Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Kiai Maimoen, Kiai Maimun, Kiai Maemun: Beberapa Versi Nama

“KH. Maemoen Zubeir; KH. Maimun Zubeir; atau Kiai Maemoen Zubair, saya kira tak masalah. Kami golongan yang tidak begitu mempermasalahkan ejaan nama.”

Demikian jawaban Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri saat saya tanya melalui Whatsaap tentang ejaan nama ulama Jawa yang hari ini wafat di Mekkah. Pertanyaan ini bermula dari media yang menulis almarhum secara berbeda-beda.

NU Online sebagai media resmi PBNU, yang sering menjadi rujukan untuk nama ulama NU atau ejaan istilah khas menulis beliau dengan “Maimoen Zubair”, dengan ejaan lama pada bunyi “U”.

Sementara Kompas.com menulis “Maimun”, Maimun Zubair, dengan ejaan yang telah diperbarui. “Tokoh NU KH Maimun Zubair Meninggal Dunia,” tulis Kompas.com di judul. Tirto.ID juga menulis demikian.

Apa yang ditulis Kompas dan Tirto sama dengan yang dituliskan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan duka cita di akun Twitter-nya:

“Sorban hijau ini dikalungkan sendiri oleh Kiai Haji Maimun Zubair. Hari ini, sang empunya sorban wafat di Makkah. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun,” tulisanya.

Namun saat menulis panggilan populer pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang ini, Jokowi menulis “Mbah Moen”, memakai ejaan lama pada bunyi “U”.

“Semoga Allah SWT memberi Mbah Moen tempat yang lapang di sisiNya, dan segenap keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran. Amin,” katanya, sejam lalu. Sampai artikel ini ditulis cuitan presiden ini telah disukai lebih dari 10 ribu, dicuit ulang lebih dari 3000, dan dikomentari lebih dari 300. CCNIndonesia.com juga menulis “Maimun”, namun saat menulis judul mereka memakai “Mbah Moen”.

Baca juga:  Obituari: Ayip Abbas, Teladan Kedewasaan Beragama

Beberapa kerabat dan narasumber yang saya anggap dekat dengan almrhum juga memberi keterangan yang berbeda.

Kiai Hilmy Muhammad dari Pesantren Krapyak Jogjakarta bahkan menulis berbeda, “Maemun Zubair.” Penekanannya bukan pada huruf “U”, tapi pada “Mae”.

“Maemun Zubair yang tertulis, kalau tidak keliru di pintu ndalem beliau,” katanya, memberikan argumen.

Sementara Ienas Tsuroiya menulis dengan “Maimoen”. Dia merujuk pada nama belakang putra almarhum yang menjadi Wakil Gubernur Jawa Tengah: Taj Yasin Maimoen. Nama belakang Gus Ghofur juga sama: Abdul Ghofur Maimoen.

“Maimoen,” kata Gus Ghofur sebagaimana disampaikan kerabatnya, Diana Jirjis.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top