Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid berkunjung ke Purbalingga untuk temu dan bincang dengan Komunitas Gusdurian di Purbalingga. Putri sulung mendiang KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur itu sengaja jauh-jauh hari menjadwalkan berkunjung ke Purbalingga di tengah padatnya agenda.
Perempuan bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid itu melakukan pertemuan dengan Komunitas Gusdurian Purbalingga pada pada Rabu siang, 28 Maret 2018 di Gedung Kong Kwan dilanjutkan malam hari bertemu para tokoh agama dan masyarakat di Pendapa Dipokusumo Purbalingga.
“Menjadi Gusdurian itu santai saja, jangan terlalu serius, karena Gus Dur saja orangnya santai. Tapi jangan kehilangan prinsip-prinsip yang dulu pernah diteladankan oleh Gus Dur,” ujar Alissa usai bertemu puluhan Gusdurian Purbalingga.
Alissa menambahkan, penting bagi kita mempelajari apa yang kita lihat dari perjuangan Gus Dur namun lebih penting lagi menggunakan pelajaran itu untuk menjawab tantangan zaman di Purbalingga ini.
Selama ini di Purbalingga, beberapa warga dengan perbedaan keimanan dan latar yang sudah lama bergusdurian. Dengan berbagai nama yang terus meregenerasi hingga menemukan nama Gusdurian.
Koordinator Gusdurian Purbalingga Basyir Fadlullah merasa bahagia dengan kehadiran Alissa Wahit. “Dengan kehadiran Mbak Alissa, diharapkan yang muda-muda lebih bersemangat lagi karena kini mereka berjejaring dengan Gusdurian di daerah lain,” ungkap pengajar di Ponpes Minhajut Tholabah Bukateja, Purbalingga.
Menurut salah satu Majelis Gereka Kristen Indonesia (GKI) Purbalingga Ristontunip, kedatangan Alissa Wahid mempersatukan warga Purbalingga dari berbeda agama dan ras. “Seperti kata Gus Dur, Indonesia itu lahir karena perbedaan,” jelasnya.
Alissa berharap, Gusdurian Purbalingga semakin memperkuat gerakan dengan membuat strategi yang lebih komprehensif. “Jadi apa manfaatnya ada Gusdurian di Purbalingga itu perlu dikaji lebih dalam lalu membangun kegiatan-kegiatan yang mengajak lingkungan atau masyarakat yang lebih luas dalam kegiatan Gusdurian Purbalingga,” pungkasnya.