Sedang Membaca
Kisah Hikmah Klasik (21): Imam Adz-Dzahabi Mengisahkan Siksaan Orang yang Memutus Tali Silaturrahim
Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Kisah Hikmah Klasik (21): Imam Adz-Dzahabi Mengisahkan Siksaan Orang yang Memutus Tali Silaturrahim

Saling Jabat Tangan Ilustrasi 120823084115 953

Nabi Muhammad SAW, bersabda:

إن الرحمة لا تنزل على قوم فيهم قاطع رحم

Artinya: “Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di dalamnya ada orang yang memutuskan silaturahim”. (HR. Bukhari).

Dalam menjelaskan hadist di atas Imam Adz-Dzahabi dalam karyanya, Kitab Al-Kaba’ir  (Juz 1, hlm. 48- 49) mengisahkan tentang siksaan orang yang memutus silaturrahmi. Dikisahkan seorang lelaki yang kaya raya berangkat ke kota Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai di kota Mekkah ia bertemu dengan teman lamanya, lalu lelaki itu menitipkan uang sebanyak seribu dinar kepada-nya. Temannya tersebut adalah yang orang baik dan dapat dipercaya.

Setelah selesai menunaikan ibadah haji, lelaki itu hendak menemui temannya untuk mengambil titipannya, ternyata temannya itu sudah meninggal dunia. Lelaki itu bertanya kepada ahli waris  temannya terkait titipan uang seribu dinar, namun tidak ada satupun dari ahli waris yang mengetahui keberadaan uang itu.

Ahirnya lelaki itu mendatangi seorang tokoh ulama di kota Mekkah, dengan tujuan meminta nasehat dan masukan terkait masalah yang ia hadapi. Seorang ulama Mekkah menyarankan ketika tengah malam ia disuruh mendatangi sumur Zam-Zam dan disuruh memanggil nama temannya. Ulama itu berkata: “Jika temanmu termasuk ahli surga maka ia akan menjawabnya.”

Baca juga:  Kisah dari Yaman: Ihwal Ibadah

Tampa pikir panjang lelaki itu menjalankan nasehat dan masukan yang diarahkan oleh ulama kota Mekkah. Ia datangi sumur Zam-Zam dan memanggil nama temannya, namun tidak ada jawaban dari panggilan itu. Datanglah lelaki itu kepada ulama kota Mekkah untuk yang kedua kalinya, dan ia menceritakan kegagalannya, bahwa tidak ada jawaban dari panggilannya ketika ia memanggil nama temannya di sumur Zam-Zam.

Ulama kota Mekkah menyatakan kepada lelaki itu, “Mungkin temanmu termasuk dari ahli neraka,” lalu ulama kota Mekkah itu menyarankan kepada lelaki itu untuk pergi ke kota Yaman, di Yaman ada sumur yang bernama “Barhut”. Sumur Barhut adalah mulut dari neraka Jahannam. Lelaki itu disuruh memanggil nama temannya di dekat sumur Barhut, jika panggilannya dijawab, berarti temannya termasuk dari  ahli neraka.

Ketika lelaki itu sampai di kota Yaman dan berhasil menemukan lokasi sumur “Barhut” Ia mencoba memanggil nama temannya itu, “Ya Fulan, Ya Fulan” panggilan itu, dijawab oleh temannya! Selanjutnya lelaki itu bertanya kepada temannya, ada dimana uang seribu dinar yang dulu aku titipkan kepadamu? Ia menjawab, “Aku kubur uangmu di rumahku, kalau dititipkan kepada anakku, aku takut anakku tidak amanah menjaga hartamu”.

Lelaki itu berkata: “Kenapa kamu ada di tempat ini (sumur Barhut) selama ini aku menyangka kepadamu, bahwa dirimu termasuk dari orang-orang  yang baik? Lalu ia menjawab, “Aku mempunyai saudara perempuan yang fakir, lalu aku usir, dan aku tidak merasa kasihan kepadannya, Allah menyiksaku disebabkan perilakuku terhadap saudariku, sehingga aku ditempatkan di tempat ini”.

Baca juga:  Kisah Abu Hatim Ar-Razi Menjual Bajunya Agar Dapat Menuntut Ilmu

Kesimpulan dari kisah di atas, Allah SWT akan mencabut rahmat dari hamba-Nya yang memutuskan tali silaturahmi. Hidup tanpa rahmat dari Allah SWT pasti akan menjadi kehidupan yang sulit dan penuh cobaan. Maka dari itu, peliharalah tali silaturahmi dengan sesama sebaik mungkin agar kamu tidak terputus dari rahmat-Nya. Wallahhu a’lam.

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
3
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
1
Terinspirasi
5
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top