Alumni Pondok Pesantren Gontor yang kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar, Cairo Mesir.

Kisah-kisah Hikmah (5): Seorang Pencuri dan Nelayan

Whatsapp Image 2020 08 03 At 10.51.50 Pm (4)

Syahdan, ada seorang nelayan yang sedang mencari ikan di sebuah sungai. Rencananya seluruh ikan yang ia dapatkan nanti akan dijual, dan uangnya digunakan untuk membeli makan bagi anak-anaknya. Di saat yang sama, ketika sang nelayan berhasil menangkap ikan yang cukup besar, di kejauhan seorang laki-laki justru sedang bersiap-siap untuk melaksanakan rencana jahatnya. Selang beberapa detik, ia pun berjalan mendekati nelayan tersebut seraya berkata, “Wahai nelayan, berikan ikan tersebut padaku!”

“Tidak, ikan ini akan aku jual untuk makan anak-anakku,” tolak sang nelayan.

Alih-alih pergi, lelaki tersebut malah mengambil paksa ikan tangkapan sang pelayan dan segera kabur menjauh hingga tak lagi dapat dikejar.

Di tengah perjalanan, ikan tangkapan tadi ternyata tak berhenti bergerak hingga pada satu waktu ia melompat dan ibu jari pencuri sehingga ia merasa kesakitan. Karena kesakitan yang tak tertahankan, ia pun bergegas menuju tabib untuk memeriksakan tangannya. Setelah diperiksa, ia pun disarankan untuk memotong tangannya agar penyakit bekas gigitan ikan tersebut tidak menyebar ke telapak tangan yang lain. Meski terdengar berat, sang nelayan akhirnya terpaksa menuruti anjuran tabib tersebut.

Setelah beberapa hari, sang pencuri justru masih merasakan sakit pada telapak tangannya. Ia pun memutuskan kembali ke rumah sang tabib untuk memeriksakan tangannya. Dan tabib menyarankan hal yang sama dengan memotong telapak tangannya karena racun ikan yang menggigitnya sudah menyebar. Maka dipotonglah telapak tangan sang pencuri tersebut.

Baca juga:  Ketika Nabi Dicurhati Masalah Ekonomi

Hari demi hari berlalu, sang pencuri kembali merasakan sakit di bagian lengan bawahnya. Karena kondisinya lebih parah, ia akhirnya pergi memeriksakan tangannya ke rumah sakit. Sang dokter yang memeriksanya pun mengatakan hal yang sama bahwasanya racun ikan yang pernah menggigitnya sudah menyebar ke lengan bawahnya, dan ia menyarankan untuk memotong lengan bawahnya agar racun tersebut tidak menyebar ke lengan atas. Maka dipotonglah tangan lengan atas pencuri tersebut.

Tak ada perubahan atas kondisinya, beberapa hari kemudian, sang pencuri kembali lagi menuju rumah sakit. Ia mengeluhkan bahwa lengan atasnya terasa sakit dan dokter tersebut pun menyarankan hal yang sama untuk memotong seluruh tangannya, karena jika tidak, maka penyakit tersebut akan menyebar ke seluruh badannya.

Melihat kondisi aneh yang dialami sang pasien, dokter tersebut pun akhirnya menanyakan apa yang telah ia perbuat hingga bisa seperti ini. Sembari menunduk sedih, sang pencuri berkata,

“aku telah mencuri seekor ikan dari seorang nelayan, dan ikan yang ku curi tiba-tiba menggigit ibu jariku saat perjalananku menuju rumah.”

Dengan welas asih, dokter itu memberikan nasihat padanya, “pergi dan carilah nelayan tersebut, kamu telah mencuri sesuatu yang bukan hakmu. Lalu minta maaf lah padanya agar ia menghalalkan ikan yang telah kamu curi. Jika saja engkau meminta maaf padanya agar ia menghalalkan ikan tersebut dari awal engkau mencurinya maka tidak akan ada anggota tubuhmu yang dipotong.”

Baca juga:  Munajat Ulama Nusantara (1)

Mendengar saran sang dokter, pencuri itu pun bergegas mencari nelayan yang ikannya telah ia curi ke seluruh penjuru kota. Ketika ia menemukan nelayan tersebut, ia langsung bertekuk lutut dihadapannya seraya meminta maaf padanya. Sang nelayan justru keheranan karena ia tak mengenal laki-laki di hadapannya, “siapakah engkau wahai fulan?”

Pencuri tersebut menjawab, “aku pencuri yang telah mencuri ikanmu beberapa waktu yang lalu, maafkan lah aku dan halalkan ikan tersebut untukku wahai nelayan.”

Lalu sang nelayan pun menangis melihat kondisi pencuri tersebut dengan tangannya yang telah terpotong seraya berkata bahwa ia telah memaafkan apa yang telah pencuri tersebut lakukan. Kemudian sang pencuri bertanya kepada nelayan itu, “apa yang engkau minta pada Allah saat aku mencuri ikanmu?”

Ia menjawab, “aku berdo’a, Ya Tuhanku, engkau telah memperlihatkanku kekuatan orang dzolim ini pada kelemahanku, maka perlihatkanlah kekuatanMu padanya.”

Setelah kejadian itu sang pencuri pun bertaubat, dan menyesali perbuatannya. Dan semenjak itu ia berteriak di jalanan dan pasar-pasar, “barang siapa yang melihatku maka janganlah kalian dzolimi seorangpun.”

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
1
Terinspirasi
2
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top