Sedang Membaca
Nabi Muhammad dalam Pandangan Hart dan Karen Amstrong
Rudi Ahmad Suryadi
Penulis Kolom

Dosen di Maleber Karangtengah Cianjur.

Nabi Muhammad dalam Pandangan Hart dan Karen Amstrong

Gua Hira, Tempat Nyepi Nabi Muhammad S.a.w

Nabi Muhammad Saw adalah rasul terakhir sekaligus penutup semua kerasulan. Tidak ada lagi rasul setelahnya (khatim al-anbiya wa al-mursalin). Beliau dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiulawal tahun Gajah, bertepatan dengan penyerangan pasukan Abrahah terhadap Ka’bah.

Namanya sangat mulia. Perangainya menjadi contoh. Akhlaknya sesuai dengan waktu yang diturunkan kepada-Nya, kana khuluquhu al-Qur’an. Beliau sebaik-baiknya manusia dan menjadi contoh bagi umatnya. Hampir di setiap penjuru dunia, banyak muslim yang memperingati hari lahirnya, termasuk di Indonesia.

Tentangnya, bukan hanya dibahas oleh para sarjana muslim. Pemikir Barat pun turut meramaikan pembahasan tentang dirinya. Tak heran, salah satu penulis yaitu Michael H Hart pernah merilis buku yang terkenal, yaitu The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History. Penulis buku ini lahir tahun 1932. Dia merupakan astrofisikawan Amerika, penulis, sejarawan dan peneliti. Sejak 1978, ia telah menerbitkan lima buku. Buku yang paling popuer dan banyak tercetak adalah The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History.  

Buku ini cukup terkenal ketika menempatkan Nabi Muhammad Saw pada urutan pertama dibandingkan tokoh lainnya. Buku pertama Hart ini  telah terjual lebih dari 500.000 eksemplar dan telah diterjemahkan ke banyak bahasa. Orang pertama dalam daftar Hart adalah Muhammad Saw, dipilih daripada Yesus atau Musa. Dia mengaitkan ini dengan fakta bahwa Muhammad sangat sukses baik dalam bidang agama maupun keduniaan. Juga mengakui jasa Muhammad atas perkembangan Islam, yang jauh lebih berpengaruh daripada kontribusi Yesus bagi perkembangan Kekristenan.

Baca juga:  Ulama Banjar (35): H. Baderi

Fenomena ini menggambarkan bagaimana ilmuwan Barat memberikan ulasan yang teliti terhadap sosok Nabi Saw. Bahkan yang paling fenomenal adalah pengurutannya terhadap Nabi Saw sebagai rangking pertama di antara 100 tokoh yang ditulisnya.

Buku ini terdiri dari 100 entri serta lampiran dari Honorable Mention. Setiap entri adalah biografi singkat orang tersebut, diikuti oleh pemikiran Hart tentang bagaimana orang ini berpengaruh dan mengubah jalannya sejarah manusia. Dia memberi penghargaan tambahan untuk kepentingan orang-orang yang tindakannya menurut Hart tidak biasa, tidak mungkin, atau mendahului waktu mereka dibandingkan dengan jalur sejarah yang diduga seandainya orang ini tidak hidup.

Hart menganalisis banyak pendiri dan pembentuk agama termasuk yang paling berpengaruh dalam pandangannya. Ia memandang pendiri dan pembentuk agama itu mampu mewujudkan manusia dengan kuat dalam jangka waktu yang lama. Nabi Saw ditempatkan sebagai orang pertama. Ia menegaskan bahwa Nabi Saq sangat sukses dalam penguatan agama dan kehidupan keduniaan, menyatukan Arab dan meluasnya Islam serta kekhalifahannya setelah beliau wafat. Baginya, Nabi Saw memiliki peran strategis dalam kepribadian yang luar biasa untuk perkembangan Islam. Berbeda dengan perkembangan Kekristenan. Ia memandang ada pengaruh yang terbagi antara ajaran awal Yesus dengan Rasul Paulus.

