Sedang Membaca
Dikit-Dikit Kadrun, Dikit-Dikit Khilafah: Paranoia?
Amin Mudzakkir
Penulis Kolom

Amin Mudzakkir, peneliti di Pusat Riset Kewilayahan BRIN dan dosen di Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI Jakarta & Program Pascasarjana Fakultas Islam Nusatara Unusia Jakarta. Menyelesaikan S3 di STF Driyarkara (2021).

Dikit-Dikit Kadrun, Dikit-Dikit Khilafah: Paranoia?

Img 20200629 Wa0012

Meski jelas secara pribadi tidak setuju dengan Islam politik, saya melihat sebagian masyarakat kita salah kaprah dalam memahami gagasan itu. Pokoknya kalau ada gejala-gejala keagamaan tertentu yang dianggap aneh atau berbeda, maka itu akan segera dicap kadrun atau khilafah. Mulai dari postingan klepon hingga poster hari anak nasional, semuanya dicurigai merupakan aksi kelompok kadrun atau khilafah.

Tidak hanya itu, kecurigaan terhadap kadrun atau khilafah terkadang dibawa ke dalam konspirasi politik kepemimpinan nasional: jangan-jangan mereka mau menjatuhkan pemerintahan yang sah. Menurut saya, ini adalah sikap paranoia.

Paranoia adalah penyakit khayali yang menganggap dirinya besar atau musuhnya besar. Seluruh realitas yang diterima dipahami dalam kerangka kecurigaan: jangan-jangan ada sesuatu di balik itu yang mengancam. Perasaan terancam ini mengaburkan kenyataan yang sebenarnya.

Harus dipahami Islam politik adalah gagasan yang telah lama hadir dalam sejarah, termasuk di Indonesia. Gagasan yang mau mengintegrasikan agama dan negara ini tidak mungkin hilang dari kesadaran. Ia lahir dan berkembang seturut pembentukan gagasan Indonesia itu sendiri. Mulai dari perdebatan di sidang BPUPKI, Konstituante, hingga kemunculan isu NKRI bersyariah akhir-akhir ini menunjukkan gagasan ini memang tidak mati dan tidak akan pernah mati.

Termasuk dalam hal ini adalah aspirasi khilafah yang merupakan modifikasi transnasional dari aspirasi negara Islam di masa lalu. Saya setuju HTI dibubarkan, tetapi saya cukup yakin aspirasi khilafah tidak bisa dihilangkan. Aspirasi itu, apapun namanya, akan tetap tumbuh di pikiran dan jiwa yang kecewa terhadap format negara bangsa (sekuler) yang ada sekarang.

Baca juga:  Mesir Gencar Menata Jalan untuk Memberi Hak Pejalan Kaki

Seringkali paranoia terhadap Islam politik dikaburkan dengan terorisme. Meski bisa dihubungkan, Islam politik tidak selalu berkaitan dengan terorisme. Ia sama saja dengan aspirasi politik kiri yang jengkel setengah mati dengan gaya pengelolaan negara a la neoliberal yang berlaku saat ini.

Saya malah khawatir tuduhan dikit-dikit kadrun dan dikit-dikit khilafah terhadap apapun yang berbeda dengan pemikiran kita bisa menimbulkan serangan balik yang tidak diharapkan. Pelabelan ideologis seperti itu tidak sehat dan, oleh karena itu, tidak akan menyelesaikan masalah.

Bisa jadi karena terlalu sering dituduh kadrun atau pengusung khilafah, mereka yang awalnya terhubung secara longgar dengan gagasan Islam politik justru akan semakin militan dan membesar.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top