Sedang Membaca
Habib Quraish Shihab: Hati Nurani Tidak Selalu Benar!
Muhammad Khozin
Penulis Kolom

Alumni S1 Hukum Keluarga Islam UIN Walisongo Semarang, sekarang sedang bekerja sebagai asisten di Perpustakaan.

Habib Quraish Shihab: Hati Nurani Tidak Selalu Benar!

Baha

Ada sebuah fase saat orang-orang mulai sadar akan pentingnya mengenal diri sendiri dan mulai menyelam ke dalam diri dengan beragam cara dan upaya. Dalam banyak pembicaraan, usaha mengenal diri ini biasa disebut dengan istilah mencari jati diri. 

Salah satu ungkapan terkenal menjadi motivasi dan pegangan bagi orang-orang yang galau karena merasa dirinya disorientasi. Ungkapan tersebut yaitu man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu (Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya).

Makna dari ungkapan tersebut ialah mengenal diri menjadi kunci untuk  mengenal dan memahami Tuhan. Contoh sederhananya, jika seseorang mengenal kelemahan-kelemahan dirinya, maka ia juga akan sadar bahwa kelemahan-kelemahan itu tidak ada pada Tuhan yang maha sempurna.

Manfaat dari mengenal diri banyak sekali. misalnya menjadikan diri optimis dan percaya diri. Juga menjadikan diri lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang kurang baik bagi diri dan lingkungan. Mana yang membawa mudarat dan mana yang lebih membawa kemaslahatan umum.

Akan tetapi, dalam proses itu banyak yang merasa kesulitan dan tidak sedikit yang mengalami kebingungan di dalamnya. Salah satunya pada bagian mendengar hati nurani yang dianggap ketika mendengarnya, kita akan mendapat kejujuran, kebaikan, serta kebenaran yang membawa manfaat.

Baca juga:  Pendidikan Pesantren (3): Corak Pendidikan Pesantren

Sementara pada kenyataannya, ada sebagian orang yang bertindak dengan mengatatasnamakan hati nurani tapi hasilnya malah tidak baik dan merugikan, baik bagi dirinya maupun orang lain. Atau ada seorang yang menjadi egois dan arogan karena menurutnya yang dilakukannya sudah menurut apa kata hati nuraninya dan beranggapan bahwa hal itu benar.

Terkait hal ini, Habib Quraish Shihab pernah memberikan penjelasannya dalam sebuah acara yang dipandu oleh putrinya, Najwa Shihab. Dalam pembahasan tersebut, Habib Quraish berkata bahwa hati nurani itu tidak selalu benar. Karena hati nurani itu terbentuk oleh lingkungan, budaya, dan pengetahuan. Jika isi hati nurani keliru maka bisikan hatinya bisa menjadi keliru.

Maka yang membentuk atau mengisi hati nurani tersebut akan mempengaruhi hasil. Jika seseorang bertanya pada hati nurani yang dibentuk dari berbagai sumber dan latar belakang yang tidak baik, maka hasilnya akan tidak baik. Sebaliknya, jika hati nurani berisikan atau dibentuk dari sumber yang baik maka hasilnya pun adalah kebaikan. 

Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an itu lebih lanjut menerangkan, jika ingin jawaban-jawaban yang kita tanyakan pada hati nurani itu baik dan benar, maka hati nurani haruslah dibentuk dan diisi dengan cahaya ilahi. Sederhananya, hati nurani haruslah diisi dengan sumber-sumber kebaikan. Habib Quraish menegaskan: “Dan sumber dari segala sumber adalah Al-Qur’an.”

Baca juga:  Solusi agar Terhindar dari Modus Operandi dan Politik Kebencian

Hati nurani yang telah terbentuk dan telah terisi dengan baiklah yang bisa ditanyai dan jawabannya dapat dijadikan pegangan. Hati nurani yang demikian adalah seperti yang telah dikatakan oleh sabda Nabi Saw ‘istafti qalbak’ (mintalah fatwa pada hatimu). Jadi hati nurani yang dimaksud Nabi adalah hati nurani yang telah dibentuk dengan sumber yang benar.

Lalu bagaimanakah caranya membentuk hati nurani dengan sumber-sumber yang baik, yaitu utamanya dengan Al-Qur’an? Habib Quraish dengan singkat menjelaskan, bahwa cara mudah untuk membentuk hati nurani yang baik adalah dengan terus mengaji. 

Pada kesempatan itu juga hadir Gus Baha. Ia sedikit menambahkan: “Karena dengan terus mengaji dapat menambah takwa dan memudahkan seseorang membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Gus Baha mengutip ayat 29 Al-Qur’an surah Al-Anfal: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu.”

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top