Sedang Membaca
Kisah Sufi Unik (18): Abdullah al-Jalla’ Minta Dihibahkan untuk Allah
Mukhammad Lutfi
Penulis Kolom

Alumnus Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kisah Sufi Unik (18): Abdullah al-Jalla’ Minta Dihibahkan untuk Allah

Mohamed Nohassi Adtmgrdx28w Unsplash

Abdullah al-Jalla’, nama lengkapnya Ahmad bin Yahya. Ihwal kesufiannya beberapa ulama sufi berpendapat bahwa di dunia ini hanya ada tiga imam sufi: Imam Junaid di Baghdad, Abu Usman Naisabur, dan Abdullah al-Jalla’ di Syam. Iya, Abdullah al-Jalla’ termasuk dalam tiga imam besar sufi, penduduk asli Baghdad namun menetap di Ramlah. Letak Ramlah ada di kawasan Syam–meliputi Suriah, Palestina, Lebanon, dan Yordania. Letak Ramlah tepatnya ada di Palestina, berjarak 18 mil dari al-Quds.

Abdullah al-Jalla’ hidup sezaman dengan Abu Turan al-Nakhsyabi, Dzun Nun al-Misri. Ia dikenal dengan kepribadiannya yang alim dan wara’. Dalam Siyar al-Nubala’ tercatat tahun wafatnya sekitar 306 Hijriyah.

Pernah suatu ketika Abdullah al-Jalla’ ditanyai tentang apa itu kefakiran? Mendengar pertanyaan itu Abdullah al-Jalla’ terdiam dan lantas meninggalkan penanya diam mematung. Tak lama kemudian Abdullah al-Jalla’ datang kembali, ia lalu memberi jawaban kepada si penanya, “Tahukah engkau, saat engkau tanya tadi, aku memiliki uang empat dirham, aku malu mendengar pertanyaanmu tentang kefakiran, aku pun lantas keluar dan menyedekahkan empat dirham itu kepada orang-orang fakir.”

Pada kisah yang lain, suatu ketika Abdullah al-Jalla’ ke Madinah menziarahi Kanjeng Nabi. Sampai di Madinah ia kehabisan bekal dan mengalami kelelahan. Abdullah al-Jalla’ lalu ketiduran dan mimpi bertemu Kanjeng Nabi, “Ya Rasulullah, aku ini tamumu, aku lapar sekali,” keluh Abdullah al-Jalla’ kepada Kanjeng Nabi dalam mimpinya. Mendengar keluhan itu, Kanjeng Nabi lalu menyuguhkan roti kepada Abdullah al-Jalla’, ia pun memakan setengahnya. Tak begitu lama Abdullah al-Jalla’ terbangun dalam tidurnya dan ia mendapati separuh roti yang belum dimakan ada dalam genggamannya.

Baca juga:  Allah, Rahim, dan Kasih Sayang

Pada kisah yang lain Abdullah al-Jalla’ pernah meminta orang tuanya untuk menghibahkan dirinya –Abdullah al-Jalla’– kepada Allah. Begini kisahnya;

Suatu ketika Abdullah al-Jalla’ berkata kepada ibu bapaknya, “Aku ingin ibu dan bapak menghibahkanku kepada Allah,” pinta Abdullah al-Jalla’ kepada ibu bapaknya. Mendengar permintaan sang anak, akhirnya ibu dan bapak dari Abdullah al-Jalla’ mengiyakan permintaan itu, “Baiklah mulai sekarang kami menghibahkanmu kepada Allah,” ucap kedua orang tua Abdullah al-Jalla’.

Abdullah al-Jalla’ lantas memohon izin untuk mengembara, ia pun bergelut dalam dunia sufi dan sibuk dalam ketaatan dan mujahadah. Entah berapa lama Abdullah al-Jalla’ mengembara tidak diceritakan. Singkat cerita di malam hari ia kembali ke rumah orang tuanya, malam itu hujan mengguyur begitu lebatnya. Abdullah al-Jalla’ lalu mengetuk pintu. Dari dalam rumah terdengar suara, sepertinya orang tuanya “Siapa itu?” tanya orang tuanya, “Aku anak kalian,” jawab Abdullah al-Jalla’.

Mendengar jawaban itu kedua orang tuanya lantas berkata, “Dulu kami punya anak, namun telah kami hibahkan kepada Allah, dan kami adalah orang Arab yang tidak akan mengambil kembali sesuatu yang telah kami hibahkan.” Kedua orang tuanya pun tidak membukakan pintu.

Berikut ini kalimat nasihat dari Abdullah al-Jalla’;

إِهْتِمَامُكَ بِالرِّزْقِ يُزَيِّلُكَ عَنِ الحَقِّ، وَيُفْقِرُكَ إِلَى الخَلْقِ

Baca juga:  Kisah Sufi Unik (47): Ma'ruf al-Karkhi Menyuapi Anjing

“Ihtimaamuka bi al-rizqi yuzayyiluka ‘ani-l-haqqi, wa yufqiruka ila-l-kholqi”

“Fokus perhatianmu pada rizki dapat mengalihkan pandanganmu dari al-Haq (Allah), dan membuatmu butuh kepada makhluk.”

Wallahu A’lam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top