut mereka, setelah kematian tidak ada balasan kebaikan, dan keburukan, matinya manusia seperti matinya hewan dan tumbuh-tumbuhan. Anggapan ini adalah anggapan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, dan tidak percaya akan adanya akhirat.

Sebagian golongan beranggapan bahwa setelah kematian tidak akan ada siksa kubur dan nikmat kubur, sampai dibangkitkannya manusia di padang mahsyar. Dan sebagian golongan yang lain, beranggapan bahwa ruh itu tetap ada dan abadi setelah kematian. Yang disiksa setelah kematian adalah ruh bukan jasadnya. Adapun jasad tidak akan dibangkitkan dan tidak akan dikumpulkan di padang mahsyar kelak.

Anggapan tentang hakikat kematian yang telah disebut di atas, adalah anggapan yang salah dan menyimpang, sangat jauh dari kebenaran. Mereka tidak bisa mengambil al-Ikhtibar (pertimbangan) karena anggapan mareka tidak berdasarkan al-Qur’an dan hadist Nabi.

Baca juga:  Tarekat: Upaya Membangkitkan Kesadaran Profetik dan Kesalehan Asketik

Sedangkan Imam Al-Ghazali mengartikan hakikat kematian berbeda dengan anggapan berbagai golongan yang telah disebut di atas. Beliau menegaskan:

ان الموت معناه تغير الحال فقط، وان الروح باقية بعد مفارقة الجسد إما معذبة وإما منعمة

Bahwa arti kematian itu adalah berubahnya keadaan saja, dan ruh itu tetap ada setelah berpisah dari jasad, terkadang ruh mendapat siksaan dan terkadang mendapat kenikmatan.

Setelah mengulas hakikat kematian, Imam Al-Ghazali mengulas tentang kondisi manusia saat kematian dan sesudah kematian. Beliau menyatakan ada dua perubahan yang akan dialami manusia saat kematian dan sesudah kematian:

Pertama, mata, telinga, mulut, tangan, kaki, dan semua anggota tubuh, tidak berfungsi lagi setelah ruh dicabut oleh malaikat. Anak, istri, teman, dan harta benda, semua akan ditinggalkan.

Kedua, setelah kematian akan ditampakkan perkara yang samar, yang ia tidak ketahui di masa hidupnya. Ia bagaikan terbangun dari tidur. Adapun yang ditampakkan pertama kali adalah sesuatu yang dapat memberi manfaat dan mudharat, dari amal kebaikan dan kejelekan. Hal tersebut terjadi setelah ruh berpisah dari jasad dan ada yang mengatakan ketika sudah masuk ke liang kubur.

Setelah di kubur ruh akan dikembalikan ke jasad untuk menerima balasan nikmat kubur atau siksa kubur. Orang yang beramal baik semasa hidupnya akan merasakan nikmat kubur, bahkan alam kubur lebih nikmat dengan kenikmatan yang ada di dunia. Dan bagi orang yang suka berbuat maksiat di masa hidupnya, ia akan merasakan berbagai macam siksaan kubur, dan ia akan menyesali atas apa yang ia perbuat selama hidup di dunia.

Baca juga:  Dua Perbedaan antara Shalat Syariat dan Tarekat Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jilani

Pada ahirnya, semua orang akan sampai pada hakikat kematian. Oleh karena itu, persiapkan dirimu menghadapi kematian dengan mengerjakan amal kebajikan dan jauhilah perbuatan yang dilarang. Bersegeralah bertobat dan menyesali atas dosa-dosa yang telah dilakukan, dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Wallahu A’lam Bissawab.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
2
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top