Sedang Membaca
Harlah NU dan Konfigurasi Seni Shalawat ala ISHARI NU
Ahmad Hakim Jayli
Penulis Kolom

CEO TV9 Nusantara, Televisi Kaum Santri. Penikmat sastra, Pegiat media Nahdlatul Ulama dan Pesantren.

Harlah NU dan Konfigurasi Seni Shalawat ala ISHARI NU

Memperingati #Harlah97NU, PCNU Kabupaten Pasuruan menggelar Tahlil Akbar dan Hadrah Kolosal menghadirkan 5000 perodad dan 97 penerbang atau pemukul terbang ISHARI di Halaman Graha NU Warungdowo, Pasuruan. Acara kolosal yang digelar persis malam 16 Rajab, Selasa malam (10/3/2020) dihadiri oleh jajaran syuriyah-tanfidziyah, pengasuh poesantren, Bupati-wakil bupati dan Muspimda Kabupaten Pasuruan.

ISHARI adalah salah satu perkumpulan seni hadrah tertua dan terbesar di Indonesia yang mengakar hingga ke desa-desa. Jawa Timur adalah basis ISHARi dan merata di hampir semua kabuoaten/Kota, terutama di Pasuruan, Gresik, Mojokerto, Surabaya. Setiap malam jumat, digelar rutinan majleis ISHARI di mushala/masjid secara bergantian, juga dinevent haul atau momen tertentu seperti Harlah NU, ouncaknya di Rabiul Awap atau Bulan Maulid Nabi.

Hadrah Kolasal Harlah NU di Pasuruan dikemas khusus, dibagi tiga muhud (sesi), Muhud ibtida’ bisyahri dan Muhud Badat Lana, masing-masing akan diikuti oleh 2000 perodad ISHARI. Puncaknya adalah Muhud Maqam atau Mahallul Qiyam yang akan diikuti 5000 perodad secara bersamaan menyajikan konfigurasi gerak, lagu, dan tepuk tangan yang indah dan menggetarkan hati.

Bukan hanya itu, penerbang atau pemukul terbagnya yang bjasanya cuma tiga atau enam orang, kali ini ‘dimark-up’ menjadi 97 penerbang mengikuti usia NU dalam hitungan hijriyah. Sebagaimana diketahui NU Lahir pada 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan 31 Januari 1926.

Baca juga:  Parade Kegilaan dan Kebesaran The Beatles.

Tampilan ‘edisi’ Harlah NU ini bisa dibilang paket singkat, walau tak bisa dikatakan hemat. Karena pada ‘versi regukernya’ sebuah majelis ISHARI akan memkan waktu 3 hingga 4 jam atau lebih, umumnya dimukai sehabis isya’ dan akan berakhir dinkisaran pukul 11 bahkan ada yang hingga melewati dini hari.

Majelis ISHARI terdiri dari beberapa sesi (muhud) mengikuti kitab syair maulid yang dibaca. Nama Muhud mengikuti lafaz pertama di fasal syair kitab tersebut. Majelis ISHARI akan dimulai dari Muhud Ibtidai dan Bisyahri, dua fasal yang dijadikan dalam satu sesi muhud. Selanjutnya Muhud Tanaqqalta, Wulidal, Badat Lana dan seterusnya, dan puncaknya adalah Muhud Maqam atau Mahallul Qiyam. Khusis Sesi ini semua jama’ah akan melantunkan shalawat dengan berdiri sebagai simbol penghormatan akan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Setelah sesi puncak ini masih ada beberapa muhud, namun jamaknya langsung ditutup muhud terakhir, yakni Habibun.

Lagu-lagu yang didendangakn mengiringi syair-syair shalawat ISHARI bukan lagu biasa. Lagu itu adalahblagu yabg diijazahkan dari majelis hadi kepada para pemimpin muhud dan akhirnya kepada para jamaah perodad. Pukulan rebana atau biasa disebut penerbang ISHARI pun juga tak sembarangan. Ada dua jenis pukulan: Yahum dan Jos. Kedua pukulan itu sekakigus menbagi dua kelompok besar lagu-lagu dalam syair-syair ISHARI. Masih Ada jenis pukulan ketiga, biasanya menandai akan betakhirnya muhud Badat Lana dan Mahallul Qiyam.

