Sedang Membaca
Ahli Ibadah Bodoh dan Alim tapi Fasik
Zaim Ahya
Penulis Kolom

Tinggal di Batang. Penulis lepas, owner kedai tak selesai, dan pengajar di PonPes TPI al-Hidayah.

Ahli Ibadah Bodoh dan Alim tapi Fasik

Orang-orang pada ribut perihal keutamaan atau kemulian ahli ibadah yang bodoh dan ahli ilmu tapi fasik.

“Ayo kita buktikan” kata salah satu menantang. “Siapa takut” jawab yang lain.

Mereka sepakat, dan memilih seorang untuk melakukan uji coba.

Pertama, yang bertugas menguji ini mendatangi tempat peribadatan pada tengah malam. Didapatinya ahli ibadah yang bodoh lagi munajat kepada Tuhannya.

“Hai hambaku, telah Aku terima munajatmu, Aku ampuni pula dosamu. Pergilah, tak perlu kau beribadah lagi, dan beristirahatlah! ” kata yang bertugas menguji lantang, seraya bersembunya tanpa diketahui keberadaanya oleh ahli ibadah yang bodoh.

“Ya Tuhanku… Inilah yang aku nanti-nantikan sekian lama. Aku telah memuji, bersyukur dan menyambah-Mu sekian lama” jawab ahli ibadah, mengira itu suara dari Tuhan. Lalu ia pun keluar, melakukan kesalahan dan kufur.

Kemudian, orang yang ditugaskan menguji ini pergi ke tempat ahli ilmu tapi fasik. Didapatinya sedang menikmati minuman keras.

Setelah bersembunyi, dan yakin tak diketahui keberadaannya, seorang yang bertugas menguji itu berteriak secara lantang:

“Hai hambaku…Takutkah kepadaku, Aku Tuhanmu, Aku menutupi dosamu, tapi kau sama sekali tak malu kepadaku. Akan Aku binasakan kau.

Ahli imu yang fasik ini pun bangkit, dan melepaskan pedang dari sarungnya. “Siapa itu? Keparat! Kau tidak mengetahui Tuhanmu. Ke sini! Aku ajarkan tentang Tuhan kepadamu sekarang”

Baca juga:  Kisah-Kisah Wali (6): Pertemanan yang Mendalam Kiai As'ad, dari Mahbub Djunaidi hingga LB. Moerdani

Seorang yang bertugas menguji itu pun seketika lari.

Kisah ini di sadur dari kitab Maroqil Ubudiyyah karya Kiai Nawawi Banten, penjelas atas kitab Bidayatul Hidayah karya Imam al-Ghazali, dengan improvisasi dari penulis seperlunya.

Kisah di atas, walapun menunjukkan kemulian orang berilmu walau ia fasik, tapi bukan berarti anjuran menjadi ahli ilmu yang fasik. Dalam kitab Bidayah, Imam al-Ghazali menjelaskan bahaya menjadi ahli ilmu yang tak mengamalkan ilmunya.

Imam al-Ghazali mewanti-wanti, jangan kemudian riwayat-riwayat tentang keutamaan ahli ilmu membuat kita terperdaya oleh setan, sehingga kita lupa dengan riawayat-riwayat yang menjelaskan bahaya orang berilmu tapi tidak mengamalkannya, atau orang yang memerintahkan tak melakukan.

Dalam pembagian macam-macam pencari ilmu, al-Ghazali mengutip hadis Nabi, bahwa ada yang lebih ditakuti oleh Nabi Muhammad dari pada Dajjal, yakni ulama su’ (jelek). Dajjal jelas-jelas tujuannya menyesatkan, sedang ulama su’ melarang manusia melakukan cinta pada dunia dengan lisannya, namun ia sendiri melakukannya. Bukankah orang awam tak berani melanggar perintah Allah, namun karena dicontohkan oleh ulamanya, mereka pun berani.

Kata Imam al-Ghazali, nasehat berupa tingkah laku lebih mengena dari pada perkataan.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
2
Senang
0
Terhibur
2
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top