Ulummudin
Penulis Kolom

Mahasiswa Studi al-Qur'an dan Hadis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Perayaan Nowruz di Tengah Pandemi di Iran

Sumber Tribunnews.com

Masyarakat Iran saat ini tengah bersiap menyambut perayaan nowruz yang biasanya jatuh pada tanggal 21 Maret tiap tahunnya. Nowruz adalah festival tahun baru dalam kalender Persia yang menandai dimulainya musim semi. Perayaan ini menjadi salah satu festival tertua bangsa Persia yang masih dirayakan hingga saat ini. Oleh karenanya, UNESCO pada tahun 2009 menetapkan nowruz sebagai warisan budaya bukan benda.

Perayaan nowruz berakar dari tradisi Zoroaster sebagai agama nenek moyang bangsa Persia yang menghormati api. Maka tak heran jika masyarakat Iran biasanya menyalakan petasan, kembang api, atau api unggun dalam perayaan nowruz karena berhubungan dengan api. Api dalam kepercayaan mereka mampu mengusir roh-roh jahat.

Dalam kondisi normal, perayaan nowruz sangat meriah. Antusiasnya mirip seperti masyarakat Indonesia ketika menyambut lebaran. Pemerintah Iran pun memberlakukan libur nasional yang cukup panjang yakni selama dua minggu. Momen tersebut dimanfaatkan untuk pulang kampung oleh mereka yang bekerja di perantauan. Kota besar seperti Tehran akan sepi karena ditinggal oleh para penduduknya yang mudik.

Nowruz tidak hanya dirayakan di Iran saja, tetapi juga di negara-negara yang telah terpengaruh oleh budaya Persia seperti Afghanistan, Azerbaijan, Turki, Tajikistan, Kazakstan, Uzbekistan, dan Pakistan. Setiap negara mempunyai caranya sendiri dalam merayakan nowruz.

Baca juga:  Persenan Lebaran Anak Kita: Mau Diapakan?

Namun, secara garis besar, nowruz menjadi ajang untuk menampilkan kegiatan seni dan budaya dari masing-masing negara. Selain itu, pada saat nowruz, masyarakat juga mengenakan pakaian tradisional, memasak kuliner khas lokal, dan mengadakan perlombaan olahraga.

Di Iran sendiri, ada istilah haft sin ketika berbicara tentang nowruz. Haft sin mengacu pada tujuh jenis makanan yang disediakan selama nowruz yang semuanya dimulai dengan huruf sin. Pertama, sabzeh atau tanaman hijau yang berarti kelahiran kembali atau kesuburan. Kedua, samanu atau puding krim gandum yang melambangkan kemakmuran.

Ketiga, sib atau apel yang menyimbolkan kecantikan. Keempat, senjid atau buah lotus yang menunjukkan cinta. Kelima, sir atau bawang putih yang menandakan kesehatan. Keenam, somagh atau sejenis rempah yang berarti kemenangan atas kejahatan. Ketujuh, serkeh atau cuka sebagai simbol dari kesabaran dan kelestarian.

Namun, dalam perayaan nowruz kali ini gegap gempita yang biasanya dirasakan tidak begitu terasa. Hal ini tidak lain karena saat ini dunia masih dalam suasana pandemi termasuk Iran. Pemerintah menghimbau masyarakat Iran untuk tidak melakukan perjalanan jika tidak mendesak. Hal ini demi menekan penularan virus yang mungkin terjadi.

Sebagai gantinya, pemerintah telah bekerja sama dengan pihak radio, televisi, dan kementrian komunikasi untuk menyediakan program khusus selama nowruz untuk menghibur masyarakat. Media-media tersebut akan menyiarkan tuntunan gaya hidup, pemutaran film, dan konser online.

Baca juga:  Pesantren, Ilmu Hikmah, dan Perdukunan (2): Tradisi Ijazahan Wirid di Lingkungan Pesantren Tradisional

Kalaupun harus pergi, masyarakat harus memperhatikan kota yang menjadi tujuan apakah berstatus zona bahaya atau tidak. Pemerintah melarang untuk pergi ke kota yang berzona merah dan orange. Sementara, kota yang aman dikunjungi adalah yang berstatus hijau dan biru. Itu pun harus menerapkan protokol kesehatan selama perjalanan.

Kumpul keluarga dalam skala besar sangat tidak dianjurkan. Nowruz bisa dirayakan di rumah masing-masing tanpa mengundang yang lain. Api unggun diganti dengan lilin yang dinyalakan di halaman atau di dalam rumah. kemudian, lilin dilompati sebagai simbol mengusir kesialan.

Mereka juga dianjurkan untuk memanfaatkan teknologi dalam perayaan nowruz di era pandemi. Setiap keluarga bisa mengadakan perayaan virtual dengan melakukan vidio call dengan keluarga jauh. Mereka juga akan berkirim puisi melalui pesan suara. Teknologi tetap membantu sanak saudara supaya tetap terhubung selama pandemi ini.

Nowruz kali ini benar-benar berbeda dari biasanya. Walaupun begitu, masyarakat tetap bersiap merayakan nowruz meskipun terbatas. Walaupun vaksin secara bertahap sudah diberikan, tetapi demi keselamatan, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan.

 

 

 

 

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
1
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top