Gus Dur pernah mengundang para tokoh agama di rumahnya di Ciganjur. Selain membahas situasi yang makin panas sehubungan maraknya kerusuhan di berbagai daerah, acara itu juga dimaksudkan sebagai forum doa bersama.
Gus Dur duduk di samping Uskup Jakarta, Kardinal Darmaatmaja. Pembawa acaranya adalah Fajrul Falaakh, tokoh muda NU asal Jogjakarta. Sempat-sempatnya Gus Dur berkomentar tentang si pembawa acara.
“Ini Fajurl Falaak,” kata Gus Dur, bernada memperkenalkan kepada hadirin. “Dia ini belum kawin. Saya heran, kok dia belum kawin juga. Padahal kawin itu enak…”
Tiba-tiba Gus Dur seperti tersadar. Dia menoleh kepada Kardinal Darmaaatmaja, dengan kedua tangan bersikap minta maaf.
“Wah, sorry, Romo. Saya tidak bermaksud menyindir Romo…”
Hadirin tentu saja tertawa, karena kita tahu, pemuka agama Katolik sepanjang hidupnya tidak boleh pacaran, apalagi kawin. Tidak boleh. (Sumber: Ger-geran Bersama Gus Dur, penyunting Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan, Alvabet, 2010)