Seperti diberitakan Jonathan Fellner (1988), Presiden Mesir, Husni Mubarok, pernah memberikan penghargaan kepada penulis buku ini.  Ia mencatat:

Baca juga:  Hikayat Walisongo (3): Sunan Giri, Pelopor Pendidikan Pesantren dan Inspirator Moderasi

Mesir akan menghormati Michael H. Hart, seorang profesor astronomi Anne Arundel Community College yang mengejutkan komunitas ilmiah di tahun 70-an dengan mempertanyakan keberadaan makhluk luar angkasa. Ini suatu prestasi yang tidak ada hubungannya dengan bintang-bintang. Mr Hart, yang juga telah mendapat pengakuan sebagai sejarawan yang akan dihormati hari Minggu di Kairo oleh Presiden Mesir Hosni Mubarak untuk menyebut Muhammad, pendiri Islam, agama yang paling banyak diikuti kedua di dunia, sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah.

Tidak hanya dari Jonathan Fellner, eksistensi buku yang cukup mengguncang dunia ini juga dikomentari oleh beberapa jurnal dan pakar.

Buku yang populer lagi di kalangan Barat adalah karya Karen Amstrong. Ia menuturkan sosok Nabi Muhammad Saw dalam rangkaian perjalanan hidupnya. Buku ini layaknya bacaan tentang sirah nabawiyah yang pernah ditulis oleh beberapa sarjana muslim. Namun, sarjana perempuan asal Wildmoor, Inggris tahun 1944 ini, memiliki pandangan kritis terhadap jalinan sirah Nabi Muhammad Saw. Pada tahujn 1991 ia menulis buku Muhammad: A Biography of the Prophet, diterbitkan di London.

Terkait dengan bukunya ini, ia menuturkan:

Muhammad lahir pada tahun 570 M. Selama enam puluh tahun berikutnya, ia membangun komunitas spiritual yang berkembang dan meletakkan dasar-dasar agama yang telah mengubah jalannya sejarah dunia. Ada lebih banyak data historis yang tersedia tentang hidupnya daripada pendiri agama besar lainnya, namun, khususnya di Barat, kisahnya secara konsisten disalahpahami.

Baca juga:  Ulama Banjar (192): Prof. Dr. H. M. Gazali, M.Ag

Amstrong melihat ada kesalahpahaman orang Barat tentang sosok ini. Padahal, sosok Muhammad berhasil membangun umat dengan nuansa spiritual yang berkembang pesat sekaligus mengubah sejarah dunia.

Buku ini ia tulis dalam pendekatan sejarah agama. Dalam beberapa bab pembahasannya, Amstrong mencoba membandingkan kondisi tertentu Nabi Muhammad Saw dalam menyampaikan misi kerasulan dengan kondisi yang dihadapi oleh Yesus, juga pembawa agama lain. Pendekatan historiograf yang digunakan olehnya menuju pada beberapa peristiwa unik. Apa yang dituturkan dalam setiap bab diwarnai dengan informasi Muhammad Saw yang sosok ini berbeda dengan yang lainnya. Amstrong seolah ingin menampilkan sosok Muhammad Saw yang punya karakteristik khusus dalam setiap fase kehidupannya dalam membangun komunitas sosial dan perkembangan agama Islam.

Dua buku ini, baik karya Hart maupun Amstrong, termasuk penulis yang ingin menampilan objektivitas dalam memaparkan sosok Muhammad Saw. Sementara, tidak menutup kemungkinan, pemikir lain memandang Muhammad Saw dengan nada merendahkan seiring dengan persepsi tentang Islamopobia. Buku yang lahir dari pemikir Barat, tentu bisa memunculkan kontroversi. Namun, setidaknya dua buku ini bisa menjadi referensi penting dan objektif dalam memuturkan tokoh agama Islam. Wallahu A’lam.

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top