Sedang Membaca
Ulama Banjar (3): Tuan Guru Haji Tarus
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Ulama Banjar (3): Tuan Guru Haji Tarus

Whatsapp Image 2020 11 18 At 09.28.48

KH. Abdul Hamid, sehari-hari orang memanggil beliau Tuan Guru Haji Tarus, lahir di Amuntai pada tahun 1849 dan wafat tahun 1974 (125 tahun). Beliau adalah seorang ulama wara dan kharismatik.

Tuan Guru Haji Tarus bukan hanya dikaruniai umur panjang, tetapi juga mempunyai keturunan yang cukup banyak. Beliau mempunyai empat istri bernama Masmar, Hj. Jahrah, Hj. Kamariah, dan Hj. Sabariah. Dari isteri-isterinya itu telah lahir 14 orang anak bernama Hj. Jamilah, H. Ahmad Anwar, Riduan, H. Napiah, H. Abdullah, Hj. Atiah, Hj. Badariah, H. Abdussatar, Hj. Nor Bainah, Hj. Masriah, Hj. Huriyah, Hj. Rusdiah, Norjanah, H. Abdul karim M. Noor.

Dimasa mudanya Abdul Hamid meninggal Amuntai untuk menuntut ilmu di Darul Ulum Salafiah Mekkah Al Mukarramah selama 6 tahun. Setelah selesai beliau mengajarkan ilmu fiqih dan ilmu tauhid (ma’rifah) kepada masyarakat di Amuntai dan sekitarnya. Tidak hanya itu, dia juga mempelopori pembangunan langgar Syi’arul Muslimin yang berdiri hingga saat ini serta ikut dalam pendirian Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah. Prinsip hidupnya adalah “hidup adalah untuk beribadah”.Semua jejak langkah yang dia lakukan semasa hidupnya membuat banyak orang mengagumi pribadi beliau yang juga dekat dengan umara.

Kenangan yang tidak pernah dilupakan dari H. Baseri ini adalah pada saat kunjungan Bung Karnoke Amuntai tahun 1950. Ketika itu H. Abdul Hamid tampil menyerahkan cendera mata berupa tongkat kepada Presiden RI pertama itu. Peristiwa serupa berulang pada saat peresmian Masjid Raya Amuntai beliau pun diminta untuk menerima secara resmi penyerahan tongkat Khatib pada acara yang dihadiri ribuan umat pada waktu itu.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top