Sedang Membaca
Seperti Beribadah di Hadapan Kambing
Ulil Abshar Abdalla
Penulis Kolom

Founder Ngaji Ihya Online, aktif menulis dan ceramah tentang pemikiran keagaman. Menulis beberapa buku, antara lain Menjadi Manusia Rohani (Alif.ID). Dosen Unusia, Jakarta.

Seperti Beribadah di Hadapan Kambing

Dalam acara tahlilan untuk Haul Kiai Bisri Mustofa (ayahanda Gus Mus) kamaren sore, Sabtu 2/11, Kiai Muaz Tohir (guru saya waktu di Madrasah Mathaliul Falah, Kajen, dulu), menyampaikan mauizah hasanah yang menarik sekali.

Salah satu hal yang beliau kemukakan berkenaan dengan bagaimana kita bisa melatih diri untuk ikhlas, jujur-tanpa-pamrih dalam laku ibadah.

Kata beliau, jika kamu bisa beribadah di hadapan manusia seperti engkau beribadah di hadapan kambing, maka itulah tanda-tanda (baru tanda saja!) bahwa engkau ikhlas.

Beribadah di hadapan manusia, sangatlah mudah. Ada insentif sosial di sana. Berbuat baik di hadapan manusia bisa mendatangkan decak kagum, tepuk tangan, pujian, suit-suit ketakjuban dari orang-orang sekitar. Ini semua adalah insentif sosial yang membuat kita menjadi semangat beribadah.

Tetapi, persis di situ masalahnya: jika kita beribadah demi suit-suit dan tepuk tangan khalayak, maka kita tak lagi beribadah demi Tuhan. Kita beribadah demi “istihla’ nadzaril khalqi” (nikmatnya dilihat orang ramai; the joy of being seen by others), meminjam istilah pensyarah Ihya’, Syekh Murtada al-Zabidi (w. 1790) dalam kitab “Ithaf al-Sadat al-Muttaqin.”

Tetapi beribadah di hadapan binatang seperti kambing jelas tidak mendatangkan insentif sosial apapun. Kambing tak akan merespon apapun yang kita perbuat, baik perbuatan mulia atau jahat. Karena itu, jarang seseorang tertarik berbuat baik di hadapan segerombolan binatang, karena binatang-binatang itu toh tak akan menepuk-tangani perbuatan baik kita.

Baca juga:  Ketika Saya Menyaksikan D. Zawawi Imron Cium Tangan Remi Silado

Jika kita bisa beribadah kepada Tuhan seperti di hadapan kambing, dan tak peduli kepada komentar siapapun di sekitar (artinya: kita hanya peduli pada Tuhan saja), di situlah kerohanian kita naik kelas.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top