Nur Hasan
Penulis Kolom

Mahasiswa Islamic Studies International University of Africa, Republic Sudan, 2017. Sekarang tinggal di Pati, Jawa Tengah.

Nasihat Imam Abu Hanifah untuk Para Jomblo yang Ingin Menikah

Berbicara soal pernikahan memang terlihat asyik karena menikah adalah ibadah dan bagian dari upaya untuk menyempurnakan agama. Oleh karena itu, haruskah kita buru-buru menikah ketika banyak yang menyuruh kita untuk menikah apalagi di masa usia muda yang merupakan usia emas untuk meraih sebuah prestasi, atau bagaimana?

Perintah dan pertanyaan seputar pernikahan harus disikapi dengan bijak oleh orang-orang yang berstatus jomblo. Di balik pembahasan, dan perintah ataupun pertanyaan seputar pernikahan. Ada hal yang lebih penting untuk dilaksanakan, daripada cepat-cepat ingin menikah ketika ada yang bertanya ataupun menyuruh untuk menikah, hal tersebut adalah mencari ilmu, meraih prestasi, dan setelah itu baru meraih pasangan.

Menikah bukan hanya urusan tentang kepuasan soal cinta, syahwat, apalagi kepuasan telah mendapatkan orang yang kita sayang dan cintai. Di balik itu, ada hal penting yang harus kita lakukan yaitu membekali diri dengan ilmu. Kenapa harus membekali diri dengan ilmu, padahal menikah juga menghindarkan orang-orang dari perzinaan. Kalau menikah untuk menghindarkan diri dari perzinaan, tentu itu hal yang sangat mulia sekali, dan dianjurkan oleh agama. Tetapi jika menikah tanpa bekal ilmu, apa jadinya?

Itu semua, dikarenakan ilmu lebih baik daripada harta. Karena harta, banyak orang tidak bisa menjaga keharmonisan rumah tangganya, tetapi karena ilmu banyak orang bisa menjaga itu semua. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abu al-Hasan al-Mawardy, dalam kitabnya Adabud Dunya wad Din:

Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan menjagamu sedangkan engkaulah yang menjaga harta. Ilmu itu hakim (yang memutuskan berbagai perkara) sedangkan harta adalah yang dihakimi. Telah mati para penyimpan harta dan tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri mereka telah tiada, akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati manusia.”

Karena setelah menikah nanti, pasti akan punya banyak tanggung jawab yang lebih besar yaitu mengurus dan menafkahi keluarga. Di saat-saat seperti inilah, orang-orang yang sudah menikah akan kurang fokus dalam memperkaya diri dengan ilmu. Oleh karena itu, memantapkan pilihan hidup di masa muda untuk mencari ilmu terlebih dahulu, kemudian menikah adalah pilihan yang baik dan masuk akal. Apalagi bagi orang-orang yang menyandang status jomblo.

Baca juga:  Potret Perjuangan Ulama (3): Menahan Haus dan Lapar

Hal ini senada dengan wasiat Imam Abu Hanifah, yang terdapat dalam kitab Asybah wan Nadzair li Ibni NujaimJanganlah engkau terburu-buru untuk menikah, kecuali setelah engkau tahu bahwasanya engkau sudah mampu untuk bertanggung jawab memenuhi seluruh kebutuhan istrimu. Carilah ilmu dahulu sampai terkumpulkan, barulah kemudian kumpulkanlah harta benda dari jalan yang halal setelah itu menikahlah.”

“Jika engkau mencari harta benda di saat waktumu mencari ilmu, maka engkau akan lemah dalam mendapatkan ilmu, karena harta benda selalu mengajak untuk terus berniaga dengan orang-orang di sekitarmu, dan engkau akan tersibukkan dengan urusan dunia juga perempuan, sebelum engkau benar-benar mendapatkan ilmu. Jika itu yang terjadi, maka waktumu akan tersia-siakan, dan engkau akan mempunyai banyak anak, keluargamu akan menjadi semakin banyak juga. Oleh karena itu, maka engkau sangat berhajat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, sehingga akan membuat engkau meninggalkan ilmu.”

Usia muda adalah usia emas untuk berkarya dalam berbagai hal, jika di usia ini kita menyandang status jomblo. Maka, sibukkanlah diri kita untuk mencari ilmu. Begitu juga bagi yang tidak berstatus jomblo, dalam artian lain mempunyai hubungan dengan seseorang, maka ajaklah pasangan kita untuk menyibukkan diri dalam menuntut ilmu. Sebagaimana wasiat Imam Abu Hanifah untuk para pemuda “Sibukkanlah waktumu dalam mencari ilmu pada masa-masa mudamu, pada waktu hatimu masih senggang”.

Baca juga:  Mualaf, Airmata, dan Batistuta

Karena menikah juga butuh ilmu, maka mencari ilmu dulu untuk bekal menikah adalah sebuah keniscayaan. Apalagi bagi para laki-laki, ilmu adalah bekal yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga. Begitu juga bagi para perempuan, yang akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya nanti.

Para lelaki harus mempersiapkan dirinya, untuk menjadi imam bagi perempuan di dunia ini. Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sehingga dia tidak bisa terus-menerus dalam keadaan lurus jalan hidupnya. Oleh karena itu, harus sering-sering diingatkan dan diberi nasihat serta dibimbing, karena begitulah sifatnya perempuan.

Masa muda adalah masa yang berapi-api. Jomblo atau single bukan alasan untuk tidak semangat mengaji, apalagi gara-gara patah hati. Bagi para jomblo menuntut ilmu adalah pilihan yang sangat pas, daripada membahas nikah yang sangat tidak pasti bagi para jomblo.

Karena membahas sesuatu yag belum pasti itu tidak dianjurkan dalam agama, hal ini sebagaimana kaidah dalam fiqh.

من استعجل شيئا قبل أوانه عوقب بحرمانه

(Barangsiapa yang berusaha menyegerakan sesuatu yang sebelum waktunya, maka menanggung akibat tidak mendapat sesuatu itu). Oleh karena itu, bagi kalian yang masih muda dan kebutulan masih jomblo.

Tidak usah membahas jodoh yang penuh misteri, mantapkan hati untuk selalu mencari, agar mantap untuk menikah dipergantian tahun nanti. Karena perempuan yang istimewa, bukanlah mereka yang suka kasih kode untuk segera minta dihalalkan, tetapi mereka yang suka support untuk maju di masa depan dengan ilmu pengetahuan. Jadi kamu mau yang mana, menikah atau mencari ilmu terlebih dahulu? Tetapi juga jangan sampai lupa untuk menikah, karena itu adalah Sunnah Rasulullah SAW.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top