Baca juga:  Kiai Masjkur, Santri Kelana dan Pejuang NU Sejak Muda

Lebih menarik lagi, gerak dan tepuk (atau keplok) yang dimainkan oleh jamaah para perodad. Ada puluhan versi yabgbharus dihafal dan dilatih. Perubahan versi mengikiti perubahan lagu. Dan komando gerak dan keplok itu adalah pemimpin pasukan rodad yabg biasa disebut Penarik. Penarik biasanya sepasang. Ibarat orkestra, keduanya adalah konduktor dan penentu semenarik apa konfigurasi shalawatbakan dihelat. Namun demikian, kepemimpinan tertinggi ada di depan barisan perodad ini, seorang pemimpin muhud yang melagukan syair shalawat dan menentukan, kapan muhud dimulai, dimainkan dan diakhiri.

Seorang pemimpin akan didampingi 3 penerbang, pengonteng atau pemukul terbang. Di majelis ISHARi yang besar, akan ada dua pasukan penerbang, masing-masing 3 orang (lanang-wadon-nyelati). Dua pasukan itu, akan bergantian mengiringi syair yang dilantunkan Sang Pemimpin Muhud. Inilah orkestrasi shalawat yang sebenarnya rumit, namun mudah bagi mereka para pecinta Nabi. Allahumma shalli ala muhammad.

ISHARI adalah khazanah Islam Nusantara warisan para ulama Salaf. Sosok pertama kali yang diyakini memperkenalkan seni hadrah ISHARI adalah Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih (dimakamkan di Botoputih, kawasan Ampel Surabaya) di sekitaran tahun 1830, Habib Syekh adalah pengamal dan mursyid thariqah. Karenanya, hingga kini ISHARI lebih kuat sebagai amaliyah thariqah dari pada sekadar seni hadrah atau shalawat biasa. Tata cara atau kaifiyah lagu, pukulan terbang atau rebana, gerak rodad hingga, tepuk tangan di ISHARI sangat rigit dan pakem, tak boleh begitu saja diubah, kecuali atas restu guru yang biasa disebut Majelis Hadi.

Baca juga:  Harlah ke-93 NU: ASWAJA dan Perlawanan

Adalah Kiai Abdurrohim bin Abdul Hadi, asal Kebonsari, Pasuruan yang membangkitkan kembali ISHARI pada 1918 hingga berkembang seperti saat ini. Dan Mbah Wahab Chasbullah lah yang kemudian dengan jeli membentuk organisasi para pecinta shalawat dan hadrah ini menjadi Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia disingkat ISHARI pada tahun 1959. Keberadaan ISHARI efektif menjaga soliditas daj kondisi spiritualitas umat dan rakyat indonesia di tengah gonjang-gonjang krisis politik kala itu, era Gestapu di tahun 1965.

Kini ISHARI, telah resmi menjadi salah satu Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama melalui keputusan Muktanar ke-33 NU di Jonbang. Putra Mbah Wahab, KH Hasib Wahab menjadi Ketua Majelis Hadi, sementara Ketua pengurus pusatnya adalah Haji Arif yang sebelumnya adalah ketua PW ISHARI Jawa Timur.

Memperingati Harlah NU, di tanggal 16 Rajab adalah tepat bila menandainya dengan menampilkan kembali warisan strategi kebudayaan para ulama terdahulu yang memadu-padankan antara agama, seni dan budaya menjadi konfigurasi indah yang tak hanya enak dinikmati tetapi juga merakyat, mudah diikuti oleh lapisan terbawah sekalipun. Selamat Harlah NU. Teruslah Berkhidmah untuk Jam’iyah. Bravo ISHARI.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
4
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top