Sedang Membaca
Menikmati Pesona Alam dan Budaya Lombok

Mahasiswa. Instagram @rositameisti. Email rositameisti@gmail.com. Guide (virtual) Indonesia Generasi Literat

Menikmati Pesona Alam dan Budaya Lombok

Whatsapp Image 2020 08 21 At 1.43.32 Pm (1)

Pengantar: Komunitas Generasi Literat yang didirikan oleh aktivis perempuan Milastri Muzakkar menginisiasi kegiatan #MerayakanMerdekaDariRumah. Proyek ini mengajak anak muda dari berbagai daerah untuk menggali kembali dan menuliskan nilai-nilai persatuan dalam kearifan lokal di berbagai daerah di Indonesia, yang sangat penting untuk dipraktekkan di masa pandemi.  Karena itu,  mereka disebut “Guide (virtual) Indonesia”, yang mengajak para pembaca untuk berwisata ke berbagai daerah. Generasi Literat memilih cara ini untuk merayakan merdeka dari rumah sebab kegiatan ini memiliki dua kekuatan: anak muda dan kearifan lokal. Keduanya adalah modal besar yang dimiliki Indonesia sebagai bangsa yang beradab dan maju. Untuk itu, mulai Minggu, 16 Agustus 2020 hingga sepuluh hari ke depan, alif.id akan memuat karya para Guide (virtual) Indonesia Generasi Literat. Dirgahayu Republik Indonesia. Salam literasi.

Pancasila menjadi perekat semangat persatuan dalam berbangsa dan bernegara, juga pedoman bagi warga Indonesia, termasuk generasi muda calon pemimpin bangsa di masa depan. Namun, di tengah arus globalisasi yang disertai perubahan kultur secara perlahan, satu pertanyaan terus muncul, apakah kita semua mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila secara utuh dalam berinteraksi sosial, dalam keseharian?

Jawabannya, pasti bisa, dong! Ya, kita harus tetap optimis, bahwa orang-orang selalu berusaha menjadi pancasilais. Tidak mudah, namun kita bisa memulai dari hal yang paling dekat dengan kita. Tempat lahir/tinggal kita. Budaya kita. Tradisi kita. Nilai-nilai kearifan lokalnya. Saya ambil contoh Pulau Lombok. Kita bisa menyaksikan betapa eloknya alam dan budaya di Lombok, yang menjadi  wishlist para pelancong.  Bentang alam mempesona, udara bersih terhampar di seluruh bagian wilayahnya. Selamat datang di Lombok! Sekali berkunjung ke Lombok, dijamin bakal jatuh cinta.

Baca juga:  Pakar Media Sosial Nukman Luthfie Meninggal Dunia
Whatsapp Image 2020 08 21 At 1.43.33 Pm
Pantai Kuta, Lombok (Foto: Susi Ivvaty/alif.id)

Lombok adalah pulau kecil di antara gugus kepulauan yang ada di Indonesia, namun keindahannya tidak dapat dipandang sebelah mata. Memang Lombok tidak sebesar dan se-hits Bali, tapi keindahan pantainya bisa dibilang bersaing dengan Bali. Apalagi pemandangan di sekitarnya masih berselimut deretan gunung dan pematang sawah. Pokoknya di sini asri banget.

Baiklah, kita akan traveling menuju Lombok Utara. Kabupaten Lombok Utara memiliki kekayaan alam melimpah, yang berpotensi besar sebagai objek wisata, seperti air terjun, desa adat, bangunan bersejarah dan tak ketinggalan pula pantai-pantai yang eksotis.

Whatsapp Image 2020 08 21 At 1.42.54 Pm
Para pemain kesenian rudat dari Rudat Setia Budi Lombok Utara (Foto: Susi Ivvaty/alif.id)

Selain potret alam dan wisata, Lombok juga dikenal dengan tingkat religius masyarakat yang tinggi. Di sana, kita dapat menemukan masjid dengan mudah bahkan jarak antar masjid saling berdekatan. Oleh sebab itu, pulau ini memperoleh julukan, “Pulau Seribu Masjid”.

Menurut Taufan Hidjaz, seorang dosen di satu universitas di Bandung yang meneliti sejarah masjid di lombok, terdapat 3767 masjid besar dan 5184 masjid kecil yang tersebar dalam 518 desa. Berarti ada lebih dari 8000 masjid yang tersebar di pulau seluas 5435 kilometer tersebut.

