Sedang Membaca
Kisah-kisah Hikmah (3): Seorang Laki-Laki Kikir dan Istrinya yang Dermawan

Alumni Pondok Pesantren Gontor yang kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar, Cairo Mesir.

Kisah-kisah Hikmah (3): Seorang Laki-Laki Kikir dan Istrinya yang Dermawan

Whatsapp Image 2020 08 03 At 10.51.50 Pm (1)

Pada zaman dulu kala, di sebuah desa terdapat seorang laki-laki yang terkenal sangat pelit menikahi wanita yang dermawan. Suatu hari, sang suami membawa pulang daging ayam. Karena lapar, ia menyuruh istrinya untuk segera memasak ayam tersebut sebagai hidangan makan malam.

Sebelum istrinya memulai meracik menu, ia berpesan agar jendela rumah ditutup rapat-rapat agar tetangganya tidak dapat mencium bau masakannya. Mendengar wejangan itu, sang istri sebenarnya merasa sangat sedih, namun apa daya, ia tak kuasa menolak permintaan suaminya.

Tak lama berselang, ayam tersebut matang. Ketika mereka hendak menyantapnya, terdengar suara ketukan. Kedatangan tamu di saat-saat sedang makan membuat sang suami gusar. Meski begitu, ia tetap meminta istrinya untuk segera membukakan pintu dan menengok siapa yang telah datang. Saat membuka pintu, terlihat pengemis lusuh menengadahkan tangannya untuk meminta makan, ia mengaku sudah dua hari lamanya ia tak memakan barang sesuap nasi sekalipun.

Karena iba, sang istri menceritakan kisah pengemis itu pada suaminya agar ia diizinkan memberikan sedikit bagian ayam yang baru ia masak. Mendengar permintaan sang istri, laki-laki itu justru marah dan menghardiknya dengan suara tinggi, “bukankah aku sudah bilang untuk mengusirnya!”

Sembari mendengus kecewa, sang istri pun kembali ke pintu lalu berkata pada sang pengemis tersebut dengan perasaan sedih serta malu tak terhingga, “aku minta maaf tidak bisa memberimu apa-apa karena suamiku menolaknya.”

Baca juga:  Kisah Lelaki Mati Terhina karena Sering Merendahkan Wanita

Mendengar penolakan tuan rumah, si pengemis hanya bisa pasrah dan  menjawab tenang, “tidak apa-apa wahai dermawan, semoga Allah membalas kebaikanmu,” seketika pengemis tersebut pun pergi dengan tangan hampa.

Beberapa waktu berselang, berbagai cobaan mendera kondisi ekonomi si laki-laki kedekut tadi. Hal itu membuatnya bangkrut dan sering kali emosi. Puncaknya, ia berkata pada istrinya,

“wahai istriku! Sekarang aku sudah miskin dan tak sanggup lagi membiayaimu. Maka dengan ini aku menceraikanmu!”

Usai bercerai dengan suaminya, si perempuan menjalani hari-harinya dengan tabah. Hingga pada suatu waktu, ia dipertemukan dengan laki-laki murah hati, yang selanjutnya ia terima pinangannya menjadi suami.

Berbeda dengan pernikahan lamanya, suami baru sang perempuan tak pernah meminta istrinya untuk menutup jendela saat memasak. Ia justru banyak berpesan tentang kebaikan, dan bila ada tetangga yang berkebutuhan, keduanya perlu membantu keluarga-keluarga miskin dengan tangan terbuka.

Setelah ayamnya matang, mereka pun bersiap untuk menyantapnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu rumah mereka. Sang istri pun membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Ternyata di balik pintu, sudah menunggu seorang pengemis yang meminta makanan. Dengan cekatan, ia segera kembali ke dapur dan menceritakan kejadian tragis yang dialami oleh si pengemis. Mendengar kisah sedih itu, sang suaminya pun terenyuh sembari meminta istrinya berbagi apa yang mereka punya,

“ambil lah setengah ayam ini, lalu berikan pada pengemis itu!”

Sang istri pun sangat senang atas apa yang dikatakan suaminya, ia dengan segera mengambil setengah ayam yang telah dimasaknya lalu memberikannya kepada pengemis tersebut.

Baca juga:  Mencintai, Menjadi Ada di Hadapan-Nya

Namun sekembalinya ke meja makan, ia justru menangis tersedu-sedu hingga membuat suaminya keheranan, “apa yang membuatmu menjadi sangat sedih, wahai istriku?”

Sang istri pun menjawab, “ketika aku membuka pintu untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintu aku betul-betul tidak tahu siapa pengemis itu. Tetapi, saat aku kembali untuk memberikannya setengah potong ayam, ia lalu mendongak, dan terkejutlah aku dibuatnya karena pengemis tadi adalah mantan suamiku yang dulu.”

“Dan tahukah engkau wahai istriku, aku sebenarnya adalah pengemis yang dulu pernah ia tolak karena meminta sedikit makanan dari kalian. Masya Allah.”

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
7
Senang
4
Terhibur
3
Terinspirasi
5
Terkejut
3
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top