Siapa bilang Gus Dur tidak pernah salah paham? Namanya manusia, pasti pernah mengalami salah paham. Bedanya umumnya orang yang salah paham berujung pada kemarahan atau menjengkelkan. Kali ini kesalahpahaman Gus Dur malah jadi lucu.
Suatu ketika Gus Dur diundang untuk menjadi pembicara oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang disponsori oleh Bondan Gunawan. Sudah pasti aparat keamanan sudah mendapatkan tugas dari pemerintahan orde baru untuk membuat gagal acara atau minimum acaranya kurang lancar.
Toh acara tetap berjalan dan ceramah Gus Dur didengar banyak aktivis GMNI dan lainnya. Begitu selesai acara, Gus Dur diminta panitia untuk segera pergi meninggalkan arena acara karena ada informasi polisi akan masuk dan membubarkan acara. Gus Dur dan teman-teman semobil langsung kabur menuju Surabaya.
Namun ketika di dalam Kota Jombang, mobil Gus Dur dibuntuti dua motor gede putih milik Polri walaupun tidak membunyikan sirine.
Gus Dur dilapori sopirnya mengenai pengejaran oleh polisi dan beliau minta supaya jalan saja kalau perlu ngebut. Maka ngebutlah sopir dan polisi di belakangnya juga ikut ngebut.
Setelah berada di luar kota, kedua motor gede itu berhasil menyalip mobil Gus Dur. Motor itu berhenti setelah agak jauh menyalip lalu berhenti di tengah jalan dan menghentikan mobil Gus Dur.
Hal itu sontak membuat sopir Gus Dur mengerem mendadak untuk menghindari kecelakaan. Gus Dur pun marah besar dan membuka kaca mobil sembari menunggu kedua polisi itu mendatangi beliau.
“Ada apa?,” Gus Dur bertanya dengan nada tinggi.
“Assalamualaikum Kyai,” kata salah satu polisi,
“Ya, ini ada apa? Saya kan sudah pergi. Sana pergi kalian…,” ujar Gus Dur mencoba mencegah kedua polisi itu mendekat.
“Begini Kyai…” kata anggota polisi tersebut sesampai di kaca jendela. (Sopir dan dua penumpang mobil lainnya sudah khawatir sekali)
“Begini Kyai, mohon maaf saya tadi belum sempat salaman sama njenengan, jadi terpaksa saya mengikuti Kyai. Tolong Kyai, saya ingin salaman,” kata anggota polisi tersebut.
Kedua polisi itu pun lalu bersalaman dan mencium tangan Gus Dur. Setelah itu kedua polisi itu langsung tersenyum cengengesan karena berhasil salaman dengan Gus Dur.
Dan tentu saja Gus Dur langsung ketawa ngakak segitu mobil kembali kembali jalan.
“Ngono kuwi lo, Kang wong NU. Sudah repot-repot disuruh menjaga supaya ceramah tidak sukses, eee… ujung-ujungnya pengen salaman,” ujar Gus Dur.
Memang waktu itu aparat keamanan sering dikerahkan untuk menghalangi Gus Dur. Tapi dasarnya orang NU, kalau tugas sudah selesai ya tetap ingin cium tangan Kiai. (RM)
(Sumber: Buku Gus Durku Gus Dur Anda Gus Dur Kita, Penulis Muhammad AS Hikam, Penerbit Yrama Widya, 2013)