Sedang Membaca
Prestasi Seniman Irak dan Arsitek Bangladesh
Avatar
Penulis Kolom

Jurnalis senior, desainer. Tinggal di Depok

Prestasi Seniman Irak dan Arsitek Bangladesh

Seniman Irak Mehdi Moutashar dan arsitek Marina Tabassum dari Dhaka, Bangladesh memenangi penghargaan Art Jameel Prize kelima. Keduanya diberikan penghargaan pada upacara malam di Victoria and Albert Museum (V & A) pada hari Rabu, pekan lalu, di London.

Art Jameel, penghargaan dua tahunan ini, mengganjar hadiah seni internasional dengan £ 25.000 untuk seniman dan desainer kontemporer yang terinspirasi oleh tradisi Islam.

Moutashar menerima penghargaan atas karya yang berani dan minimalis yang berakar pada geometri Islam. Sedangkan Tabassum diberikan kemenangan atas atas visinya untuk Baitur Rouf yang dibangun pada 2012 di Dhaka, Bangladesh.

Moutashar dan Tabassum dinilai membuat karya yang berkualitas dan luar biasa relevan terhadap kondisi kontemporer. Dan tidak lupa, karya mereka telah menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang budaya dari mana mereka datang, yakni tradisi Islam.

Tristram Hunt, ketua dewan juri, mengatakan bahwa penghargaan edisi tahun ini sangat sulit memilih pemenang. Tapi akhirnya jatuh ke tangan seniman asal Irak dan Bangladesh ini.

Moutashar meninggalkan Irak pada akhir 1960-an dan kini menetap di Paris, di mana ia menemukan bentuk-bentuk minimalis, termasuk abstraksi geometrik. Ia telah mengembangkan ide-ide, mengintegrasikannya dengan tradisi Islam dari tanah kelahirannya untuk menciptakan karya kuat dan memiliki kedalaman serta kecerdasan.

Sedangkan Tabassum adalah seorang arsitek yang berbasis di Dhaka, Bangladesh. Masjid Bait ur Rouf mengacu pada arsitektur Islam Abad Pertengahan dan bagian dari tradisi bangunan Bengal.

Karya Tabassum adalah keajaiban dalam gaya geometri, abstrak, cahaya, udara, dan air. Masjid, oleh Tabassum, dijadikan ruang kontemplatif yang sempur baik dari sisi histori, fungsi ataupun seni. Fungsinya menjawab kebutuhan masyarakat setempat, dengan komposisi bahan-bahan lokal dan teknik kontemporer, responsif terhadap lingkungan dan sejarahnya.

Baca juga:  “Taksu Ubud” Geliat Seniman dan Budayawan Ubud di Masa Pandemi

Bangunan ini menempatkan Marina sebagai arsitek kontemporer dengan wawasan dengan imajinasi yang luar biasa.

Laman Gulf News melansir bahwa Pameran karya oleh pemenang dan enam artis terpilih lainnya akan melakukan tur ke Jameel Arts Centre di Jaddaf, mulai 11 November 2018. Pemenangnya diputuskan oleh dewan juri yang diketuai Tristram Hunt, Direktur V & A.

Juri penghargaan bergengsi ini terdiri dari Salah Hassan, Profesor dan Direktur Institute for Comparative Modernities di Cornell University, New York, Tanya Harrod seorang sejarawan desain, Paynter yang Direktur Program di Museum of Contemporary Art di Toronto dan seniman Ghulam Mohammad, yang menjadi pemenang Hadiah 4 Jameel.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top