Sedang Membaca
Mendaki Gunung Argopuro: Keindahan Alam dan Cerita Mistis Rengganis
Farid El Athros
Penulis Kolom

Mahasiswa Semester 1 Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta

Mendaki Gunung Argopuro: Keindahan Alam dan Cerita Mistis Rengganis

Mendaki Gunung Argopuro Keindahan Alam Dan Cerita

Kota Jember memberikan keindahan alam yang tak kalah dari kota lainnya. Barisan bukit, pegunungan, dan gunung memanjakan mata. Salah satu yang memikat dari daerah yang dijuluki Kota Tembakau ini adalah Gunung Argopuro. Dalam tulisan ini, saya akan menceritakan kisah pendakian Gunung Argopuro bersama rombongan yang akan menyibak cerita keindahan serta kabar mistis yang sudah menjadi buah bibir antar pendaki.

Gunung Argopuro merupakan gunung berapi yang mempunyai ketinggian 3088 mdpl. Gunung ini merupakan salah satu puncak tertinggi pegunungan Hyang. Ada dua puncak utama di Gunung ini yaitu puncak Rengganis dan puncak Argopura serta satu puncak tambahan yang bernama puncak Arca. Gunung ini terletak di antara 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Jember, dan Situbondo.

Dewi Rengganis

Selain keindahan alam, Gunung Argopuro sarat akan cerita sejarah. Di puncak Argopuro terdapat bangunan tumpukan batu yang menyerupai kuburan. Bangunan itu dipercaya oleh sebagian masyarakat sekitar lereng sebagai petilasan Dewi Rengganis. Rengganis adalah nama seorang dewi yang begitu lekat di hati masyarakat kaki gunung. Konon, menurut Mbah Sujak,  warga penduduk setempat yang kami temui, di sanalah Dewi Rengganis tinggal dan memerintah kerajaan. Dituturkan oleh Mbah Sujak bahwa Dewi Renganis adalah putri dari Prabu Brawijaya yang lahir dari salah satu selirnya. Karena tidak diakui keberadannya, saat dewasa Dewi Rengganis didampingi seorang patih dan pengikutnya melarikan diri dan mendirikan kerajaan kraton di puncak Gunung Argopuro ini.

Baca juga:  Museum Rumi Simpan Manuskrip-Manuskrip Sufi Agung Berbahasa Arab, Persia, dan Turki Usmani

Cerita tersebut kuat secara histori karena di Puncak Rengganis ditemukan reruntuhan puing bangunan bekas kuil Hindu abad ke-12. Salah satu hal yang paling menonjol dari peninggalan di Puncak Rengganis adalah tembok pagar luar  yang mengelilingi bangunan serta struktur bangunan yang lebih memperlihatkan struktur pura dari pada candi.

Selama perjalanan menuju Puncak Rengganis, saya menemui keanekaragaman fauna yang luar biasa menemani pendakian. Sedikitnya ada 16 burung endemik dan 11 jenis burung migran di kawasan Pegunungan Argopuro. Burung endemik yang hanya ditemukan di Gunung Argopuro adalah Berunji Gunung, Cica Matahari, Cinenen Jawa, Kipasan Mutiara, Meniting Kecil, Opior Jawa, Prenjak Jawa, Takur Buntutut, Takur Tor Tor, Takur Tulung, Tumpuk, Tesia Jawa, Walet Gunung, Walet Kepala Ungu, Wregan Jawa, dan burung yang memiliki ciri-ciri seperti burung Kacamata Jawa dan burung Sikatan Sceh. Jenis burung ini hanya di jumpai di ketinggian 2.000 hingga 2.500 mdpl dikawasan hutan heterogen yang memiliki banyak buah-buahan, biji-biji, dan serangga kecil.

Mistis Taman Rengganis

Ada cerita mistis yang sering terdengar di kalangan pendaki dan masyarakat sekitar. Cerita mistis terkait keberadaan taman gaib diceritakan oleh Mbah Sujak kepada kami. Taman gaib yang sering pula disebut dengan Taman Rengganis ini tidak dapat dilihat oleh seluruh mata pendaki. Beberapa pendaki yang pernah melihat taman ini merasa memasuki sebuah taman sangat indah yang di penuhi dengan tanaman bunga dan buah. Konon, pendaki yang mengambil atau memetik tanaman dari Taman Rengganis tidak dapat keluar dan terjebak di dalam. Berdasar cerita tersebut, pendaki di himbau agar tidak merusak tanaman ataupun memindahkan sesuatu dari lokasi semula.

Baca juga:  Menyambangi Pesantren Tua Balekambang

Meskipun diselimuti cerita mistis, keindahan alam Gunung Argopuro tidak habis dipuji. Terdapat Danau Taman Hidup yang kamilihat selama perjalanan pendakian. Danau taman hidup merupakan sumber resapan yang menjaga stabilitas jalannya air menuju Kota Jember, Probolinggo, dan Situbondo. Saat hari mulai gelap, kami mendirikan camp di sekitar danau. Terdapat dermaga kecil di dekat danau. Ketika pagi tiba, pancaran sinar matahari di balik bukit yang terpaut dengan kabut menambah apik pemandangan yang kami nikmati. Pemandangan danau yang tak lepas dari indahnya dermaga di pagi hari.

Memang pendakian Gunung Argopuro tidak membuat sesal bagi para pendaki, terkhusus saya. Lebih menghargai alam, bertambah kenalan, dan saling menolong antar pendaki adalah refleksi yang saya dapatkan selama proses pendakian ini. Bagi pembaca yang ingin merasakan pengalaman mendaki Gunung Argopuro, pastikan anda mengecek kendaraan bermotor anda dalam ke adaan fit, mengingat rute yang dilalui didominasi oleh tanjakan yang curam, belum lagi bahaya ketika musim hujan tiba seperti ini.  

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
2
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top