Bagi kehidupan masyarakat Sasak di Lombok, masjid adalah artefak penting yang tidak bisa dipisahkan. Islam hadir dan diterima masyarakat Lombok yang tadinya memiliki kepercayaan Sak Sha yang menganut mistis-animisme. Agama Islam dianggap cocok dengan ideologi Lombok yang berarti lurus. Salah satu desa yang dikenal religius karena merupakan pintu masuknya agama Islam di Pulau Lombok adalah Desa Bayan.

Baca juga:  ​Jelang Munas Alim Ulama (3): Selintas Maulana Syeikh

Masjid Kuno Bayan dan warisan tradisi budayanya merupakan bukti penyebaran Islam yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Whatsapp Image 2020 08 21 At 1.43.33 Pm (1)
Cagar budaya Masjid Tua Bayan Beleq di Desa Bayan Lombok Utara Nusa Tenggara Barat, hanya dibuka pada hari-hari besar keagamaan (Foto: Susi Ivvaty/alif.id)

Selain religius, Lombok juga dikenal dengan masyarakatnya yang masih memegang kuat adat-istiadat warisan leluhur. Salah satunya, tradisi Maulid Adat Bayan. Ini merupakan penggabungan antara budaya Sasak dengan agama Islam yang dilaksanakan pada hari kedua setelah tanggal perayaan Maulid Nabi menurut kalender Islam 12 Rab’iul Awal atau tepatnya pada tanggal 14-15 Rabi’ul Awal.

Sasak Maulid
Satu ritual dalam acara Maulud Nabi di Desa Bayan Lombok Utara (Foto: kompasiana.com yang diakses melalui wisatadilombok.com)

Prosesi adat dimulai dengan para wanita mulai menumbuk padi dengan bambu panjang di sebuah lesung panjang yang disebut menutu. Lalu pada puncak perayaan di keesokan harinya, diadakan ritual mencuci beras atau masyarakat sasak menamai “bisoq beras”. Adapun para lelaki mengumpulkan hewan ternak seperti ayam, kambing dan sapi untuk disembelih dan diolah sebagai hidangan.

Lalu pada puncak perayaan, hidangan ditaruh di sebuah nampan atau  masyarakat sasak menyebutnya “nare” (hidangan berisi nasi dan lauk pauk) dibawa ke Masjd Kuno Bayan guna disantap secara beramai-ramai; Prosesi ini dinamakan “begibung” artinya menikmati bersama makanan yang sudah disediakan di “nare”.  Tradisi ini bertujuan sebagai wujud rasa syukur masyarakat sasak terhadap nikmat yang diperoleh selama ini.

Whatsapp Image 2020 08 21 At 1.43.32 Pm
Anak lokak (orang tua laki-laki) dan inak lokak (orang tua perempuan) mengobrol dengan putri mereka (Foto: Susi Ivvaty/alif.id)

Dari tradisi maulid nabi itu saja sudah menggambarkan bahwa masyarakat sudah menerapkan nilai-nilai pancasila loh! Seperti nuansa ketuhanan yang kental, ada kebersamaan, gotong-royong, keadilan dan persatuan tentunya. Sebagai indo tambahan, di Lombok juga memiliki keragaman bahasa daerah.  Berbeda namun tetap satu jua, pancasilais banget, kan. Tentu di suku-suku lain di daerah lain di Indonesia juga sama.

Baca juga:  Tidak Ada Hal Baru dalam Pidato Presiden Jokowi di Munas NU

Akhir kata, keindahan alam serta kearifan lokal dan budaya yang tersebar di tanah air, sudah seyogyanya kita jaga dan rawat dengan baik. Khusus generasi milenial yang umumnya gemar menjelajahi keindahan alam Indonesia; sembari menikmati dan mengagumi keindahannya, ada sisi lain yang harusnya diperhatikan dan direnungi secara mendalam. Apakah itu? dialah nilai-nilai pancasila yang bersembunyi dibalik pesona alam dan tradisi di setiap daerah di Indonesia. Selamat menikmati dan menjaga keindahan alam, serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila, guys!

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top